23 - Love FM : Confession

3 3 0
                                    

ON AIR

Vicky : Halo, guys ketemu lagi nih di Love FM! Oh ya, kalian ngerasa ngga sih kalo hari ini tuh lebih spesial dari hari lainnya?

Hexagon : Lebih spesial gimana sih, Vick?

Vicky : Aduh, Kak Hexagon masa ngga ngerti sih? Sekarang kan.. HARI VALENTINE!

Hexagon : Oh my god! Udah valentine aja ya? Nggak kerasa banget ya, Vick

Vicky : Iyaa. Nggak kerasa banget nih guys Love FM udah nemenin hari kalian selama 14 hari. Oke, so kita masuk aja yuk ke today's topic yaitu confession.

Kalian pernah ngga sih nembak? Atau ditembak orang? Nah, denger-denger nih ya kalo orang nembak di hari valentine tu jadi lebih bermakna loh!

Hexagon : Ah, masa sih Vick? Eh, tapi sebelum nembak harus ada orangnya dulu dong

Vicky : Eh iya, benerr benerr

Hexagon : Udah ada belum orangnya?

Vicky : Udah ada nih, di depan gue saat ini

*Now playing : My Valentine*

Alunan musik terdengar seisi ruangan. Lena membeku menatap Vicky beberapa detik. Pandangannya dialihkan saat Vicky kembali menatapnya.

***

Seperti biasa, Lena pergi ke taman yang biasa ia datangi bersama Vicky. Namun entah kenapa Vicky tak kunjung juga datang. Lena memainkan kedua kakinya sambil menatap bintang-bintang di langit.

Suasana malam ini terasa lebih meriah. Kembang api bermunculan menghiasi awan malam kota yang ramai. Toko-toko di sekitar pun banyak dihias berwarna merah dan pink dengan bunga-bunga di sekelilingnya.

Seseorang menepuk pundak Lena pelan yang ia yakini sebagai Vicky. Akhirnya ia datang juga. Vicky masih menepuk pundaknya, menunggu gadis itu menoleh. Lena bangkit dari duduknya dan membalikkan badannya malas.

"Will you be my valentine?" Vicky membawa bingkisan bunga mawar dengan bertekuk lutut. Wajahnya berbinar memamerkan senyum lebarnya, menunggu jawaban.

Suara petasan kembang api kembali memenuhi pendengaran Lena. Matanya tidak berkedip menatap Vicky. Tiba-tiba perkataan Vicky kembali teringat olehnya. Jadi cowok itu harus sat set sat set. Cowok itu usaha.

Lena masih membeku di tempat sebelum suara telepon hpnya membuyarkan lamunan panjangnya. Vicky bangkit berdiri mendekati Lena.

Lena menatap ponselnya yang menunjukkan telepon dari Kak Dito. Vicky menatap Lena sendu sebelum memegang lengannya menahan, "jangan pergi."

Lena menepis tangan Vicky pelan, "bentar ya."

Vicky kecewa bukan main. Bahkan Lena belum menjawab confessionnya. Vicky duduk di bangku taman selagi menunggu Lena. Ia menendang-nendang kakinya malas.

Lena pergi ke tempat yang agak jauh untuk menjawab telepon dari Kak Dito.

"Halo?" jawab Lena agak kencang karena suara kembang apinya sangat keras.

"Halo, Len. Dimana? Bisa ketemuan nggak?"

Lena terdiam sebentar, "sekarang kak?" Sebelum akhirnya menatap Vicky dari kejauhan.

Love FMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang