Hari yang ditunggu-tunggu Lena telah tiba, hari ini, D-Day. Ia akan bertemu dengan Kak Dito.
Lena sangat gugup tapi juga excited! Lena bahkan berbelanja bareng Agatha untuk memilih outfit yang akan dikenakannya hari ini.
Karena tema festivalnya basket, Lena mengenakan outfit casual. Perpaduan white crop top, cardigan, jeans dan sneakers ditambah dengan tote bag. Lena bahkan mencatok rambutnya menjadi curly, effort banget.
Lena juga memakai parfum lavender kesukaannya yang sangat ia irit-irit karena mahal. Setelah siap, Lena langsung menjemput Agatha dan pergi ke festival.
Pro Player Festival ini sangatlah ramai. Banyak orang datang dengan membawa banner tim yang didukungnya. Sebenarnya agak mustahil menemukan Kak Dito di tengah lautan orang sebanyak ini.
Agatha dan Lena akhirnya duduk di bangku penonton untuk menonton pertandingan basket yang akan segera dimulai. Sebenarnya Lena agak kecewa karena Kak Dito tak kunjung terlihat.
Sorak penonton terdengar ramai saat MC memulai acara dengan meriah. Beberapa nama tim disebutkan namun perhatian Lena masih tidak fokus. Pandangannya kosong sambil memain-mainkan kakinya bosan.
"Energizer, mana suaranya?"
Wooo. Sorak ramai penonton terdengar. Pikiran Lena kembali sadar. Energizer? Bukankah itu nama tim Kak Dito dan Vicky?
Lena menoleh ke arah Agatha yang dibalas anggukan pelan olehnya. "Vicky ikut main berarti, Len?" Agatha bertanya menggoda sambil tersenyum menyebalkan.
Lena menaikkan kedua bahunya malas, "mana gue tau." Tak lupa Lena menjiwit lengan Agatha sebal. Agatha tertawa renyah setelah melihat reaksi Lena yang memuaskan.
Team Energizer keluar ke lapangan, terlihat sosok-sosok familiar yang merupakan mantan tim bakset SMA mereka.
Sosok Kak Dito bisa Lena temukan dengan sangat mudah ditengah banyaknya orang di lapangan. Seutas senyum tak terelakan langsung terbentuk di wajahnya tanpa sadar.
Pertandingan dimulai, fokus Lena hanya tertuju pada 1 orang saja, yaitu Kak Dito. Awalnya memang demikian tapi performance Vicky yang mengagumkan benar-benar menyita perhatiannya.
Vicky memang layak diacungi jempol. Pantas saja dia disebut sebagai ACE dan harapan bagi tim basket yang hampir dibubarkan saat SMA. Bahkan 50% poin dimasukkan sendiri oleh Vicky. Skill basketnya memang bukan kaleng-kaleng.
Setelah pertandingan tim Energizer selesai, pertandingan tidak lagi seru bagi Lena. Setelah lama menunggu, akhirnya pertandingan basketnya selesai juga. Lena dan Agatha berdiri dari duduknya dan meregangkan ototnya yang pegal-pegal akibat duduk berjam-jam.
Mereka keluar ke sisi lain stadion yang terdapat banyak booth. Ada photo booth, merch booth, game zone dan lapangan basket untuk bermain. Saat melihat-lihat booth mereka tidak sengaja berpapasan dengan Geng Vicky.
"Loh, kalian juga nonton pertandingan tadi?" Vicky menunjuk ke arah Lena dan Agatha menyambut.
"Oh iya," jawab Lena sedangkan Agatha malah sibuk bersembunyi di belakang Lena. Di samping Vicky terdapat Hadi yang cuma celingak-celinguk canggung.
"Ohhh. Kalian mau bareng?" Vicky mengajak mereka dengan senang hati. Memang Vicky adalah orang yang friendly parah.
Agatha menolak dengan ngegas, "nggakkk!" Sontak yang lain langsung menatapnya kaget. "Ehhh, ngga maksudnya gue ada urusan hehehehe. Gue duluam ya, Len. Byeee!"
Agatha langsung ngacrit kabur tanpa menoleh sekali pun meninggalkan Lena sendirian. Senyum Lena menjadi pulsa. Sialan, Lena benar-benar harus menimpuk Agatha jika sudah pulang nanti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love FM
RomantikVicky, seorang DJ radio yang dengan pedenya mengusulkan mengundang Hexagon sebagai guest saat usulan rapat. Hexagon, author novel best seller itu tidak pernah mempublikasikan informasi pribadinya sama sekali, bahkan menolak interview dari media apa...