Denaya benar-benar mengajak Amora dan Chesa untuk pulang bersamanya sesuai dengan perintah Arumi. Tetapi mereka bertiga tidak langsung pulang, Denaya mengajak mereka untuk nongkrong sebentar di kafe samping sekolah. Tempat nongkrong Denaya dengan teman-temannya.
Sesampainya di kafe, mereka bertiga langsung duduk di tempat yang sudah disediakan oleh teman Denaya. Gadis itu tidak khawatir dengan mereka berdua, karena sekarang mereka benar-benar berbaur dengan teman-temannya. Walaupun saat awal Chesa masih sedikit canggung, tetapi saat didekati oleh Audy, gadis itu menjadi ceria.
Kerjaan Amora saat ia ikut nongkrong Denaya adalah meminjam ponsel gadis itu dan bermain game bersama Gaska dan Milly. Sedangkan Denaya sendiri menyandar di bahu Zeon sambil memakan kentang goreng.
"Lo mau apain rambut Chesa sih, Dy?" tanya Denaya saat melihat Audy mulai merapikan rambut Chesa.
"Mau gue kepang, hehe," jawab Audy sambil tersenyum. "Nggak keberatan kan, Ches?"
Chesa menggeleng sambil menyuapkan mie ke mulutnya. "Nggak kok."
Audy tersenyum senang, "Harusnya lo yang jadi temen gue aja ya, Ches. Dena sama Milly mana mau gue giniin, sedih gue tuh. Padahal mau nunjukin bakat terpendam gue."
Chesa tersenyum saja menanggapinya. Sedangkan Milly langsung menendang kaki Audy dari bawah meja.
"Sakit, babik." Umpat Audy meringis. "De, Milly nendang gue. Marahin cepetan," adunya.
Denaya memutar bola mata malas, sudah biasa mendapati mereka berdua yang seperti itu. Ia kemudian menoleh pada Amora disampingnya yang masih fokus bermain. Mengabaikan makanan yang masih utuh di depannya.
"Mor, mainnya nanti lagi. Makan dulu." Katanya mendorong piring agar lebih dekat ke Amora.
Amora hanya mengangguk, tapi tidak segera menghentikan kegiatannya. Denaya mendengus, akhirnya membiarkan apa yang dilakukan Amora. Nanti jika gadis itu lapar pasti akan berhenti sendiri dan segera makan makanannya. Denaya lalu kembali pada kegiatannya, mengobrol bersama Zeon tanpa memedulikan yang lain lagi.
Chesa yang setelah rambutnya dirapikan oleh Audy itu, sekarang beralih tangannya yang dikuteki oleh gadis itu. Chesa hanya memasang wajah pasrah, tidak enak jika menolak. Sedangkan Audy sangat bahagia.
"Kalau gak suka, tolak aja Audy. Jangan diiyain mulu." Ucap Denaya yang melihat wajah lesu Chesa.
Chesa langsung gelagapan, apalagi Audy menghentikan kegiatan mengutekinya dengan bibir maju. "Nggak kok, gue suka." Ia mencoba tersenyum menatap Audy, "Lanjutin Kak, nanggung nih."
Denaya terkikik geli, lalu ia beralih melempar kentang goreng ke arah Gaska dan juga Milly membuat dua orang itu berteriak kesal. Kemudian melanjutkan melemparkan gumpalan tisu ke arah mereka berdua lagi, membuat acara bermain mereka terganggu.
Gaska dan Milly yang diganggu oleh Denaya, tetapi Amora yang kesal melihatnya. Karena Denaya benar-benar mengganggu konsentrasi mereka. "Kakak diem. Mending pacaran aja sana. Jangan ganggu!"
Gaska langsung menyoraki ucapan Amora, tetapi kemudian ciut saat melihat tatapan tajam Denaya. Ia duduk bergeser mepet ke arah Milly.
Denaya mengambil paksa ponselnya di tangan Amora, membuat gadis berpipi chubby itu merengek sebal. "Belum selesai main~"
"Makan sekarang. Gue gak mau denger omelan Arumi karena belum ngasih makan anaknya ya," omel Denaya sambil menatap tajam Amora.
Amora cemberut, merasa terpaksa untuk menuruti kakaknya. Chesa yang melihat itu segera mengambil kesempatan untuk minta bantuan, "Kak Dena, tolong bukain minuman ini dong."
KAMU SEDANG MEMBACA
CHANGED [BABYMONSTER] ✓
Fiksi Remaja[ END ] Bagaimana jika 7 siswi yang tidak akur itu tinggal satu asrama bersama? Please don't copy. © aphrooditee_ | 30 Mei 2024 - 30 Juli 2024