[28] Boneka Kelinci

343 22 1
                                    

Jadilah pembaca yang bijaksana yang menghargai karya penulis setelah menikmati karyanya
———

"Lo yakin nggak kenal sama ayah si kembar?" Tanya Azis pada Alisya  masih syok parah.

"Biarin dulu, lihat tuh orangnya sampai kaku dari beberapa menit begitu" ucap Nadir memberikan minuman pada Leo yang merasa haus setelah syok berat melihat kejadian tadi.

Sedangkan Lena hanya terdiam walaupun tidak tahu apa maksud sikap dan perilaku Aldo pada Alisya yang lebih lunak dari pada dirinya dan Leni. "Kenapa lo, Na?" Tanya Aldi menelisik Lena yang gelagapan sendiri.

Lena tersenyum canggung. "Gue hanya heran aja, terus iri sama Alisya" ucap Lena miris.

Azis menggelengkan kepalanya. "Jangan kayak gitu. Penderitaan orang berbeda-beda, bisa jadi kehidupan lo lebih baik"

Mendengar Azis yang tiba-tiba menjadi bijak membuat Nadir heran sendiri. Apakah begini rasanya mempunyai Alisya versi cowok? Kadang mulutnya tajam, kadang bijak.

Diam-diam Nadir kagum sendiri dengan Azis. "Bagus kan, kata-kata gue?" Tanya Azis terkekeh sendiri.

Aldi mengusap pelan wajah Alisya. "Udah syok nya" ucapnya terkekeh melihat Alisya yang berkedip beberapa kali menyadarkannya.

"Lena, gue nggak bermaksud. Gue nggak kenal sama bapak lo, sumpah!" Ucap Alisya takut Lena salah paham padanya.

Lena tersenyum. "Nggak papa. Lagi pula gue juga mau minta maaf karena nggak bisa bela lo di depan mama gue sewaktu lo ditampar"

Lena merasa malu dan tidak pantas menjadi sahabat dari gadis kecil di depannya yang diapit kedua laki-laki, yaitu Azis dan Aldi yang masih menjaga jarak antara kedekatan tempat duduk mereka pada Alisya.

"Nggak papa, lagi pula nggak perlu dibahas lagi udah lewat" ucap Alisya memberikan senyumannya.

Tidak lama setelah berbicara begitu Ketty datang dengan membawa barang-barang keperluan Leni selama dirumah sakit. "Kalian udah makan?" Tanya Ketty menatap mereka satu-persatu.

"Udah, Tan, tadi sewaktu di apartemen" jawab Azis mewakili Alisya yang baru saja akan membuka mulutnya.

Ketty sedikit meringis, mendengarnya. Setelah kepergian Aldo dirinya langsung beberes dan membeli baju-baju serta keperluan Leni dan Lena nantinya. "Kalian mau pesan online?"

Setelah kepergian Aldi dan Alisya yang menunggu datangnya driver yang membawa makanan yang mereka pesan didepan. Ketty menatap wajah Leni dengan raut wajah sedih. Akibat dirinya yang dulu membuat kedua anaknya menjadi korban, termasuk juga Aldo. Yah, semuanya salah ayahnya yang gila akan kekuasaan dan uang, menjodohkannya pada laki-laki tegas dan sehangat Aldo padanya.

Awalnya semuanya baik-baik saja. Ketty selalu membantu Aldo dengan wajah palsunya yang tidak pernah pandai berekspresi kecuali baru kemarin dia menampar pipi Alisya karena ucapannya yang benar-benar menusuk jiwa dan hatinya. Bukan salah Aldo atas apa yang dilakukannya pada kedua anaknya seperti binatang yang akan selalu terkurung dalam jeruji besi hanya saja dia yang berada di lapisan tembok dan ruangan terdalam di rumah mewah mereka.

Salah ayahnya yang hampir menghancurkan seluruh perusahaan utama dan cabang-cabang milik keluarga Aldo Barreto. Tapi yang menjadi poin kebencian Ketty adalah dirinya yang tidak dianggap sebagai manusia dan selalu di siksa dengan berupa kelaparan. Ketty tidak masalah jika dia kelaparan tapi Lena dan Leni masih kecil, masih usia 2 tahun di masa itu harus terkurung dan membuat tubuh mereka menjadi kurus dan sering menggigiti barang-barang dan tidur hanya untuk menahan lapar.

Lagi dan lagi, Ketty kembali bersyukur di saat itu Aldo tidak membunuhnya dan hanya meminta kekayaannya yang tidak lagi seberapa dengan kekayaan Barreto.

"Maafkan saya, Aldo Barreto"

🍥🍥🍥

"By the way, Sya. Boleh gue peluk?"

Pertanyaan tiba-tiba dari Aldi hampir membuat Alisya benar-benar tersedak ludahnya sendiri. "Mau mati?"

Aldi tertawa melihat reaksi yang memang sudah dia duga terlebih dahulu. Perasaannya sejak tadi benar-benar tidak enak tentang Alisya.

Tangan Aldi mengacak-acak rambut Alisya membuat wajah kesal Alisya muncul. "Lo mau gue pukul, hah?!"

Pluk!

Suara tersebut membuat Alisya dan Aldi berbalik menatap boneka kelinci kecil terjatuh dari pangkuan seorang wanita yang memakai kursi rodanya. Wanita itu yang dilihat oleh Alisya siang tadi atau malah sudah kemarin siang berhubung sekarang sudah jam 1 pagi di Singapura.

Alisya berjalan mendekat diikuti Aldi dibelakangnya. Alisya menunduk dan mengambilkan boneka kelinci itu lalu memberikannya pada sang pemilik. Tatapannya terkunci di manik mata itu. Wajah wanita itu sekilas mirip dengannya.

Alisya segera pergi menjauhi wanita itu. Hatinya mendadak takut ditatap begitu lekat oleh wanita asing itu. "Al, dia sekilas mirip gue, kan?" Tanya Alisya memastikan.

"Perasaan lo aja, kali. Udah jangan terlalu terlibat lebih, udah banyak kejadian selama beberapa hari ini. Tuh lihat, pesanan kita udah datang" ucap Aldi menggiring Alisya.

🍥🍥🍥

"Makan!" Ucap Alisya senang.

Semua orang yang baru saja akan melahap senang mendengar betapa ceriah nya Alisya walau sudah waktunya semua orang tidur.

"Tante" panggil Alisya selesai mengunyah.

"Panggil mama aja, kalian juga" ucap Ketty membuat mereka menurut.

"Ma-ma kembar, mau nanya. Apa kita bisa pulang tepat waktu ke Indonesia, berbuhung Leni masih dirawat disini?" Tanya Alisya yang sempat kepikiran meninggalkan ibunya terlalu lama.

"Kalau memang sudah waktunya, kalian bisa pulang terlebih dahulu. Untuk Lena dan Leni, mereka akan disini sementara waktu bersama saya. Atau Lena mau ikut mereka?" Ketty mengalihkan pandangannya pada Lena.

"Nggak papa, kan, gue disini dulu?" Lena berbalik menanyakannya pada Alisya dan Aldi bergantian.

"Nggak papa kali, santai aja" jawab Leo.

🍥🍥🍥

Jangan lupa vote and komennya, dan bagikan ke teman-teman kalian agar mereka tahu dan menikmati keseruan di cerita ini.

Jangan lupa follow author @sanyalwira

Alisya-> @alisyahaven_
AXERION -> @gang.axerion
Azlan -> @azlan.dhanurndra
Xackery -> @xackery.srnd
Elgar -> @elgar.abhimanyu
Raymond -> @raymond.dmnch
Immanuel -> @immanuel.prtm
Oliver -> @oliver.hvn
Nadir -> @nadir.aldiano

See you


ALISYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang