Di Akhir Mimpi | Act I-Putih: Chapter II-Part 5

225 35 0
                                    

***

Tak terasa, setelah perjalanan yang terhitung panjang di dalam istana megah nan luas Marmorpalast, Alicia dan Kamelie telah sampai di depan sebuah pintu yang berukuran lebih besar dari umumnya, lebih besar dari pintu raksasa ruangan kerja milik Zirkon.

"Kita sudah sampai, Nona Alicia," kata Kamelie dengan sopan.

Si gadis manusia tersenyum. "Jadi di sini ya," mengucapkan terima kasih kepada si gadis peri, dia kemudian memberikan salam perpisahan. "Kalau begitu sampai jumpa lagi, ya!"

Keduanya kemudian berpisah, dan Kamelie meninggalkan Alicia di depan pintu seorang diri.

Gadis bermata ungu safir itu memejam mata sembari menarik napas dalam-dalam. Mengerahkan tenaganya, dia memberikan dorongan untuk membuka pintu agar terbuka, dan segera mendapati sosok Münze dan Zirkon yang sudah menunggu.

"Kau terlambat, Alicia," ucap Münze dengan menatap tajam Alicia yang berjalan mendekat.

"Maaf, aku lupa waktu saat sarapan bersama Kamelie. Kami berbicara mengenai berbagai hal, yang sebagian besar di antaranya kami membahas mengenai topik ringan. Percakapan itu sangat kunikmati karena kami juga tertawa bersama, lalu... karena aku menikmatinya, tak kusangka jam telah lewat melebihi pukul sembilan," jelas Alicia dengan sedikit rasa bersalah. "Jadi, aku minta maaf. Itu murni karena keteledoranku."

Zirkon terlihat tertegun saat mendengar penjelasan si gadis manusia.

Memasang ekspresi seakan tak percaya, Putra Mahkota para peri itu hanya terdiam sampai Alicia menegurnya.

"Ada apa, Zirkon?" Itu adalah pertanyaan si gadis bermata ungu safir yang menyadari perubahan ekspresi si peri.

"Tidak. Hanya saja, jujur aku terkejut mendengarnya," jawaban jujur terucap dari Zirkon. "Kamelie, dia berbicara denganmu? Lebih lagi, dia tertawa? Selama ini, aku tak pernah melihatnya melakukan hal semacam itu pada tamu lainnya. Dia adalah seorang yang hanya berfokus pada pekerjaan."

"Eh, benarkah? Kupikir dia menjadi diam seperti itu karena ada aku." Kali ini, malah giliran Alicia yang dibuat terkejut. "Untuk itu, aku berusaha memecahkan hal itu di antara kami, setidaknya begitulah pikirku."

"Sepertinya kau telah membawa perubahan baik pada Kamelie," kata Zirkon dengan nada yang hangat.

Rona wajah Alicia sedikit memerah. Si gadis manusia itu jelas tengah tersipu malu. "Aku tidak tahu. Aku hanya ingin berteman dengannya." Ucap panik gadis itu, berusaha untuk mengelak.

"Klik!"

Tanpa menunggu balasan Zirkon untuk kalimat elakan Alicia, jentikan jari Münze memotong perbincangan keduanya.

"Hei, ayolah!" Itu adalah nada bicara yang terkesan sedikit kesal. "Kalian ingat jika waktu kita terbatas, bukan?"

Menanggapi pada kebenaran yang diungkapkan Munze. Alicia dan Zirkon hanya saling melempar pandang, kemudian mengangguk secara bersamaan.

Dengan mata ungu safirnya berbinar penuh semangat, Alicia mengungkapkan tekadnya. "Ayo lakukan, Münze!"

***

Sesuai dengan apa yang mereka diskusikan di hari yang lalu, ini adalah saatnya.

Hari pelatihan sihir.

Didasari dengan segala fakta yang mengungkapkan tanggung jawab yang kini harus diembannya, hari ini menandakan kembalinya si gadis berdarah biru kepada sihir yang mengalir dalam darah keturunannya. Garis takdir yang telah lama dia tinggalkan.

Berhadapan dengan seorang lelaki High-Elf bermata putih, gadis manusia itu memulai kembali setelah bertahun-tahun lamanya.

"Pertama, mari kita evaluasi pengetahuan dasarmu tentang sihir." Kata Münze dengan tenang namun sedikit tegas. "Mulailah dari jenis sihir yang ada di dunia ini!"

Alicia mengangguk dan mulai menjawab pertanyaan Münze. "Pada dasarnya, jenis sihir utamanya adalah lima, dimana kelimanya merupakan sihir khas, atau diidentikkan dengan lima dari enam dunia yang ada di Wonderworld dan ras asli yang menempati wilayah itu. Mengecualikan Dunia [Hijau] yang dinyatakan tak berpenghuni, Dunia [Putih] dan ras High-Elf memiliki sihir alkimia sebagai sihir yang diidentikkan dengan mereka. Lalu, Dunia [Merah] dan ras Iblis dengan sihir transformasi, Dunia [Kuning] dan ras Kurcaci dengan sihir spesifikasi, Dunia [Hitam] dan ras Humanoid dengan sihir ilusi. Terakhir, Dunia [Biru] dan ras Manusia dengan sihir elementalnya. Yah, tentunya, ini hanyalah sangkut paut keidentikan dengan suatu wilayah. Layaknya makanan khas suatu tempat yang bisa dibuat di tempat lain, jenis sihir juga berlaku sama. Suatu hal yang memungkinkan jika seorang manusia atau ras lainnya, untuk mampu menguasai sihir alkimia yang diidentikkan dengan Dunia [Putih] dan ras High-Elf, dan begitu juga sebaliknya."

"Itu cukup memuaskan. Baiklah, kita masuk ke pertanyaan kedua, jelaskan padaku tentang bagaimana sihir bekerja."

"Semua sihir bekerja dengan dasar yang sama. Menggunakan prana yang mengalir di dalam tubuh, mengeluarkannya, dan mengkonversinya menjadi sebuah sihir. Namun, meski terdengar sederhana, nyatanya praktiknya tidaklah seperti itu. Proses pengonversian prana menjadi sebuah bentuk sihir adalah sesuatu yang sangat rumit. Aku tidak yakin bagaimana menjelaskannya, tapi seorang penyihir harus bisa menyelaraskan fisik dan jiwanya dengan baik, dan saat dimana kondisi itu tercapai, rapalan mantra yang tepat dan imajinasi pengguna juga dibutuhkan untuk menghasilkan sihir yang diinginkan. Namun, sepertinya para penyihir yang utamanya, dan memang pada umumnya memiliki darah keturunan penyihir dalam tubuh mereka, tak perlu repot memikirkan hal itu, karena penyelarasan itu sudah tertanam dalam bentuk insting penyihir mereka. Ah! Untuk bagian itu, aku mendengarnya dari ayahku."

"Aku mengerti. Kita masuk ke pertanyaan ketiga dan terakhir. Sihir apa saja yang telah kau kuasai hingga saat ini?"

"Tidak banyak. Sebagai seorang manusia, aku mampu menguasai sihir elemental dengan baik. Dari elemen dasar angin, air, api, udara, dan tanah, sihir air dan sihir tanah adalah apa yang paling baik aku kuasai. Selain itu, aku juga bisa menggunakan sihir spesifikasi, yang telah kugunakan untuk meningkatkan salah satu kemampuan dasarku dalam kepenulisan. Yah, sihir spesifikasi memang bukanlah sihir yang kuat dan terkesan hanya seperti sihir support atau mungkin lebih tepat dikatakan sebagai sihir buff. Sayangnya, itu hanya akan berlaku untuk satu kemampuan saja, yang telah ditetapkan sejak awal dengan menggunakan sumpah pengikat jiwa oleh penggunanya. Sebuah sihir yang sangat efektif, tapi juga tanggung di saat yang sama. Aku berharap sihir itu bisa dikembangkan untuk bisa digunakan dalam meningkatkan beberapa kemampuan sekaligus. Lalu, aku juga sedikit banyak bisa menggunakan sihir ilusi dengan baik."

"Apa hanya itu saja?"

"Kurasa iya."

Bersambung...


Update tiap hari SENIN sama JUMAT!

VOTENYA JANGAN LUPA!

copyright by ishtarvenus_

JANGAN DIJIPLAK!!!


Di Akhir MimpiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang