[11] AXERION

1.8K 110 11
                                    

Jadilah pembaca yang bijaksana yang menghargai karya penulis setelah menikmati karyanya

Jadilah pembaca yang bijaksana yang menghargai karya penulis setelah menikmati karyanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

———

Helaan napas terdengar berulang kali dari bibir Alisya. Nadir, laki-laki itu terus tersenyum tapi matanya tersirat kekhawatiran didalamnya.

Semilir angin terus berhembus kencang karena saat ini mereka sedang berada di rooftop. Alisya yang membawanya ke sana dengan mudah.

"Cepat kasih tahu gue, apa maksudnya lo bisa ada disini?" tanya Alisya to the poin.

"Gue disuruh sama abang buat pindah" jawab Nadir.

"Bentar dulu, abang yang lo maksud siapa sih?! Kalian kan bertujuh, terus abang-abang yang lo maksud siapa?" tanya Alisya gemas sendiri.

"Gue nggak masalah kalau lo datang karena memang sekolah ini bagus. Tapi lihat ke bawah! Ada om-om botak yang sedang mengawasi kita!" ucap Alisya dengan napas memburu menahan amarah.

Sejak didalam kelas, Alisya memandang keluar kelas terus-menerus, memperhatikan beberapa pria bertubuh tegap dan botak yang menatap mereka dari jauh. Bahkan guru-guru yang ada disekolahnya pun tidak mempermasalahkan hal tersebut. Ini benar-benar aneh.

"Sebenarnya lo itu siapa, sih? Gue aja yang notabe nya anak pengusaha aja kagak sampai segitunya dikawal" ucap Alisya duduk di saung yang memang tersedia disana.

Rooftop sekolahnya bagaikan sebuah kafe. Terdapat sebuah saung kayu jati, bantal sofa, sebuah pot tanaman dan tentunya adem.

"Gue anak manusia"

"Ck, kagak jelas" ketus Alisya.

"Gue dan abang semuanya bisa dibilang anak geng motor. AXERION adalah nama gengnya, nama yang diambil dari inisial kami semua. A itu Azlan, X itu Xackery, E itu Erlan, R itu Raymond, i itu kak Immanuel yang waktu itu punya tato elang dileher, O itu... Oliver dan terakhir N itu gue Nadir" jelas Nadir.

"Apa gunanya kalian semua? Visi, misi? Atau apa tujuan kalian?" tanya Alisya bertubi-tubi.

"Visi kami membuat wilayah kami tentram tanpa ada gangguan dari pihak luar. Kalau soal Misi, kami membantu orang yang terlibat. Pokoknya ribet kalau dijelaskan. Lagi pula bentar lagi bel masuk"

Setelah mengatakan hal itu Nadir menghilang dari pandangan Alisya. Alisya membaringkan dirinya sejenak di saung itu.

Pandangannya lurus menatap atap saung. "AXERION" gumamnya.

ALISYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang