20. The First Day I was Yours

39 6 0
                                    

Bumantara terbentang luas dengan semburat kekuningan dari ufuk timur yang kian meninggi itu, menyambut awal hari yang selalu dielukan banyak harapan akan berlalu baik.

Kelas pertama pagi ini hanya seutas harapan palsu. Akhirnya, Aretha dan Ifani di antara mahasiswa IBM lain memutuskan untuk mengisi ruang perpustakaan Aratula. Menurut informasi akan ada kelas selanjutnya, jadi mereka memilih menunggu di gedung fakultas alih-alih pulang.

Meja kayu dengan nuansa abstrak di sudut perpustakaan menjadi tempat pilihan kedua gadis itu.

"Lo sama Arkein pacaran, ya?" Sudah sedari tadi menahan diri, akhirnya Ifani melayangkan kalimat tanya itu pada gadis di sampingnya yang nyaris berdiri untuk memilih buku.

Aretha kembali duduk. "Kok lo tiba-tiba nanyain itu?" tanyanya heran, dari mana gadis itu mengetahui tentang hubungannya dengan Arkein?

Ifani tak menjawab melainkan membuka ponselnya lalu menunjukkan layar monitor gawai itu yang memperlihatkan cerita Wh*tsApp Arkein pada Aretha.

Ifani tak menjawab melainkan membuka ponselnya lalu menunjukkan layar monitor gawai itu yang memperlihatkan cerita Wh*tsApp Arkein pada Aretha

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Entah karena terlalu bahagia atau bagaimana Aretha tidur terlalu cepat malam kemarin. Paginya ia juga tak sempat membuka ponsel karena sudah nyaris telat, gadis itu terlalu lelap dalam tidurnya.

Bibir bawah miliknya Aretha gigit kuat untuk menahan rasa gugup, ia tak menyangka Arkein akan mempublikasikan hubungan mereka secepat ini.

"Kok gak cerita ke gue? Parah banget lo!" keluh Ifani dengan raut mencebik.

Aretha tersenyum tak enak hati. "Bukan gitu, Fan. Ya, lo tau kan hubungan gue sama Arkein sebenarnya apa. Orang-orang ngeliat kami sebagai saudara."

"Iya, sih. Tapi sebenarnya dari awal gue udah curiga." Gadis itu menjeda sembari merapatkan posisi kursinya dengan milik Aretha, agar bicara mereka tak terdengar oleh insan lain.

"Bukannya melebih-lebihkan, ya, karena gue udah kenal Kein dari lama jadi gue tau dia gak pernah sebegitu tertariknya dengan cewek-cewek lain. Lo liat aja, bahkan yang secantik Grazela sama dia dianggurin. Gue sempat ngira dia gak naksir cewek, tau!"

"Tapi ketika pertama kali ketemu lo, di hari pertama aja kalian udah seakrab itu. Gue kira Kein sekadar seneng karena bakalan punya adik perempuan. Eh, tau-taunya sekarang kalian udah pacaran, aja. Dan cuma lo satu-satunya cewek yang di-follow akun Inst*gram Kein, gue aja gak di-follback," sambungnya.

Kekehan geli Aretha suarakan dengan pelan. "iya gue sama Arkein pacaran, tapi jangan bilang siapa-siapa terutama Papa sama Mama, apa lagi Kak Kay?"

"Iya, amann. Meskipun kedengeran ilegal tapi gue dukung kalian berdua, kok," gurau Ifani sembari terkekeh singkat.

"Ilegal? Lo kira apaan?" gadis itu menanggapi candaan Ifani. "Yaudah, gue mau cari buku dulu." Lantas Aretha hendak beranjak dari duduknya untuk mencari buku di rak perpustakaan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 22 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ARCANETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang