16 Oktober 2017
Lena sudah berkali-kali kesana kemari mencari jurnal yang tidak juga ia temukan dimana-mana. Padahal jurnal itu adalah salah satu unsur penting untuk masuk ke Book's Club. Itu adalah kualifikasi dasar untuk masuk ke dalam club.
Lena sangat ingin masuk ke Book's Club yang sangat bergengsi dan sulit dimasuki itu. Di dalamnya hanya ada 10 anak per semester dan kini kesempatan itu hilang. Padahal hanya tinggal 1 kursi tersisa.
Club itu sendiri diajarkan oleh Profesor Dwarta yang merupakan lulusan sukses dari SMA mereka. Prestasinya tidak hanya di dalam negeri tapi juga luar negeri. Mereka menyebutnya sebagai 'Profesor Jenius dari Indonesia'.
Lena yakin telah meninggalkannya di ruang lab komputer. Dan orang terakhir yang tersisa disitu hanyalah ia dan Vicky seorang.
Lena mencegat Vicky di tengah lorong yang sepi, "lo liat jurnal gue, nggak?"
Vicky berpikir sejenak. "Ohh, yang itu."
"Lo liat?" Lena bertanya menginterogasi.
"Iya, tadi ada di meja kan." Vicky menjawab setahunya.
"Terus?? Lo ambil?" tanya gadis itu nyolot.
"Yaa, masih di meja kali." Vicky menjawab tak acuh, ingin cepat-cepat pergi karena sudah lapar.
"Ngga ada." Gadis itu menyilangkan tangannya.
"Yaaa, mana gue tau. Gue ngga ngambil pokoknya," jelas Vicky malas.
"Udah kan? Gue ke kantin dulu, ya." Vicky pergi meninggalkan Lena.
***
1
8 Oktober 2017
Jam pelajaran OR berlangsung, menyisakan ruangan kelas yang kosong. Hanya ada 1 orang yaitu Vicky yang bolos dan tengah tertidur nyenyak di atas meja.
Lena mengintip dari bilik jendela memastikan. Dengan langkah besar ia menghampiri Vicky. Kedua tangannya terkepal menyimpan emosi yang begitu besar.
Brakkk. Gadis itu menggebrak meja dengan sangat keras. Suaranya nyaring menggema di sekitar kelas.
Vicky terbangun kaget, memegangi jantungnya yang berdegup sangat kencang saking kagetnya.
Kini, di hadapannya terdapat Lena yang masih meletakkan kedua tangannya di atas meja. Sorot matanya terlihat sangat marah.
Vicky tidak paham alasan gadis itu seperti itu kepadanya. Menatap itu, Vicky mau tak mau ikut terpancing emosi. "Kenapa sih lo?"
"Lo yang nyolong jurnal gue kan," turuh Lena dengan nada yakin.
Vicky menghela napas lelah, "itu lagi?" Ia mengacak-acak rambutnya kesal karena tidurnya diganggu.
"Lo masih ngga mau ngaku? Padahal udah ada buktinya." Lena melipat kedua tangannya di depan dada.
Vicky menaikkan alisnya, "bu- bukti apaan?" Vicky memejamkan matanya kesal berharap gadis itu segera sadar dan meninggalkannya.
"Jurnal gue ada di Profesor Dwarta dan yang terakhir..."
Lena menunjuk wajah Vicky dengan tatapan tajam. "Lo masuk di Book's Club sebagai anggota terakhir."
Vicky membulatkan mata bingung.
"Oh, lo gatau?" Lena berdecih sebal.
"Padahal kualifikasi masuk ke club itu pake jurnal. Emang lo pernah bikin jurnal?" Lena memincingkan matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love FM
DragosteVicky, seorang DJ radio yang dengan pedenya mengusulkan mengundang Hexagon sebagai guest saat usulan rapat. Hexagon, author novel best seller itu tidak pernah mempublikasikan informasi pribadinya sama sekali, bahkan menolak interview dari media apa...