Jadilah pembaca yang bijaksana yang menghargai karya penulis setelah menikmati karyanya
———Azis kembali terdiam mendengar ucapan Alisya. "Tadi gue lihat ada perempuan yang waktu itu nggak sengaja lo tabrak"
Alisya menyentak kepala Azis dengan bahunya, kesal karena di tuduh. "Dia yang tabrak gue" sewot Alisya tidak terima.
Azis tersenyum tipis, bete. "Gue lagi curhat, nih. Diam aja, napa" ucap Azis menatap kesal Alisya.
Alisya kembali merapatkan mulutnya. Begitu pula dengan Azis yang kembali menjatuhkan kepalanya di bahu Alisya. Helaan napas berkali-kali keluar dari mulut Azis yang merasakan beratnya kehidupan untuk beberapa kali terakhir.
"Terus gue ikutin dia dan nyatain perasaan gue, malah langsung di tolak dong. Tapi dia berterima kasih dulu ke gue, sih, jadi harga diri gue nggak terlalu terinjak-injak"
"Untung aja waktu itu cuman gue sama dia doang. Mana kakaknya serem lagi, untung ganteng dan baik, beda sama mukanya" lanjutnya.
Azis kembali terdiam membuat Alisya melirik jam tangannya. "Udah?" Tanya Alisya memastikan.
"Udah, gitu doang" jawab Azis.
"Tumben cepat, kurang 2 menit lagi dari yang biasanya"
Azis mendelik melihat Alisya yang terlihat sangat menyebalkan di matanya. "Berdiri lo" kata Alisya.
Azis bangkit dari duduknya dengan ogah-ogahan. "Sini gue peluk" Alisya merentangkan kedua tangannya.
Azis segera menyambut itu dengan hati hangat. "Aduh, adik gue pendek amat"
Buk!
🍥🍥🍥
"Kalian dari mana aja?" Tanya Nadir menatap Alisya dan Azis yang mengelus punggungnya yang perih.
"Ambil blueberry yang paling ujung, terus ketemu Azis, deh" jawab Alisya sebagian benar dan sebagiannya bohong.
"Nih, ada yang suka?" Alisya menyerahkan keranjang buahnya.
"Gue aja" ucap Lena.
"Kenapa lo?" Tanya Leo melihat gerak-gerik Azis yang terlihat kesakitan.
Azis menggelengkan kepalanya. "Cuman kepentok tadi sewaktu jongkok" bohong Azis.
"Makanya hati-hati" ucap Leni memberikan permen karetnya satu pada Azis.
Aldi menatap interaksi dan raut wajah Alisya dan Azis yang terlihat biasa saja. "Kalian udah baikan?" Kalimat yang dikeluarkan nya itu membuat keduanya tersadar bahwa sejak pagi mereka bertengkar.
"Nggak!" Balas keduanya langsung menjaga jarak.
Aldi dan Lena menghembuskan napasnya pasrah. "Kalau belum baikan tangannya di genggam lagi sampai baikan. Buruan!"
Berbeda dengan Aldi dan Lena yang terlihat lebih dewasa dan berjiwa pemimpin itu berbanding terbalik dengan Alisya dan Azis yang masa bodo dengan apapun itu memilih untuk berjalan masing-masing tanpa sekalipun tangan mereka ber genggaman tangan agar akur.
"Udahlah, kesal gue" ucap Azis.
"Kesal kok bilang" sinis Alisya membuat yang lainnya menggelengkan kepalanya pasrah.
Mari hiraukan saja mereka berdua.
"Habis ini kita mau kemana?" Tanya Leo.
"Kita bakal ke rumah orang yang gue kenal. Sekalian makan gratis di sana" jawab Aldi.
Jawaban Aldi membuat yang lainnya berbinar girang, termasuk Alisya dan Azis. Tapi dibalik itu, mereka malah curiga kalau-kalau terjadi sesuatu yang buruk, dan orang tersebut mencurigakan yang akan menjual mereka.
"Siapa?" Tanya Azis.
Menyadari tatapan curiga teman-temannya, Aldi pun menjelaskan. "Adik dari mama gue, dia dokter di Singapura. Kalian tenang aja, kan ada pak Arnold yang jagain kita"
Arnold yang mendengar namanya dibawa-bawa pun menoleh dan mengangguk setuju saja karena sedari tadi fokus menjadikan buah-buahan sebagai camilan menunggu bocil-bocil yang dititipkan padanya itu selesai berbicara.
"Mohon kerja samanya" ucap Aldi sedikit membungkukkan badannya.
Setelah itu mereka kembali masuk ke mobil yang dibawa Arnold yang muat untuk mereka semua. Leni yang beru akan masuk itu menoleh ke arah Nadir yang tengah berbincang dengan seseorang lewat ponselnya.
"Nadir! Buruan!"
Nadir menoleh dan mengangguk, sesaat kemudian dia buru-buru kembali setelah memberikan salam perpisahan pada orang yang menelponnya dan memasuki mobil.
🍥🍥🍥
"Wah, kamu yang namanya Alisya, ya?" Ucap bibi dari Aldi itu tersenyum girang memeluk erat Alisya yang sedikit kesulitan bernapas saking eratnya.
"Kak, lepasin Alisya, dia susah bernapas" ucap Aldi yang terkejut dengan reaksi bibinya itu sama seperti yang lainnya.
Wanita itu tertawa kecil menatap Alisya yang sedikit shock itu. "Maaf, saya nggak bermaksud" ucapnya dan menyilahkan mereka untuk memasuki rumahnya.
"Kalian bisa panggil saya Kak Fara saja karena saya belum menikah dan mempunyai anak" ucap Fara menatap mereka semua satu-persatu.
Bukannya mengiyakan saja, Leni malah menyinggung pertanyaan sensitif bagi Fara. "Kenapa belum menikah, Kak? Bukannya semua prestasi Kakak sudah tercapai?" Tanya Leni yang heran, malah membuat Alisya dan Azis bangga dan malu di waktu bersamaan.
Ini pasti gara-gara Alisya dan Azis, batin Aldi, Lena, dan Leo, termasuk juga Arnold.
Sedangkan orang yang mereka beri tatapan tajam itu hanya tersenyum memamerkan giginya. "Maaf Kak, dia nggak biasanya begini" ucap Lena segera Lena mengamankan kembarannya itu sebelum di blacklist dari rumah sakit, tempat Fara bekerja yang juga menjadi tempat pengobatan Leni untuk beberapa saat terakhir.
Fara seketika tersenyum tipis. "Dulu mantan tunangan kakak berkhianat dan malah melakukan hubungan suami istri sama mantan pacarnya. Jadinya Kakak nggak percaya lagi sama laki-laki untuk dijadikan suami atau pun pacar" jawab Fara terlihat biasa saja.
Sedangkan sedari tadi, telinga Alisya di tutup oleh Aldi yang mengetahui jawaban apa yang akan bibinya katakan. "Itu nggak mengandung unsur dewasa, Al" ucap Fara menggelengkan kepalanya melihat kelakuan keponakannya
"Tapi ada itunya, Kak"
"Apanya? Hubungan suami istri?"
"Bibi!"
"Al! Jangan panggil bibi lah, panggil Kakak" ucap Fara sambil memandang Azis, si kembar, dan Nadir. "Saya nggak tua-tua amat, kan?"
Seketika semuanya mengangguk. Lagi pula Fara tidak memiliki keriput kecuali saat tersenyum di pipinya yang memang wajar.
"Tuh, kamu dengar, kan? Dasar keponakan yang suka menistakan bibinya, mentang-mentang itu orang yang kamu suka"
🍥🍥🍥
Jangan lupa vote and komennya, dan bagikan ke teman-teman kalian agar mereka tahu dan menikmati keseruan di cerita ini.
Jangan lupa follow author @sanyalwira
Alisya-> @alisyahaven_
AXERION -> @gang.axerion
Azlan -> @azlan.dhanurndra
Xackery -> @xackery.srnd
Elgar -> @elgar.abhimanyu
Raymond -> @raymond.dmnch
Immanuel -> @immanuel.prtm
Oliver -> @oliver.hvn
Nadir -> @nadir.aldianoSee you
↓
KAMU SEDANG MEMBACA
ALISYA
Random⚠️Disarankan untuk memfollow akun author terlebih dahulu⚠️ Jangan lupa follow author nya! @sanyalwira --- Banyak yang bilang hidup ku benar-benar mulus. Kedua orang tua ku memiliki hubungan yang baik dan tidak ada yang namanya pertengkaran. Awalnya...