Hari ini Biva pulang menggunakan bus seperti ke inginan nya. Ia tidak ingin di jemput oleh paman Roy atau Build. Biva ingin pulang dengan teman teman nya menggunakan bus besar tersebut.
Build yang memang sudah tau akan jam pulang sekolah nya Biva juga sudah menyelesaikan pekerjaan nya hari ini.
Dan seperti dugaan Build, Biva pun pulang sekolah dengan keadaan bahagia seperti biasanya.
Masalah tentang pertengkaran Biva dengan teman nya waktu itu sudah selesai karna Bible yang mendatangi sekolah tersebut ingin meminta pertanggung jawaban dari orang tua murid yang menyebabkan Biva terluka.
Namun, saat Bible sampai disana ayah dari Jerry yang meminta maaf kepada Bible untuk anak nya. Dan kebetulan nya, ayah Jerry itu adalah orang yang meminta bekerja sama dengan perusahaan Bible seminggu yang lalu.
Entah apa yang terjadi pada mereka namun setahu Build masalah itu sudah selesai dan Biva pun kembali ke sekolah seperti biasanya.
"BIBA!!!"
Build yang melihat Biva keluar dari bus sekolah itu pun tersenyum dan menangkap nya untuk di gendong. "Senang sakali seperti nya hari ini." Ucap Build terkekeh pelan melihat wajah bersinar Biva.
Biva terkekeh lalu mengangguk. "Biva tadi di sekolah bantu ibu guru tanam bunga matahari loh, Biba." Ucap nya masih dengan senyum.
"Benarkah?"
Biva mengangguk lalu memeluk leher Build dengan senanag. "Iya, bunga nya bagus sekali seperti bunga yang kita tanam di belakang. Biba, nanti kita beli tanaman lagi boleh tidak? Biva ingin tanam bunga mawar."
Build terkekeh pelan lalu mengangguk setuju. "Iya nanti Biba beli bibit nya dulu ya, jadi kita bisa menanam bersama." Biva pun bersorak senang lalu mencium pipi kiri Build karna permintaan nya di kebulkan.
Build dan Biva masuk kedalam rumah itu dan Build meminta Biva untuk mengganti baju nya terlebih dahulu sebelum makan siang. Anak itu tidak banyak protes dan berlari masuk ke kamar nya.
Build menata makan siang untuk Biva dan ia sedikit terkejut saat Biva berlari dengan berteriak kencang.
"Biba cookies nya habis." Ucap Biva yang memperlihatkan toples itu sudah tidak ada cemilan kesukaan nya.
Build meletakan piring ke meja makan lalu mendekati Biva. "Tunggu sebentar Biba carikan cookies nya lagi."
Build beranjak dari sana lalu membuka lemari tempat penyimpanan cookies Biva biasanya. Saat ia meraih toples itu ternyata sudah habis juga. Build pun kembali mendekati Biva yang masih mendekap toples cookies nya.
"Habis juga, nak."
Perkataan Build sukses membuat wajah Biva sedih. Cookies coklat itu adalah cemilan kesukaan Biva, jika sudah habis seperti ini Biva nanti makan apa? Sedih sekali.
Build yang melihat wajah sedih Biva hanya terkekeh pelan. Ia pun mendekati Biva dan merendahkan dirinya untuk menyamai tinggi badan si kecil.
"Jangan sedih, nanti Biba buatkan lagi untuk Biva ya."
Wajah yang semula murung itu seketika berubah menjadi ceria kembali. Ia pun mengangguk lalu memeluk Build dengan erat. "Yey! Biva ingin mam cookies nya sekarang, Biba." Pinta nya.
Build mengusap rambut Biva lalu menggeleng pelan. "Biba buatkan dulu, nanti kalau sudah selesai Biva boleh makan cookies nya." Biva menjauhkan tubuh nya untuk menatap Build.
"Buat cookies?"
"Iya, sayang."
"BIVA INGIN BANTU!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Destiny
RomansSiapa sangka sahabat nya yang pernah pergi dari nya 8 tahun lalu ternyata adalah orang yang pernah menjadi penerima donor tersebut? Carrier (Mpreg!!)