9. The answer is simple, he said

145 17 6
                                    

Untungnya ketika Gaon dan O.de sampai di Jamsil, sepeda yang bisa disewa masih tersisa.




Kalau untuk ukuran Weekend, Gaon dan O.de bisa dibilang terlambat, tapi O.de tidak masalah sih selama sepeda yang akan di sewa masih ada.




Setelah memarkir motor di tempat parkiran khusus, dan setelah menyewa dua sepeda, Gaon dan O.de akhirnya mulai memasuki jalur sepeda yang di mulai dari dekat Jembatan Cheonho di Taman Gwangnaru Hangang.




Mereka mengayuh sepeda beriringan.




Gaon melirik ke samping, ada O.de yang dengan santai mengayuh sepedanya.




"Ini kenapa lo tiba-tiba pengen naik sepeda minggu pagi kek gini?"




Yang ditanya melirik sebentar, lalu menatap ke arah depan lagi sambil mengangkat bahu, "gak tau sih. Cuma kepikiran aja."




Gaon memilih acuh, ia juga kembali menatap lurus ke depan.




Jam menunjukkan pukul setengah delapan pagi, angin pagi musim gugur menerpa wajahnya dengan pelan.




Gaon mengenakan jaket overcoat berwarna cream, di baliknya ada hoodie berwarna hijau botol, itu sudah cukup melindunginya dari cuaca dingin hari ini.


Gaon mengenakan jaket overcoat berwarna cream, di baliknya ada hoodie berwarna hijau botol, itu sudah cukup melindunginya dari cuaca dingin hari ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





Hari semakin dingin, dan Gaon merasa ia semakin dekat dengan O.de.




"Lo hutang satu penjelasan ke gue."




O.de melirik lagi, namun tidak berpindah saat ini.




Sadar O.de meliriknya, Gaon juga memutuskan untuk menatap balik, ternyata O.de sudah memberikannya tatapan bertanya




"Yang mana?"




"Yang kemaren sore. Kenapa lebih bagus gak pulang bagi lo?"




O.de kembali menoleh ke arah depan, meninggalkan Gaon yang masih menatapnya menunggu penjelasan.




"Cerita sekarang nih gue?"




"Terserah lo sih, eh tapi, kalo nanti mood lo jadi gak bagus ya gak usah sih."




O.de membuat ekspresi dengan mulutnya, "gue gak apa-apa sih. Buat apa juga gue badmood gara-gara itu."




Gaon masih menatap, memikirkan apa maksud ucapan O.de. Dari ucapannya, O.de tampak tak peduli dengan masalahnya apapun itu, namun dari tindakannya ketika ia terlihat frustasi, sepertinya itu sangat mengganggunya.




"Ya udah, kalo lo mau ceritain, gue dengerin, kalo lo gak mau gue juga gak maksa. Kenapa? Lo punya masalah sama orang tua lo?"




O.de tertawa kecil, lalu mengangguk.




Gaon got a Mission!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang