ON AIR
Vicky : Oke ada pertanyaan nih dari pendengar setia Love FM. First Love Kak Hexagon itu kayak gimana sih? Oke kak Hexagon, gimana nih tanggapannya?
Hexagon : Oke, kalo first love aku..
Samar-samar ingatan hari itu terputar dalam benak Lena. Kenangan manis yang membuat masa SMAnya menjadi lebih berwarna.
20 September 2016
Bel pulang sekolah berbunyi, Lena membuka pintu UKS pelan yang tiba-tiba saja dihadang oleh seorang laki-laki. Ia membekap mulutnya kembali masuk ke dalam UKS, "shutt."
Laki-laki itu tinggi menjulang, pandangan mata Lena hanya mencapai bagian dada laki-laki itu.
Setelah beberapa saat laki-laki itu melepaskan tangannya, "lo ngga boleh keluar dulu."
Tanpa penjelasan apa-apa, laki-laki itu menutupi wajah Lena menggunakan jaketnya dan menariknya berlari keluar.
Entah kenapa Lena juga harus ikut berlari bersama laki-laki itu. Tapi yang pasti, jantungnya berdegup sangat cepat, bahkan jauh sebelum mereka lari. Lebih tepatnya saat mata mereka pertama kali bertemu.
Lena masih menatap lekat laki-laki itu, mengerjap beberapa saat sebelum mengalihkan kembali pandangannya.
Cowok itu tersenyum manis, "gue Dito kelas 11-1. Lo anak baru kan?" Dito mengulurkan tangannya memperkenalkan diri.
Lena hampir meleleh melihat senyuman laki-laki itu. "Lena dari kelas 10-1." Lena meraih tangan Dito sambil tersenyum tipis.
Kenangan itu bisa dibilang kenangan indah layaknya di film-film romance bagi Lena. Bahkan setiap akhir pekan Lena akan ikut study club yang dibencinya hanya untuk melihat Kak Dito latihan basket.
Saat akhir semester kelas 10 pun, Bu Erlin pernah menyuruh Lena untuk membawa tumpukan buku ke perpustakaan, namun alih-alih ke lantai 3, Lena malah pergi ke lapangan untuk menonton pertandingan Kak Dito.
Akan tetapi, saat itu Bu Erlin tiba-tiba saja muncul dari arah kantin yang membuat Lena mau tidak mau harus bersembunyi. Setelah memastikan Bu Erlin pergi, Lena akhirnya bisa bangun dari tempat persembunyiannya.
"Ngapain?" Suara yang familiar terdengar dari belakang Lena saat itu.
Lena memegangi jantungnya yang sedikit kaget. Dalam ingatan Lena, Kak Dito tiba-tiba muncul dengan memamerkan senyum manisnya.
"Ohh, ini mau ke perpus hehe." Lena yang tidak berani menatap Kak Dito berencana untuk kabur.
"Sini gue bantuin bawa." Dito mengambil alih buku-buku yang dibawa Lena.
Lena tersenyum menolak, "gausah gapapa kak," tapi dalam hatinya Lena super duper senang.
Jika kenangan tersebut diingat-ingat lagi, bisa dilihat betapa polosnya kisah cinta anak SMA yang semurni susu. Hanya dengan melihat dari kejauhan saja bisa senang. Bahkan, hal-hal kecil pun membuat Lena senang setengah mati.
Lena bahkan pernah nembak Kak Dito lewat surat cinta anonim waktu kelas 11. Hanya ada beberapa orang yang tahu mengenai hal itu, termasuk Vicky yang merupakan penanggung jawab hadiah di acara Valentine's Gift saat SMA.
***
Setelah selesai siaran, Lena mau tidak mau teringat akan Kak Dito. Ia bahkan masih belum membalas chat Kak Dito dari kapan hari. Ia merasa agak bersalah karena terlalu sensitif hari itu. Lena berencana untuk bertemu dan menuntaskan semuanya.
Kak Dito ♡
Kak, ketemuan yuk
Lena dan Kak Dito berencana bertemu di taman dekat SMA mereka. Lena datang 30 menit lebih awal dari waktu janjian untuk sekedar nostalgia masa SMA. Lena melihat-lihat sekolah yang mulai berubah menjadi lebih bagus akibat renovasi.
Tak lama kemudian, Lena mendapatkan notifikasi pesan dari Kak Dito yang mengatakan bahwa ia sudah sampai. Lena kembali ke taman dan menyapa Kak Dito canggung.
"Halo, kak." Lena duduk di sebelah Dito dengan memainkan kedua tangan di atas kakinya.
"Oh ya. Sorry ya, Kak." Lena membuka percakapan dengan nada bersalah.
Dito menoleh tidak enak, "harusnya gue yang minta maaf, Len. Sorry ya gue udah telat."
Lena hanya tersenyum canggung, "iya."
"Waktu itu adik gue kecelakaan jadinya gue panik banget nggak buka hp." Dito mulai menjelaskan kejadian waktu itu.
Lena menoleh kaget, tidak menyangka hal separah itu terjadi. Seharusnya Dito menjelaskannya di chat lebih awal, Lena jadi merasa bersalah mengabaikan semua telepon dari Dito.
"Adik lo gapapa, kak?" tanya Lena khawatir.
"Iya, untungnya cuma lecet dikit." Dito tersenyum menenangkan.
"Oalah. Sorry ya kak, gue udah terlanjur kesel sama kakak."
Dito terkekeh, "ngga papa kali. Itu mah manusiawi banget, Len."
"Oh ya, lo kosong nggak habis gini?" Dito kembali bertanya.
Lena terdiam, berpikir sejenak. "Kosong sih, kak."
Dito tersenyum, "yaudah, gue traktir makan deh sebagai permintaan maaf. Mau nggak?"
Lena membalas senyuman Kak Dito, "boleh, kak."
Lena merasa lega telah berbaikan dengan Kak Dito. Seharusnya Lena langsung menyelesaikan masalahnya dari awal. Kini Lena tidak perlu lagi merasa canggung di dekat Kak Dito.
Mereka pergi ke tempat mie seberang sekolah, tempat langganan mereka saat SMA. "Wah, udah lama nih ngga ke sini," ujar Dito takjub sekaligus nostalgia.
"Kalo lo pernah ke sini lagi, Len?" tanya Dito penasaran.
"Ngga sih, kak. Ini juga pertama kali ke sini lagi, hehe."
Dito mengangguk-angguk paham. Mereka memesan 2 mie ayam dan es teh manis.
"Oh ya, gue lupa nanya. Lo sekarang lagi kuliah atau kerja, Len?" Dito bertanya sambil menyantap mie ayamnya.
Lena terdiam sebentar, bingung hendak menjawab apa. "Oh.. Aku penulis, kak." Lena akhirnya menjawab jujur kepada Dito.
Sebenarnya tidak banyak orang yang mengetahui pekerjaan Lena saat ini kecuali Agatha dan geng Vicky. Bahkan Lena juga tidak pernah lagi bertemu dengan teman-teman masa SMA nya.
"Wih, keren banget Len. Lo nulis apaan?" Dito kembali bertanya penasaran.
Lena hanya nyengir sebelum ragu-ragu menjawab, "novel, kak." Lena tampak malu mengakui pekerjaannya, terlebih kepada Kak Dito.
Dito menatap Lena kagum, "keren kok, Len." Dito memuji Lena dan mengacungkan kedua jempolnya.
Lena hanya tersenyum tipis dan kembali menyantap mienya.
"Kalo kakak kerja apa?" Lena ikut bertanya.
"Ohh, gue chef di hotel." Lena hampir tersedak mie nya setelah mendengar jawaban Kak Dito.
Che- chef? Keren banget!
"Lo tau Hotel Kencana? Yang kemarin kalian reunian. Nah gue kerja di situ," jelas Dito.
Lena hanya mengangguk-angguk kagum. Andai saja ia datang ke reuni, pasti ia bisa melihat sosok Chef Dito yang keren.
Setelah berbincang-bincang lama sekali, akhirnya Lena dan Dito berpamitan. Ini pertama kalinya Lena benar-benar menghabiskan banyak waktu dengan Dito.
Lena merasa cukup puas dan senang. Jika jiwa Lena masih seorang anak SMA, pasti ia sudah pingsan berbincang dengan Kak Dito selama itu.
BERSAMBUNG
KAMU SEDANG MEMBACA
Love FM
Lãng mạnVicky, seorang DJ radio yang dengan pedenya mengusulkan mengundang Hexagon sebagai guest saat usulan rapat. Hexagon, author novel best seller itu tidak pernah mempublikasikan informasi pribadinya sama sekali, bahkan menolak interview dari media apa...