Bab 8.

7.5K 804 19
                                    


Sekolah begitu riuh, sebagian murid bergerombol di lorong sekolah. Mereka bersorak-sorai karena pertengkaran yang terjadi di tengah-tengah mereka. Terdapat dua siswa sedang berkelahi tanpa menghiraukan sekitar.

Seorang siswa bertage name Ethan Maheswari meludah untuk menghilangkan rasa anyir dilidah. Dia menatap tajam lawannya dan berkata. "Kau harusnya tau, Kania itu pacarku! Kau mendekati dirinya padahal tau bahwa aku berada di sampingnya? Tidak tau malu!"  Berangnya kemudian maju untuk menonjok wajah Ivan.

Ivan menahan tubuh agar tidak jatuh, dia membalas pukulan Ethan hingga pria itu tersungkur jatuh ke lantai. "Dia cuma pacar. Kalian tidak memiliki hubungan serius. Lagi pula Kania tidak keberatan, " balas Ivan remeh. Puas karena wajah masam sang lawan.

Ethan pun langsung menatap sengit Kania, memang benar, pacarnya itu bahkan membalas rangkulan Ivan dengan pelukan pinggang.

Kania yang ditatap pun menunduk gugup. Gadis itu segera memasang wajah melas dan berdiri di belakang temannya. Melihat sorot kemarahan pacarnya membuat dirinya sedikit merasa takut. Apalagi pertengkaran ini bermula karena dirinya.

"E-enggak Ethan, aku keberatan. Tapi karena sudah biasa, aku kira itu adalah reaksi normal. Kamu juga tidak marah kan."

Jawaban Kania mengundang sorak mencemooh dari para murid yang menonton. Seakan memperlihatkan bahwa tindakannya merupakan hal benar ketika didekat pasangan mereka, lumrah memeluk lelaki lain. Anggapan mereka tentang Kania yang lemah lembut pun merosot.

"Normal katanya?" ujar salah satu siswi.

"Pemikiran macam apa itu. Apa dia sedang mencoba membuat harem?"

"Paling-paling dia merasa diatas banget sampek ngerasa kalo dirinya laku keras."

"Pftt.. Padahal aslinya kek cewe gatel."

"Udah punya pacar setampan Ethan malah meluk Ivan. Ga tau diri banget."

"Sudah dibilang, dari dulu itu dia memang pikmi, murahan."

Banyak bisik-bisik siswi tentang Kania. Mereka menyayangkan tingkah Kania yang maruk dan tidak tau untung. Memiliki pacar seperti Ethan tetapi sering kali berdekatan dengan lelaki lain. Bukan hanya Ivan, namun banyak para siswa.

Sering juga terjadi perkelahian seperti hari ini. Namun biasanya lawan Ethan memilih mengalah karena tak seimbang melawannya. Beda hal dengan Ivan yang malah semakin menantang dirinya. Membuat amarah Ethan semakin membuncah. 

Apalagi mendengar gerutuan para siswi, Ethan semakin marah dan siap untuk membalas pukulan Ivan, tetapi..

"Cukup! Kalian semua bubar!" suara itu berhasil menghentikan pukulan yang akan Ethan layangkan pada Ivan. Dia berdecak kesal karena gagal untuk menghujani wajah Ivan dengan pukulannya.

Para murid yang berkumpul segera pergi. Menyisakan Ivan dan Ethan yang berdiri dengan tangan menyilang di belakang.

"Tidak selesai masalah dilapangan volly. Sekarang kalian beringsut kesini?" ujar seorang gadis berseragam rapi, memandang keduanya jengah. Seragam yang terdapat logo berbeda dengan murid lain, menandakan jika gadis tersebut, Serena Magnolia merupakan anggota osis.

Dia datang karena laporan dari salah satu murid.

"Jeffrey, ringkus mereka. Bawa ke ruang bimbingan konseling, " Peringtah Serena kepada salah satu dewan osis, Jeffrey Nicholas. Pria berwajah seram yang dengan enteng membawa kedua pemuda itu disisi kanan kirinya.

"Pelan woi!! Dah kek bawa anak ayam aja!" seru Ivan. Matanya menatap tajam Serena. Gadis yang dia benci, sekaligus gadis yang di pertunangankan dengannya.

Step Father - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang