Di Akhir Mimpi | Act I-Putih: Chapter I-Part 9

353 49 0
                                    

"Wonderworld?" Alicia menatap punggung Münze dengan tatapan heran dan penuh selidik. Dia merasa begitu asing dengan kata itu.

"Ya, Wonderworld. Itulah nama dunia tempat kita tinggal."

Wajah Alicia seketika berubah setelah mendengarnya. Mimiknya begitu menunjukkan rasa tak percaya. Selama ini dia tahu bahwa dunia ini disebut sebagai Dunia Warna, dimana enam benua besar yang terdapat di Dunia Warna membawa sebuah nama warna sebagai nama benua itu. Seperti Dunia [Biru] tempat peradaban ras Manusia berkembang, dan begitu pula dengan Dunia [Putih] bagi ras High-Elf. Alicia tidak pernah sekalipun mengetahui tentang nama Wonderworld yang disebutkan Münze, karena memang nama itu tak pernah dia temukan dimanapun. Buku, pelajaran sekolah, internet, dia tak pernah sekalipun menemukan kata itu dari berbagai sumber yang bisa dia dapatkan.

Münze berhenti tepat di hadapan rak buku berwarna coklat mengkilap. Tangan kanannya terulur, meraih sebuah buku dari baris ketiga di bagian kanan, memilihnya dari antara tujuh baris buku yang terpajang di hadapannya. "Semua yang kau sebutkan memanglah benar, tapi bukan berarti apa yang kukatakan adalah salah. Dunia Warna memanglah nama dari dunia ini, begitu juga dengan Wonderworld." Sembari membolak-balik halaman, dia menjelaskan. "Namun, mengapa nama itu tak pernah terdengar lagi? Apa kau mau menebaknya?"

Alicia terdiam. Sekali lagi, dia merenungkan pertanyaan Münze. Dia tidak tahu jawabannya, tapi rasa ingin tahunya begitu besar. Dia ingin tahu sejarah di balik nama Wonderworld yang dikatakan Münze, dan mengapa nama itu terkubur dalam rahasia.

"Aku tidak tahu," si gadis manusia akhirnya berkata dengan suara pelan.

Jemari Münze akhirnya terhenti pada sebuah halaman di antara bagian akhir buku tebal di tangannya. "Catatan tahun XXXX, istana kerajaan Dunia [Biru], Brickvia," Peri bermata putih itu membacakan dengan suara rendah dan jelas. "Setelah perang yang sekali lagi mengharuskan kami bersatu, monster yang mengemban nama dewata telah binasa. Meski begitu, kekacauan prana yang masih terjadi menyebabkan penggabungan enam bagian Dunia Warna terus berlanjut. Lima dari enam perwakilan dari masing-masing ras berkumpul di istana dan memutuskan bahwa penggabungan Dunia Warna harus dibatalkan. Menghormati keputusan yang telah tercapai, dan demi menghormati rekan petualanganku yang telah gugur di medan perang, Aku, Alice R. Raffles, Ratu sah Wonderworld, menggunakan kubus kekuatan untuk menstabilkan kembali prana yang telah larut dalam kekacauan. Tentunya dengan tujuan agar Dunia Warna tetap pada bentuk yang telah diwariskan pada kami. Wonderworld sejak dahulu kala adalah satu, begitu pula dengan masa kini dan masa depan. Wonderworld akan tetap satu meski terbagi menjadi enam."

Münze menutup buku sesaat setelah selesai membaca penggalan kisah tersebut. Wajahnya tampak serius, matanya penuh dengan makna.

"Melihat dari tahun penulisan catatan yang baru saja kubacakan, aku yakin kau menyadari bahwa catatan itu ditulis pada sekitar seribu empat ratus tahun yang lalu," peri lelaki itu menjelaskan. "Pada masa itu, nama Wonderworld masih digunakan untuk menyebut dunia ini tapi... sejak kapan itu tak lagi digunakan, dan mengapa penggantian nama itu dilakukan?"

Münze kemudian berhenti, berbalik, lalu perlahan membuka matanya. Dia melihat Alicia yang terperangah, matanya terbelalak lebar, keterkejutan begitu nampak di wajahnya.

"Raffles?" Alicia bertanya dengan suara gemetar, menyebut nama yang sama seperti nama yang dimilikinya.

Pada saat itu, si gadis manusia terpaku di kursinya. Pikirannya berkecamuk, berusaha mencerna informasi baru yang baru saja diterimanya. Mulutnya terasa kaku, tak mampu mengeluarkan sepatah kata pun.

Münze yang telah mengembalikan buku ke rak, kini berjalan kembali ke kursinya. Teko teh yang sedari tadi diam melayang di udara, kini bergerak menuangkan teh ke cangkir Alicia yang telah kosong. "Minum dan tenangkan dirimu," ucap lelaki High-Elf itu sembari duduk di kursinya.

Alicia sejenak tak bereaksi, kemudian mencoba menggenggam cangkir teh dengan tangan gemetar. Uap teh yang hangat mengepul di hadapannya, seolah-olah membantunya untuk menenangkan diri. Perlahan, dia menyesap tehnya, merasakan rasa pahit dan manis yang bercampur aduk di lidahnya, seperti perasaan di hatinya saat ini.

"Aku... aku tidak mengerti," bisik Alicia, suaranya serak. "Aku masih belum mengerti apapun tentang semua ini. Pertanyaan-pertanyaan tentang sejak kapan adanya nama Wonderworld dan mengapa nama itu tak digunakan lagi... apakah ada alasan dibaliknya, karena selama ini aku tak pernah membaca satupun sesuatu akan hal itu. Lalu, apa maksudmu dengan garis keturunan sah penguasa Wonderworld? Raffles? Mengapa dari catatan yang kau bacakan padaku, seseorang yang mengaku sebagai Ratu Wonderworld memiliki nama itu, yang kebetulan sama dengan nama keluargaku?"

Alicia yang pikirannya dipenuhi dengan berbagai pertanyaan yang tak pernah dia bayangkan, hanya tertunduk dengan tatapan kosong dan kepala yang menggeleng ke kanan dan ke kiri.

"Apa kau percaya dengan catatan yang kubaca sebelumnya? Kau tahu, maksudku, aku bisa saja membuka buku secara acak dan mengarang cerita dengan berpura-pura membacanya, kan?"

Gadis manusia itu mendongak, menatap tajam Münze setelah menanyakan akanhal itu. Wajahnya terlihat begitu serius dan bibirnya terkatup rapat. "Akuyakin, Münze. Meski aku dan kau baru saja bertemu beberapa saat yang lalu, akuyakin kau tidak akan mengatakan sesuatu semacam itu kepadaku. Sama halnya akumempercayai diriku sendiri, dan begitu juga dengan rasa percayaku pada Kiefer.Aku yakin, kau tidak akan merendahkan harga dirimu sebagai ras High-Elf yangterhormat hanya untuk menipu gadis penulis yang memiliki rasa ingin tahu tentangkisah dongeng. Terlebih, dengan segala teka-teki dan jalan memutar yang takmudah untuk diketahui, kau membawaku ke tempat ini. Aku yakin bahwa catatanyang kau bacakan bukanlah sebuah karangan, dan aku yakin kau tidak berbohong."

Bersambung...


Update tiap hari SENIN sama JUMAT!

VOTENYA JANGAN LUPA!

copyright by ishtarvenus_

JANGAN DIJIPLAK!!!

Di Akhir MimpiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang