85

466 31 0
                                    


°°°

Pagi ini wijaya dan adara terlihat sudah di halaman rumah.

"Ayah berangkat sekarang ya, sayang."

Adara mengangguk lesu. "Ayah hati-hati ya."

Wijaya menggangguk sembari tersenyum, setelah itu ia pun memeluk gadisnya.

"Kamu jangan sering-sering keluyuran ya, kuliah yang bener. kalo ada apa-apa langsung kabarin arhan atau bang deril. Abang juga udah ayah kasih tau kalo ayah berangkat ke Singapore hari ini. Jadi Abang bakal sering-sering ke sini buat nemenin kamu." Jelas bram.

Adara langsung melepas pelukannya. ia menatap lekat wajah ayahnya. "Iya, yah. Ayah tenang aja, adara bakal kuliah yang bener, adara juga bakal jaga diri baik-baik kok."

Wijaya tersenyum menatap gadisnya. "Yaudah, ayah berangkat sekarang ya, keburu siang."

Adara mengangguk sembari tersenyum.

Wijaya mencium kening adara. "Jaga diri baik-baik ya. Assalamualaikum."

"Wa'alaikumsallam. Hati-hati, yah."

Wijaya mengangguk sembari tersenyum, setelah itu ia pun masuk ke dalam mobil. ia menlakson mobilnya, setelah itu ia langsung pergi meninggalkan pekarangan rumah.

Adara menghela nafas berat ketika mobil ayahnya sudah tidak terlihat. ia ingin menghampiri mobilnya yang berada di garasi, namun langkahnya terhenti begitu melihat motor sport hitam yang datang.

Arhan turun dari motor sembari melepas helm nya. ia langsung buru-buru mendekati adara dan langsung memeluknya.

"Kangennnn." Rengek arhan.

Adara hanya diam saja, expresinya terlihat datar. Arhan pun melepas pelukannya. ia menatap lekat wajah kekasihnya.

"Yang, kamu gak kangen sama aku?" Tanya arhan.

"Gak." Saut adara datar.

"Ish! Kamu masih marah Sama aku?"

Adara hanya diam saja.

"Yang, aku tuh udah baikan sama bang deril."

"Aku gak percaya." saut Adara.

"Beneran, sayang. Aku gak boong, semalem aku sama bang deril udah ngobrol berdua."

"Aku masih tetep gak percaya." Saut adara.

"Kamu perlu bukti?" Ucap Arhan.

"Iya lah."

"Oke, nih ya, aku bakal telfon bang deril." Ucap Arhan.

Arhan mengambil ponsel di saku, lalu ia mencoba menghubungi deril, namun panggilannya langsung di tolak.

"Ck, kok di tolak sih!" Gumam Arhan lirih.

"Tuh, di tolak kan? Itu artinya kamu belom akur sama bang deril. Udah lah, aku mau berangkat ke kampus."

"Yaudah ayo berangkat bareng aku." Ajak arhan.

"Gak, aku gak mau, aku bakal jaga jarak sama kamu kalo kamu masih belom akur sama bang deril."

"Aku tuh udah akur sama bang deril yanggg, sumpah deh." Jelas arhan.

"Bodoamat!"

Adara langsung melangkah menuju garasi.

"Yang! Sayangg!" Teriak arhan sembari berlari membuntuti adara.

Adara langsung masuk ke dalam mobil, arhan mengetuk-ngetuk kaca jendela mobil agar adara keluar. Namun adara tidak memperdulikannya, setelah itu adara pun langsung pergi meninggalkan pekarangan rumah.

[POSESIF BROTHER]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang