[29] Alisya dan Azis itu Kembar

276 18 0
                                    

Jadilah pembaca yang bijaksana yang menghargai karya penulis setelah menikmati karyanya
———

Seorang perempuan berumur dengan wajahnya yang masih awet muda dengan telaten memotong-motong daun bawang yang hendak dicampurkan nya pada masakan sebagai pelengkap terhenti, kala mendengar suara deru mobil yang berada di depan rumah.

"Mas?" Gumam Alisha heran.

Tidak biasanya suaminya itu datang pagi-pagi begini, apalagi Ardhika baru saja pergi ke kantor.

Alisha beranjak dari tempatnya dan menghampiri pintu depan, walau firasatnya tidak enak. "Ada yang ketinggalan?" Tanya Alisha sambil membuka pintu.

Seketika Alisha terdiam kaku melihat Yunita yang datang bersama bodyguard nya. "Mom?"

"Minggir" perintah Yunita.

Segera Alisha menyingkir memberikan jalan untuk wanita yang sudah sangat tua itu. Setelah Yunita berjalan mendahuluinya, barulah Alisha mengekorinya bersama bodyguard.

"Ada apa?" Tanya Alisha hati-hati.

"Tidak sopan. Apa kamu tidak mempunyai etika? Kalau tamu datang, layani lah dia layaknya raja" sarkas Yunita membuat Alisha meneguk ludahnya kasar.

Alisha beranjak dari tempatnya dan langsung menyajikan teh hangat dan beberapa kue sebagai pendamping teh untuk Yunita.

Kali ini Alisha tidak lagi bertanya, takut-takut salah ucap. Sambil menunggu Yunita berbicara, Alisha mulai memikirkan apa tujuan kedatangan perempuan yang sudah berumur ini. Pikirannya mulai bercabang kemana-mana, entah itu menuju Ardhika atau Alisya. Sedangkan selama ini Yunita tidak pernah datang kecuali sewaktu beberapa hari setelah Alisya dilahirkan ke dunia.

Setelah selesai mengicip-icip hidangan yang disediakan. Yunita mulai membuka mulutnya. "Waktu yang saya berikan pada Ardhika telah habis"

Alisha menegang mendengarnya. Sebuah kurva tercetak di bibir Alisha yang merasa miris dengan takdirnya. Tanpa sadar setetes air mata yang sudah menggenang perlahan terjatuh. "Percuma kamu menangis, tidak akan ada yang berubah hanya karena sebuah air mata" lagi dan lagi Yunita berucap sarkas.

"Kamu sudah dengar? Dia sudah mulai pulih. Saranku sebagai nenek dari Alisya sebaiknya kamu menghilang saja, kamu tidak lupa dengan apa yang terjadi, kan?" Kali ini Yunita mengingatkan kejadian yang sudah lama terjadi padanya membuat Alisha kembali menegang. Hanya saja kali ini berbeda, air matanya mengalir dengan deras, bibir dan tangannya gemetar ketakutan.

Yunita tersenyum sinis melihat reaksi Alisha, seolah senang melihat perempuan yang selalu di rendahkannya menderita. Bahkan didalam hatinya, Yunita tidak Sudi mendatangi rumah ini tapi apa daya kalau memang tujuannya sangat terdesak.

🍥🍥🍥

Aldi mengetuk pintu kamar yang ditempati Alisya sendirian, setelah Lena dan Leni tinggal di apartemen Ketty. "Bentar!" Sahutnya dari dalam.

Ceklek!

"Udah?" Tanya Aldi.

"Udah"

"Lama banget" gerutu Azis begitu melihat Aldi dan Alisya turun ke lobby hotel.

"Namanya juga perempuan" ucap Nadir.

Azis mendelik tidak setuju. "Emang Alisya perempuan?" Tanya nya yang terdengar oleh Alisya.

"Maksud lo apaan, hah?!" Marah Alisya.

Aldi dan Leo yang tidak ingin keduanya saling bertengkar pun langsung memisahkan mereka. "Udah, Sya. Anggap aja dia kentang" ucap Nadir.

"Gue dengar!" Teriak Azis.

"Udah lah, Zis. Lo sama Alisya tuh, udah kayak kembar. Akur dikit napa" kesal Leo yang sedang sibuk mencari oleh-oleh apa yang bagus di ponselnya jadi terganggu.

Mengingat sebentar lagi mereka akan kembali ke tanah air. Padahal nanti di bandara pasti ada makanan khas dan cocok untuk di jadikan oleh-oleh.

"Tapi emang bener kata gue, Alisya tuh nggak pake makeup aneh-aneh kayak yang dipake sama artis-artis" Azis yang masih kesal pun mengungkit kembali Alisya yang hanya memakai sunscreen, bedak tabur dan pelembab bibir tapi lama datangnya.

"Udah jangan di ungkit. Gue tinggalin kalian semua disini" ucap Aldi pergi meninggalkan mereka semua karena sudah terlanjur malu di lihatin oleh banyak orang, berhubung hotel yang mereka tempati ramai ketika pagi hari.

Alisya yang melihat Aldi pergi pun kalang kabut takut di tinggal. "Gara-gara elo, sih!" Kesal Alisya menatap tajam Azis.

"Al! Jangan tinggalin gue!"

Selepas itu, Alisya duduk paling ujung di kursi tengah bersama Leo yang sibuk mendumel tidak jelas karena ayahnya yang menolak beberapa oleh-oleh yang ditanyai nya lewat pesan karena mama barunya yang suka pilih-pilih.

"Masih untung ayah suka sama dia. Kalau ayah udah nggak usah, sudah gue tendang dia dari rumah" kesal Leo.

Sedangkan Azis dan Nadir berada di kursi paling belakang dan Aldi di kursi paling depan bersama Arnold yang menjadi supir untuk mereka menuju tujuan utama hari ini adalah sebuah kebun buah milik Ketty.

Selain mempunyai perusahaan dalam bidang perhotelan, Ketty juga mempunyai sebuah bisnis yaitu perkebunan buah yang entah itu Strawberry, blueberry, anggur, dll. Jadinya keuangan yang sudah tidak tersisa miliknya akibat Aldo yang menginginkan uangnya pun sudah mulai teratasi walau sempat meminta bantuan sahabat lamanya yang sempat di ungkit oleh Aldo.

"Sudah sembuh?" Tanya Aldi pada Leni yang dibalas anggukan.

"Kalian kenapa?" Tanya Lena menatap Alisya dan Azis yang saling berjabat tangan dengan wajah yang tidak saling bertatap itu.

"Biasa. Kalau udah gini tuh, harus di satukan kayak gitu" ucap Leo.

Leni mendekati Leo seraya berbisik. "Masalah apa?"

"Masalah Alisya lama datang ke lobby terus di sindir nggak pake makeup kok lama" jawab Leo sambil berbisik.

"Kita dengar ya" ucap Alisya dan Azis bersamaan.

Keduanya saling bertatap dan kembali membuang muka membuat teman-teman mereka terkikik geli melihatnya. "Mereka berdua mirip dengan anak kembar dibandingkan kita" ucap Lena pada Leni.

"Padahal kita aja jarang bertengkar" sahut Leni.

Aldi yang sedari tadi diam pun menoleh ke arah nadir yang sudah sibuk memetik buah anggur tanpa memedulikan mereka semua. "Nggak ngajak, lo" ucap Aldi.

"Lah, gue kira kalian ke sini cuma lihat-lihat doang" balas Nadir tidak peduli sebab buah kesukaannya lebih penting baginya.

🍥🍥🍥

Jangan lupa vote and komennya, dan bagikan ke teman-teman kalian agar mereka tahu dan menikmati keseruan di cerita ini.

Jangan lupa follow author @sanyalwira

Alisya-> @alisyahaven_
AXERION -> @gang.axerion
Azlan -> @azlan.dhanurndra
Xackery -> @xackery.srnd
Elgar -> @elgar.abhimanyu
Raymond -> @raymond.dmnch
Immanuel -> @immanuel.prtm
Oliver -> @oliver.hvn
Nadir -> @nadir.aldiano

See you

ALISYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang