BAB 14 ( Will You Merry Me?)

440 43 0
                                    

Setelah acara makan malam bersama selesai. Biva, Build dan juga ibu nya lebih memilih untuk menemani Biva belajar dan bermain. Anak itu kembali di ajari beberapa kata bahasa inggris oleh sang nenek. Biva memang biasa nya di ajari bahasa asing oleh kakek, nenek atau daddy nya.

Biva yang memang sangat menyukai pelajaran senang senang saja jika sedang di ajari bahasa asing oleh nenek nya atau Build. Tapi, si kecil itu hanya tau saja tanpa ingin menerapkan perkataan tersebut di setiap hari nya. Biva bilang, dia selalu kesusahan menyebut kata itu karna dia tidak terbiasa.

Jadilah Biva hanya belajar saja tanpa ingin menerapakn pelajaran tersebut.

Lain hal nya dengan mereka, Bible dan ayah nya pergi untuk mengobrol ringan di luar. Lama nya tidak bertemu dengan sang putra, membuat pria paruh baya itu merindukan anak nya juga.

"Kapan kau akan menikahi Biu?"

Uhuk uhuk

Bible yang baru saja menyesap teh nya terbatuk saat mendengar perkataan ayah yang langsung to the poin. Bible mengatur nafas nya menetralkan debaran jantung nya yang tadi sempat berdetak kencang.

"Secepat nya."

Ayah Bible mengerutkan kening nya bingung. "Kapan? Kau bilang ingin cepat tapi sampai sekarang tidak kau lakukan. Kau itu serius tidak sih?" Tanya ayah nya yang mulai jengkel dengan sikap sang putra.

"Astaga ayah, aku serius ingin menikahi nya. Tapi tidak secepat itu."

"Kenapa?"

Bible menghela nafas nya lalu menatap ayah nya dengan pelan. "Banyak yang harus aku persiapkan terlebih dahulu, semua nya tidak langsung instan ayah."

Ayah Bible terdiam lalu mengangguk. "Kau benar, tapi sudah ada rencana untuk persiapan nya?" Bible menganggukkan kepala nya. "Ada, untuk saat ini aku masih mencari waktu yang tepat untuk melamar nya terlebih dahulu."

Mendengar perkataan Bible pria paruh baya itu sedikit salah fokus dengan kata terkahir.

"Melamar? Kau belum melamar nya?"

Bible mengerjapkan mata nya lalu mengangguk pelan. "Belum."

PLAK!

"Ayah kenapa memukul ku?!" Tanya Bible mengusap ngusap lengan nya yang di pukul ayah nya tadi.

"Bodoh! Bagaimana bisa kau ingin menikahi nya tapi melemar saja belum?! Seharus nya di lamar dulu bodoh! Lalu kau pikirkan tentang rencana pernikahan nya. Ini apa? Bagaiaman jika Biu tidak mau menikah dengan mu?"

Bible yang di ceramahi ayah nya pun hanya mendengarkan pria itu berbicara sedari tadi. "Jika Biu tidak mau menikah dengan ku, aku tidak mungkin ingin menikahi nya, ayah." Ucap Bible lagi. Pria itu meminum teh nya lalu kemudian menatap sang ayah. "Dan lagi, aku memang belum melamar nya secara resmi tapi memang ingin menunggu waktu yang tepat agar bekesan."

Ayah Bible terdiam lalu menghela nafas nya pelan. "Ck! Ayah pikir kau hanya main main dengan nya."

"Mana mungkin! Ayah tau sendiri sepenting apa Biu dalam hidup ku. Ini adalah kesempatan yang selama ini aku inginkan, tidak mungkin aku melewatkan nya begitu saja."

Ayah Bible mengangguk mengerti. "Jadi kapan kau akan melakukan nya?" Bible terlihat berfikir sebentar. "Lusa mungkin, aku harus mempersiapakan nya terlebih dahulu." Ayah Bible pun menyetujui perkataan putra nya.

"Lalu tentang pernihakan nya?"

"Tidak akan aku buat terlalu lama setelah proses aku melamar nya. aku akan mengatur semua nya agar secepat mungkin aku bisa menikahi nya."

Beautiful DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang