Happy Reading
🍥🍥🍥
"Kiw kiw cowok" goda Alisya tidak tahu malu.
•~•~•
Alisya mengedipkan matanya mencoba menggoda pria tampan dihadapannya. Kapan-kapan lagi kan, bisa ketemu pria tampan didunia ini.
"Minggir bocah" ketus pria tersebut menggeser kepala Alisya dengan kasar dan berjalan menghampiri teman-temannya terutama remaja laki-laki seumuran nya yang sedang kesusahan menghadapi kedua preman tersebut.
Alisya mencebikan bibirnya kesal dengan perlakuan pria tersebut.
"Datang juga, bang" ujarnya tenang melihat pria tersebut.
Ketika ada pria yang dia sebut abang datang maka semuanya akan baik-baik saja. Kenapa? Karena sekalinya pria tersebut terjun ke medan peperangan or perkelahian ini, maka pria tersebut sekalinya memukul maka korban yang dia pukuli akan tumbang seketika.
Kini semuanya terlihat aman terkendali dalam kawasan Alisya yang sibuk menonton mereka tanpa ada niatan membantu sama sekali.
Kalaupun Alisya membantu itu tidak ada untung buatnya. Lagi pula mereka semua kan laki-laki dan pastinya kuat, bagaimana bisa seorang gadis cantik sepertinya ikut dalam perkelahian dan menumbangkan semua preman, dimana harga dirinya yang ingin terlihat anggun.
Dan bisa Alisya pastikan jika semuanya benar-benar terjadi seperti yang ia pikirkan, bisa dipastikan harga diri segerombolan pria dihadapannya jatuh.
Memikirkannya saja membuat Alisya senang setengah mati.
"HAHAHAHA" tawanya bak seorang villain.
"Tapi males" gumam Alisya berhenti tertawa.
Perkelahian yang telah selesai kini tergantikan oleh suara tawa menggelegar di gang tersebut.
"Adik lo, bang?" Tanya remaja laki-laki yang berpakaian seragam sekolah pada pria tampan tadi.
"G"
"O" remaja laki-laki tersebut mengangguk mengerti.
"Oh, dia bocah yang tadi nyerobot antrian" ujar pemuda yang sempat menitipkan baby crab goreng.
Pria tersebut menghampiri Alisya yang menatap mereka lebih tepatnya ingin mengenal semua sekelompok pria dihadapannya. Siapa tahu dirinya mempunyai teman yang bisa diajak bermain untuk berkelahi.
"Mana baby crab gue?" Tanya pria tersebut menatap kedua tempat babycrab yang masih tinggal setengah dan yang satunya masih utuh.
"Ini punya lo" Alisya menyerahkan baby crab ditangan kirinya.
"Kalo mau ngasih makanan ke orang harusnya pakai tangan kir-eh kanan" nasihat pemuda tersebut pada Alisya.
'Padahal dirinya sendiri salah sebut' batin semuanya.
"Terserah, masih syukur gue baik hati jaga baby crab lo. Kalo nggak udah gue habisin semuanya" ujar Alisya.
Pria dihadapannya menghela napas seperti capek menghadapi anak kecil yang susah diatur.
"Lo pulang sana"
"Kagak! Gue kagak mau pulang" Alisya menggelengkan kepalanya menolak keras.
"Balik" ujar cowok tampan tadi diikuti yang lainnya.
"Eh, kalian mau kemana? Gue ikut" serobot Alisya mengikuti mereka dari belakang.
"Lo masih SMP lagi pula lo cewek, kan? Cewek kok main sama cowok" ejek remaja laki-laki yang memakai seragam tadi.
Langkah kaki Alisya terhenti mendengar hinaan tersebut. 'Emang kenapa kalo gue kayak laki-laki? Ada banyak laki-laki yang bertingkah seperti perempuan' batin Alisya marah.
Selama ini semuanya hanya memandang Alisya sebelah mata. Memandangnya dengan aneh dan menakutkan karena bermain serta berkelahi dengan anak laki-laki.
"Nadir. Gue lupa bilang. Sebaiknya jaga ucapan lo ke dia. Dia anak SMA dan juga kayaknya dia lebih dari preman" Raymon berbisik ditelinga Nadir, remaja yang mengejek Alisya.
Seketika bulu kuduk Nadir berdiri. Suasana yang tadinya biasa saja menjadi dingin dan seperti membeku.
"Lo bilang gue kagak boleh main dengan cowok?"
Nadir dkk berbalik menatap Alisya yang sudah memegang batu besar yang siap menghantam kepala Nadir. Batu yang bisa juga menghabisi nyawa nya ditempat itu juga.
"Lo kira gue cewek apaan?!! Banyak cowok yang main sama cewek. KENAPA CUMAN GUE YANG NGGAK BOLEH!!" Teriak Alisya yang akan melempar batu besar tersebut tepat berada diposisi Nadir.
Kakinya bergetar. Meneguk ludahnya kasar. Berharap bahwa, ia tidak mati konyol ditangan anak kecil didepannya. Itulah yang Nadir harapkan.
Pria tampan tadi entah bagaimana sudah berada di belakang Alisya dan mengambil batu besar tersebut.
Bruk!
Lemparnya dengan mudah ke sembarangan arah. Menatap Alisya dengan pandangan yang sulit diartikan lalu menggendong nya ke pundak layaknya karung bawaan.
"LEPAS! Lo mau ngapain gue?! Gue tahu kalau lo ganteng tapi gue nggak tahu kalo lo gila! Lepasin gue! Gue bukan karung! IBU!" Teriak Alisya takut.
Bagaimana tidak takut. Pria tampan yang ingin ia goda sebagai candaan malah ingin membawanya. Alisya tidak segila itu untuk mendengarkan ucapan orang yang tidak dikenalnya. Apalagi harus mengikuti pria tampan misterius ini.
"HUAAAAA! IBU! ALISYA DICULIK!" teriaknya untuk terakhir kali di bab ini.
🍥🍥🍥
See you
↓
KAMU SEDANG MEMBACA
ALISYA
Random⚠️Disarankan untuk memfollow akun author terlebih dahulu⚠️ Jangan lupa follow author nya! @sanyalwira --- Banyak yang bilang hidup ku benar-benar mulus. Kedua orang tua ku memiliki hubungan yang baik dan tidak ada yang namanya pertengkaran. Awalnya...