Amora kembali dari dapur setelah menuang nasi goreng yang baru dipesan. Ia duduk di sofa sambil menyerahkan piring berisi nasi goreng kepada Denaya. Kemudian membuka mulut untuk menerima suapan dari Denaya.
"Udah gede, masih aja minta suapin." Walaupun mengomel tapi Denaya terus menyuapi Amora.
Denaya dititipi oleh Arumi untuk menjaga Amora dan Chesa, karena Arumi sedang ada urusan dengan penanggung jawab asrama. Pamela sedang berbelanja, Ambar kerja kelompok, sedangkan Ashel tidak tahu keluar kemana.
Amora yang bangun tidur itu langsung lapar, menuju kamar Denaya. Meminta di masakkan sesuatu. Tetapi karena Denaya tidak pandai memasak, ia memesankan nasi goreng untuk Amora dan Chesa makan. Untuk Chesa, gadis itu sepertinya masih tertidur di kamarnya.
"Bentar, Kak. Ambil minum." Amora mengehentikan suapan Denaya, ia beranjak untuk mengambil air putih.
Saat kembali, Amora sudah melihat Chesa yang memeluk Denaya sambil memejamkan matanya. Amora segera menarik tangan gadis itu dan membuat Chesa berteriak karena kaget.
"Jangan ditarik!" Omel Denaya menepuk tangan Amora.
Amora terus menarik Chesa agar menjauh, tapi gadis itu malah mengeratkan pelukannya kepada Denaya.
"Minggir gak lo, gue yang duduk disitu dulu!" Seru Amora.
Chesa menggelengkan kepalanya, "Gak mau!"
"Minggir, gue mau makan." Amora merengek, sambil terus menyingkirkan tubuh Chesa.
"Makan tinggal makan," balas Chesa.
Denaya mengehela napas kasar. Ia kemudian menyuruh Chesa untuk bergeser sedikit dan menarik tangan Amora untuk duduk di sebelah kirinya.
"Gini aja ribut banget," ucap Denaya dengan nada kesal.
Amora mendumel mendengar itu, ia kemudian membuka mulut lagi meminta Denaya untuk kembali menyuapinya.
Chesa yang melihat itu, merasa iri. "Kak, mau juga."
"Gak boleh. Lo kalau mau makan, ambil sendiri." Amora menjauhkan tangan Denaya yang memegang piring dari Chesa. "Makanan lo di dapur."
Chesa memanyunkan bibirnya, lalu menatap Denaya memelas. "Mau disuapin juga."
"Manja banget lo minta suap."
Chesa melotot sambil menunjuk Amora, "Lo ngaca ya, lo juga minta disuapin."
"Terusin! Semua aja di ributin," geram Denaya. "Makan sendiri kalau masih ribut." Denaya meletakkan piring ke meja.
Amora langsung merengek. "Kak, jangan gitu. Gue gak akan ribut lagi, deh. Ayo suapin lagi."
Chesa ikut memohon. "Suapin juga, Kak. Biasanya Kak Arumi yang nyuapin."
Denaya menutup mata sejenak, menenangkan diri. Ia harus menjaga emosinya, karena hanya ada mereka bertiga di sini. Setelah menghela napas panjang, Denaya berdiri dan menuju dapur untuk mengambil nasi goreng tambahan untuk Chesa. Setelah itu, ia duduk kembali di tengah mereka dan mulai menyuapi kedua gadis itu.
Selesai makan, mereka bertiga saling berpelukan, lebih tepatnya masing-masing tangan Denaya dipeluk oleh Amora dan Chesa. Mereka menonton TV bersama. Amora memainkan jari-jari Denaya dan tertawa saat menyandingkan telapak tangannya dengan telapak tangan Denaya yang terlihat kecil. Gadis itu mulai menggambar abstrak di telapak tangan Denaya.
Denaya membiarkan saja apa yang dilakukan Amora, yang penting gadis itu diam. Sementara itu, tangan kanan Denaya menusuk-nusuk pipi gembul Chesa yang fokus dengan tontonan di layar TV.
KAMU SEDANG MEMBACA
CHANGED [BABYMONSTER] ✓
Fiksi Remaja[ END ] Bagaimana jika 7 siswi yang tidak akur itu tinggal satu asrama bersama? Please don't copy. © aphrooditee_ | 30 Mei 2024 - 30 Juli 2024