[30] Azis menghilang

269 24 1
                                    

Jadilah pembaca yang bijaksana yang menghargai karya penulis setelah menikmati karyanya
———

"Nikmat ya, Nad" ucap Leo menatap Nadir yang sedari tadi diam menikmati buah-buahannya.

Nadir tidak membalas membuat Leo cemberut.

"Segar" gumam Lena yang juga baru pertama kali ke perkebunan milik Ketty.

Leni melirik Lena dengan tanda tanya. "Gue kira lo sering ke sini"

"Baru pertama kali" balas Lena seadanya.

"By the way, kita punya cerita apa nih? Mumpung kosong" ucap Alisya yang sudah kangen dengan perghibahan mereka.

Aldi yang tertarik pun bertanya. "Mau versi apa? Luar negeri atau dalam negeri?"

Seketika Leo yang mendelik mendengarnya. "Kayak lagi ngomongin sejarah aja. Ganti lah, tentang perghibahan gitu" Leo menyentak tangan Nadir yang ingin mengambil anggur di keranjang miliknya.

"Ambil sonoh" ucap Leo.

"Ambil aja punya gue" ucap Aldi menyodorkan keranjang buahnya.

Leni menatap Aldi. "Lo nggak suka?"

Aldi menggelengkan kepalanya. "Cuman mau kurangi konsumsi aja" ucapnya membuat Lena, Leo, dan Alisya terkekeh mendengarnya.

"Mau diet lo?" Canda Leo yang dibalas anggukan membuatnya terkejut.

"Tumben?!"

"Lo mau kurus? Jangan dulu, Al! Gue masih sayang sama badan lo yang gede" histeris Leo beranjak dari duduknya dan langsung memeluk Aldi.

Hanya Aldi lah yang bisa menggendongnya dengan nyaman. Begitu pula dengan Alisya, Lena, Leni, Azis, bahkan Nadir juga yang notabennya hampir setinggi Aldi hanya saja Nadir lebih kurus. Jika berada di samping Aldi atau telah kenal dekat dengannya maka kalian akan di jaga dan dirawat selayaknya anak sendiri—Malika tak pernah bohong.

"Eh, bentar, kok ada yang kurang?" Tanya Nadir setelah menyelesaikan makannya itu.

Seketika semuanya menatapnya dengan tanda tanya. "Ada yang kurang di antara kita"

Setelah mengatakan itu, Aldi dan yang lainnya mulai menghitung jumlah mereka. "Gue, Leo, Nadir, Lena, Leni, dan Alisya" gumam Aldi yang juga merasa ada yang kurang.

"Perasaan ada yang kurang tapi siapa?" Tanya Leo yang juga berpikir keras.

Beberapa saat kemudian, semuanya berteriak. "AZIS?!!"

🍥🍥🍥

Ardhika yang baru saja sampai tepat di depan kantornya harus di kejutkan dengan kabar bahwa Yunita telah datang ke rumahnya, segera melajukan kembali mobilnya dengan kecepatan kilat. Mengabaikan kebingungan para karyawan yang baru saja akan menyapanya.

Setelah sampai di depan rumah dan langsung masuk dengan tergesa-gesa, seolah-olah takut jika Alisha akan pergi meninggalkan dirinya. Begitu sampai di ruang tamu yang tidak ada tanda-tanda kehadiran Yunita, yang berarti Yunita sudah pergi.

Ardhika dengan cepat menaiki anak tangga, bukan satu persatu tapi dua pertiga saking takutnya hal yang dia pikirkan selama di perjalanan benar adanya.

Brak!

Alisha terlonjak kaget ketika Ardhika membanting pintu kamar. "Kamu mau pergi?" Kalimat pertama yang dikeluarkan oleh Ardhika hanya lah itu.

Ardhika hanya ingin memastikan. Tanpa dia pastikan pun, sebuah koper yang sudah hampir terisi penuh oleh pakaian serta barang-barang itu sudah membenarkan dugaannya.

ALISYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang