Jadilah pembaca yang bijaksana yang menghargai karya penulis setelah menikmati karyanya
———Plak!
Ketty terdiam tapi tangannya bergerak ketika ada anak kecil yang malah menantang dan meremehkan nya. Telinga Alisya berdengung kuat. Rasa kebas dan perih tercampur menjadi satu di pipinya.
Aldi menghalangi Alisya dari pandangan Ketty. Nadir, Azis, dan Leo juga menghalangi Alisya dan Aldi yang memeriksa pipi Alisya.
"Sakit?" Tanya Aldi.
"Ya sakit lah, bego!" Balas Alisya kesal.
"Mah. Kali ini aja, khawatirkan Leni. Dia juga anak kandung mama" pinta Lena memohon didepan Ketty.
"Tidak. Dia bukan anak ku"
Alisya yang masih kesal karena di tampar ketika memberikan saran dan demi kebaikan Ketty pun tidak segan-segan kembali maju.
"Bahkan jika anak anda di pukul berkali-kali sampai sekarat atau mati?" Tanya Alisya membuat keyakinan Ketty goyah.
"Anda tidak bisa menjawab? Bagaimana dengan ini?" Tanya Alisya membuka lengan baju Leni hingga ke bahu dengan kecepatan kilat.
Wajah terkejut mereka semua terpancar begitu jelas. Sangat-sangat jelas bahkan Leni sampai melotot tidak percaya menatap Alisya yang sudah mulai kurang ajar padanya.
"Leni! Tangan lo kenapa?" Tanya Lena khawatir.
Leni segera kembali menutup lengannya dengan baju lengannya yang panjang. Semuanya sudah terungkap sekarang, mengenai kenapa Leni memakai baju panjang.
Bekas pukulan, lebam, dan luka yang belum sepenuhnya mengering terpancar jelas membuat orang-orang yang menatap pemilik lengan itu dengan tatapan tidak percaya kalau hal seperti ini ada di kehidupan nyata.
Air mata Ketty lolos begitu saja. Raut wajah kakunya mulai berubah seiring dengan panjang jarum jam berputar. Lututnya seakan-akan tidak lagi bisa menopang beratnya tubuhnya.
Melihat Ketty terduduk dilantai yang dingin, Leni beranjak dari tempat tidurnya mengabaikan cairan infus yang dipegang Nadir dengan cekatan untuk menyesuaikan Leni agar tangannya itu tidak terluka.
"M-ma" ucap Leni terbata-bata.
Untuk pertama kalinya selama 12 tahun, kalimat 'mama' keluar dari mulutnya. Rasanya kaku dan canggung diwaktu bersamaan. Tapi hanya itu yang mampu Leni ucapkan saat ini.
Sama seperti Leni, Lena juga ikut terduduk disamping kembarannya. Tangan Ketty bergetar meraih wajah kedua anak kembarnya dengan air mata yang membanjirinya.
Ibu mana yang tidak sakit melihat anaknya terluka. Ketty yang awalnya hanya mengurus satu anaknya karena yang satunya lagi bukan hak asuh miliknya, terlihat begitu terpukul dengan nasib Leni.
Ketty mengira kalau Leni lebih bahagia dengan mantan suaminya-Aldo. Sehingga dia tidak perlu khawatir dan menghampiri Leni ataupun memberikan kasih sayangnya karena pastinya Aldo benar-benar menyayangi Leni karena Aldo yang mati-matian ingin mendapatkan hak asuh Leni.
"Siapa yang melakukan ini?! Dia, kan?! Jawab Leni!" Bentak Ketty yang telah dikuasai oleh amarah.
Leni menunduk seraya mengangguk pelan.
Ketty bangkit dari duduknya dan membantu anak kembarnya untuk berdiri. "Kalian tunggu disini"
Setelah mengatakan itu, Ketty keluar sambil menghapus jejak air matanya. Saat ini Ketty tidak boleh memperlihatkan kelemahannya atau musuhnya yang mengincar anak-anaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALISYA
Random⚠️Disarankan untuk memfollow akun author terlebih dahulu⚠️ Jangan lupa follow author nya! @sanyalwira --- Banyak yang bilang hidup ku benar-benar mulus. Kedua orang tua ku memiliki hubungan yang baik dan tidak ada yang namanya pertengkaran. Awalnya...