2

1.5K 130 7
                                    

typo.

________________________

selamat membaca
________________________

Hari pernikahan pun terjadi dan di selesaikan dengan sangat baik tanpa ada hambatan walaupun tidak ada kebahagiaan di dalamnya.

Jay dan Jake benar - benar tidak menunjukkan senyuman mereka pada media sama sekali! Nyonya Park menatap keduanya dengan sendu "Tersenyumlah" Ucapnya dengan mengelus surai putranya dan juga menantunya.

"Aku harap kalian berbahagia dan pernikahan kalian langgeng" Do'a Nyonya Park yang entah mengapa membuat Jaje yang mendengarnya menjadi ingin menangis. Seharusnya hari ini adalah pernikahan dirinya bersama Sunghoon.

Jake menatap jarinya yang terdapat cincin pernikahan yang bukan pilihannya bersama Sunghoon! Cincin ini pilihan keluarganya entah dimana cincin pilihan Jake bersama Sunghoon mungkin sudah di buang oleh sang Ayah.

Jay menatap mata Jake yang membendung air mata! Dia pun memberikan tisu padanya. Namun Jake tak mengambilnya dan langsung pergi ke toilet.

Jay menghela nafasnya menantap kepergian Jake! Sungguh apakah mereka akan seperti ini?
_________________________

Jay baru selesai mandi dan melihat Jake yang tengah duduk di pinggir kasur dengan menatap sendu ponselnya! Dia tahu bahwa sekarang Jake sedang melihat foto prewednya bersama Sepupunya.

Jay menyodorkan kotak cincin pada Jake yang membuat sang empu menatapnya.
Jake menghela nafas lalu menarik tangan kanan Jake dan menyimpan kotak cincin itu pada telapak tangannya.

"Cincin pernikahanmu bersama Sunghoon! sebenarnya Papah akan membuangnya namun aku mencegatnya karena aku tahu itu sangat berarti bagimu" Ucap Jay

Jake menatap Jay "Apa kau tidak terganggu dengan pernikahan ini?"

Jay pun mendudukan dirinya di sebelah Jake "Aku tahu bahwa ini sulit bagi kita berdua! Aku juga merasa kehilangan atas kepergian sepupuku yang sangat tiba - tiba namun Jake!"

Jay menatap dalam mata Jake yang sembab "Aku tidak pernah bermain - main dengan pernikahan!"

Jay menarik pergelangan tangan Jake "Aku akan berusaha menjadi suami yang baik untukmu! aku akan berusaha menerima keadaan dan juga menerimamu!"

Jake terdiam dirinya tidak bisa berkata apapun! "T-tapi..."

Jay mengangguk "Aku paham! Aku tidak akan memaksamu! Bahkan aku tak akan menyentuhmu jika kau tidak memberikanku ijin!"

"terimakasih" Ucap Jake

Jay mengangguk lalu mengusap kepala Jake yang sudah berganti setatus menjadi istrinya! "Tidurlah! Aku akan tidur di sofa" Ucap Jay yang mendapat anggukan dari Jake.

Jake pun tertidur dan melihat Jay yang sedang menyiapkan selimut untuk dirinya tidur di sofa! Jake megeratkan pegangannya pada selimut ketika Jay mendekat ke arahnya.

Jay tersenyum melihat tingkah Jake lalu mengelus kembali kepalanya "aku hanya ingin mengambil bantal" Ucap Jay yang membuat Jake terdiam dan juga malu.

Mereka masih tinggal di mansion Park atas permintaan kedua orang tua Jay yang meminta tinggal selama seminggu di mansion mereka.

Sekarang keduanya tengah menikmati sarapan! "Kenapa kalian membatalkan Honeymoonnya?" Tanya Nyonya Park

"Aku banyak pekerjaan ibu!! Jake pun juga sibuk mengurus kafenya! Menurutku hoymoon tidak wajib bagi orang yang baru menikah" Ucap Jay

"Kau ini! Justru itu sangat wajib bagi pasangan seperti kalian" Ucap Nyonya Park.

Tuan Park menatap istrinya "Sudah lah sayang! Jika mereka tak mau jangan memaksanya! Sebaiknya kau bersiap Jay"

Nyonya Park terkejut "Apa maksudmu? kau ingin Jay ke kantor?"

Tuan Park mengangguk "Tentu saja! Toh perusahaan sangat banyak pekerjaan sekarang" Ucap Tuan Park dan baru di sadari nyonya Park bahwa sang anak sudah memaki kemejanya.

Jay pun beranjak untuk pergi ke kantor "Aku berangkat" pamit Jay pada Jake

Jake mengangguk dan mereka terdiam beberapa detik! Jake juga tidak tahu apa yang harus dilakukan namun tiba - tiba dia bisa merasakan elusan pada kepalanya.

Nyonya park yang melihat itu tersenyum! setidaknya walaupun mereka terpaksa atas pernikahannya namun bukan kah ada peluang untuk saling menerima. dia juga yakin bahwa didikannya pada Jay tidak pernah salah.

Jay pun melakukan pekerjaannya sebagai direktur walaupun belum menjadi presedir tetapi dirinya merasa pekerjaannya sangat berat.

ponselnya tiba - tiba bergetar dengan emoticon hati yang tertera pada layarnya. Jay langsung mengangkatnya.

'bisakah kita bertemu?'

Jay mengeryintkan alianya dan juga panik karena suara orang disebrang telepon terdengar seperti menahan tangis.

"tentu saja! Aku akan ke apartemenmu setelah menyelesaikan pekerjaanku" Ucapnya.

_________________

selamat berteori
________________

unplanned weddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang