Jadilah pembaca yang bijaksana yang menghargai karya penulis setelah menikmati karyanya
———
"Oi bang Oliv, napa diam mulu?" Tanya Nadir melirik Oliver yang mengikuti dirinya dan Alisya.
Mereka berdelapan–termasuk Alisya, berpencar mengambil makanan apapun yang mereka inginkan dan kembali berkumpul dikasir nantinya.
Anehnya, Oliver lebih memilih mengikuti kedua remaja itu dibandingkan mengambil makanan yang akan dimakannya nanti.
Oliver tidak menjawab pertanyaan Nadir. Dirinya lebih fokus mengawasi mereka berdua selayaknya bodyguard tadi pagi yang disekolah SMA Berlian atau om-om botak, itulah panggilan Alisya.
"Nad, ini kayaknya enak deh" ucap Alisya memperlihatkan keripik pedas.
"Boleh, nanti kita makan pas dirumah. Sekalian beli yang banyak, yang kalah main tebak-tebakan harus makan lima keripik sekaligus" sahut Nadir antusias.
Alisya mengangguk semangat mendengarnya. Pikirannya dengan Nadir seakan terhubung jika memikirkan kejahilan dan hal-hal seru.
"No, kalian masih kecil" ucap Oliver menyimpan kembali snack tersebut pada tempatnya.
"Apa-apaan sih, bang? Biasanya juga kita makan beginian" protes Nadir.
"Beli yang lain"
"Ck, nyebelin" ucap Alisya pergi meninggalkan Oliver dengan Nadir yang mengikutinya membawa keranjang belanja.
Selama mereka berjalan, Oliver selalu mengikuti mereka. Jika begini terus, tidak ada satupun makanan yang akan mengisi keranjang kosong ini.
Sebuah ide muncul dikepala Nadir.
"Kalo kita carinya sama-sama bakal lama, gimana kalau kita berpencar sama kayak yang lain" ucap Nadir memulai rencana mereka."Entah dia mau ikut lo atau gue, salah satu dari kita bawa makanan sebanyak mungkin" bisik Alisya yang diangguki Nadir.
"Kalau begitu gue lewat sini" ucap Alisya melesat dengan cepat kearah kanan.
Oliver menatap mereka berdua. Yang satunya ke kanan dan yang satunya lagi ke kiri. "Dir, jangan beli makanan yang nggak baik buat kesehatan" peringat Oliver sebelum pergi kearah Alisya.
Nadir mengabaikan ucapan Oliver. Saat ini giliran dirinya. Berbalik dan sedikit berlari mengambil camilan pedas yang tadi Oliver simpan.
Nadir melakukannya dengan baik. Sampai-sampai dia mengambil makanan hingga tangannya penuh dan memasukkannya pada keranjang belanja tanpa peduli berapa banyak uang yang akan mereka keluarkan. Toh, yang bayar semuanya Elgar, si kapten yang mampu membiayai mereka semua sampai tujuh turunan, lima tanjakan, delapan belokan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALISYA
Random⚠️Disarankan untuk memfollow akun author terlebih dahulu⚠️ Jangan lupa follow author nya! @sanyalwira --- Banyak yang bilang hidup ku benar-benar mulus. Kedua orang tua ku memiliki hubungan yang baik dan tidak ada yang namanya pertengkaran. Awalnya...