Eps 3

873 88 0
                                    

Shani masih menatap tak percaya saat ini melihat Ara ada didepannya ditempat tak terduga ini tadi karena bosan diapartementnya ia memilih mencari makan siang disini

Sedangkan Ara ia sama sekali tak percaya dengan pertemuan mereka ini terlebih lagi tidak menduga akan bertemu dengan Shani diwarung gado gado yang kecil ini

" kok bisa disini ci...." tanya Ara

" loh...emangnya kenapa....aku gak boleh kesini " terdengar kekehan diakhir kalimat yang Shani katakan

" eh bukan gitu....cuman agak aneh aja orang sesempurna ci shani mau makan dipinggir jalan gini " ucap Ara yang lagi lagi membuat Shani tersenyum bahkan tersipu malu mendengarnya

" ara....ara....ya kan aku manusia biasa raa...lagian kesempurnaan itu cuman punya tuhan " kekeh Shani yang berhasil membuat Ara jadi salah tingkah berpikir demikian

" oh iya soal kemarin....aku banyak terima kasih....kalau gak ada kamu gak tau deh jadinya bakal gimana " ucap Shani lagi

"gak papa kok ci....lagian siapapun itu pasti akan berbuat hal yang sama....ya udah ci mau mesen dulu ya....pulangnya hati hati " ucap Ara seraya menunjuk dahi Shani yang ditutupi perban kecil karena terluka akibat kecelakaan semalam

" makananmu biar aku yang bayar... untuk ucapan terima kasih " ucap Shani lantas segera mengeluarkan uang 100 ribu sekembar

" eh gak usah ci...." terlambat karena Shani sudah memberikan uang itu kepada pemilik warung

" mas ini uang bayaran punyak mbak ini ya....pokoknya harus habisin uang ini " ucap Shani yang diangguki senang mang Asep pemilik warung tersebut tentunya

" udah raa....gak papa...ya udah aku pulang duluan ya " ucap Shani hendak pergi namun ia menoleh kembali menatap Ara ingin memeriksa sesuatu

" kenapa ci " tanya Ara karena Shani yang tidak jadi pergi

" emmm raaa...kamu masih make gelang tim k3 kita " tanya Shani tib tiba membuat Ara terdiam sejenak lalu tersenyum kemudian menarik lengan jaketnya yang dikenakannya memperlihatkan sebuah gelang milik tim k3 dulu yang dibuat khusus

"masih ci...buat kenang kenangan aja " ucap Ara tersengum yang diangguki oleh Shani yang kini semakin yakin akan satu hal

" ya udah....raaa aku balik ya " ucap Shani lantas melangkah pergi memasuki sebuah mobil bersama sopir yang sudah menunggunya

Ara hanya menatap kepergian Shani dengan bingung karena menanyakan gelang tim mereka dulu tiba tiba akhirnya mang Asep menegurnya dan membuatnya tersadar

" neng ini gimana...jadi buat berapa porsi " ucap mang Asep

" satu aja lah bang...sisa uangnya bungkusin gado gado juga buat teman kerjaku dikafe " jelas Ara yang diangguki mang Asep yang lantas segera membuat pesanan Ara

Ara baru tiba dikafe ia segera mengganti bajunya mengenakan setelan khusus karyawan kafe

" guys ini ada gado gado buat kalian " ucap Ara menyerah sekantong besar yang didalamnya terdapat beberapa porsi gado gado pada rekan rekannya yang sedang bersantai diruang istirahat karena kini sedang jam makan siang

" wihhh...banyak duit loe raa " senang salah satu pria yang langsung mengambil satu untuknya

" tau nih tumben amat.....abis menang slot ya " ucap rekannya lagi yang lain yang membuat Ara memutar matanya malas

" gila ya loe pada .... tadi gue ditraktir sama temen aja udah ah " Ara lantas segera keluar menuju kafe dan segera membukanya kembali seraya merapikan beberapa kursi dan meja bekas pelanggan mereka tadi

Ara sedang sibuk melayani pembeli yang mengantri dikasir

" latte extra sugar nya mba satu yang large ya " ucap seorang pria

" latte extra sugar large satu....ditunggu ya mas " ucap Ara dengan cepat menyelesaikan pembayaran

" loh mba....mba ara kan " ucap pria itu yang membuat Ara menatapnya bingung karena ia tidak mengenali pria ini yang tahu namanya

" iya mas.....ada apa ya " ucap Ara meski bingung namun ia tetap bersikap sopan

" ini saya mba...kita papasan di rumah sakit waktu saya nyari adik saya yang lagi kecelakaan....mba temennya shani kan " ucapnya lagi mau tidak mau Ara mengangguk karena tidak mungkin ia mengatakan dirinya tidak kenal dengan Shani atau bilang mereka tidak berteman

Ara seketika teringat akan wajah pria itu adalah pria yang menjenguk Shani saat itu

" saya kakak shani....untung ketemu mba disini saya mau mengucapkan terima kasih udah nolongin adik saya...kenalin hendri  " ucap pria itu memperkenalkan diri yang ternyata adalah Hendri

" ohhh iya kak gak papa...sama sama " jawab Ara seketika prasangka awalnya yang mengira jika pria yang menemui Shani itu adalah pacarnya ternyata ia salah

" ekhemmm...kak hendri kenal sama dia " tanya seorang wanita yang sejak tadi tanpa sengaja memperhatikan interaksi keduanya

" iya mir....dia yang nyelamatin shani kemarin " ucap Hendri

" emangnya ci shani kenapa....dia baik baik aja kan " tanya wanita itu lagi yakni Mira sepupu Hendri dan juga pemilik kafe tempat Ara kerja sekaligus bosnya

" kemarin kecelakaan kecil tapi dia baik baik aja kok sekarang " ucap Hendri sedangkan Ara membiarkan keduanya untuk bicara dan ia memilih untuk melayani pembeli lain yang mengantri

" syukurlah kalau gitu " ucap Mira lalu menatap Ara yang sedang sibuk melayani pembeli

" raa bisa kita bicara sebentar....ini penting soal cabang yang mau buka diarea pik " ucap Mira yang diangguki Ara

Kini ia sedang diruangan Mira namun ia sedikit bingung karena ternyata Hendri juga ikut bersama mereka

" jadi gini raaa....kamu ingatkan soal rencana saya yang mau buka cabang disana " tanya Mira lagi yang diangguki Ara

" iya bos....kan bos sendiri yang bilang sama kami semua " ucap Ara mencoba fokus dengan perkataan Mira meski kehadiran Hendri sedikit menganggunya

" bangunan yang tepat dan bagus sudah saya temukan...dan semua diurus oleh hendri dia sepupu saya....." jelas Mira seketika membuat Ara terkejut dengan fakta yang baru saja ia ketahui jika Mira bosnya itu sepupu Hendri maka juga sepupu dari Shani

" iy...iya bos sayang senang jika semuanya lancar...tapi kenapa bos harus membicarakan hal ini secara pribadi pada saya " tanya Ara yang membuat Mira tersenyum

" araaa...kamu itu karayawan yang paling saya percaya belum lagi kamu yang paling senior disini bahkan sudah kerja dengan saya hampir dua tahun ini bersamaan dengan peresmian kafe ini " jelas Mira yang masih coba dicerna oleh Ara maksud dari perkataan bosnya itu yang mengenang masa kerjanya

" dan lagi kamu yang paling bagus kerjanya....meski harus barengan dengan kuliahmu....tapi kamu tetap berusaha disiplin....maka dari itu aku memutuskan untuk mengangkatmu jadi manejer dikafe yang akan segera buka dipik " jelas Mira akhirnya mengatakan tujuan ingin bicara dengan Ara

" bos....tap...tapi ini terlalu berlebihan maksudku bos bisa cari orang yang lebih berkompeten atau yang memang punya pengalaman dibidang itu...lagipula saya masih seorang mahasiswa bos " Ara tentu saja senang mendengar ia akan diangkat jadi manejer tapi disatu sisi ia juga tidak ingin mengambil hal yang kiranya tidak bisa ia tangani kedepannya

" justru itu raaa kamu orang yang tepat....aku harap kamu mau menerima ini raa....aku sangat mohon " ucap Mira kini ia berbicara dengan santai dengan Ara manandakan ia benar benar ingin Ara menerima untuk jadi manejer

" dan hendri yang akan menjadi penanggung jawab disana karena gedung itu miliknya dan didesain olehnya...jadi kalian akan sering sering berkerja sama " tambah Mira lagi seketika membuat Ara menatap Hendri dengan ragu

Seketika ia menerima uluran tangan dari pria itu sambil tersenyum memandanginya

" semoga kita akur dan bisa berkerja sama " ucap Hendri mau tidak mau Ara berjabatan dengan Hendri sebagai bentuk persetujuan lagipula apa ia punya pilihan untuk menolak terlebih lagi karena Mira yang selama ini begitu baik dan berjasa padanya maka dari itu berharap padanya untuk  menerima diangkat jadi manejer

BE MINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang