Chapter 29

908 93 8
                                    

UPDATE!!!

Ayo semua merapat! Siapa yang udah nunggu chapter ini? mana suaranya?

Oke langsung aja ke cerita, semoga kalian suka dan happy reading 😁😁

Vote comment share

Follow recommend

Love,

DyahUtamixx

Jangan lupa berikan tip sebagai bentuk apresiasi kalian untuk Aluna, dan supaya aku dapat terus bersemangat. 

Kalian bisa berikan tip lewat trakteer (@ dyah-utami2) atau lewat Karyakarsaku (@ DyahUtami25)😄😄

Kalian bisa berikan tip lewat trakteer (@ dyah-utami2) atau lewat Karyakarsaku (@ DyahUtami25)😄😄

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Yang Mulia, Putra Mahkota telah tiba." Itu adalah kalimat yang telah ditunggu-tunggu oleh semua orang di dalam Throne Room. Baik itu Selir Cinthya maupun Alpha King sendiri—Raja Robert Northridge, pangeran kedua, hingga keluarga Alpha Turlington, semuanya tidak sekalipun menunjukkan ekspresi positif, terlebih setelah apa yang dilakukan oleh putra mahkota setelah pengumuman pertunangan. Ketegangan begitu kental di udara dan sudah dapat ditebak bahwa saat ini Raja Robert, tengah menahan kemurkaan setelah kebodohan yang dilakukan oleh putra mahkota. Selir Cinthya melemparkan senyum pada Lilian yang terlihat gusar sambil mengusap punggung Raja Robert dengan gerakan menenangkan. 

Bahkan para attendant, advisor, pelayanhingga pengawal yang berada di dalam throne room memilih untuk diam karena merasakan ketidaknyamanan dan memberikan jarak sejauh mungkin pada mereka yang berkumpul di dekat kursi tahta. Tidak lama setelah berita itu terdengar, pintu throne room terbuka dan Putra Mahkota kerajaan—Pangeran Arles, melangkah masuk dengan begitu angkuh dan arogan, seolah kesalahan yang dilakukan pria itu semalam, bukanlah sesuatu yang harus diributkan. Semua orang memperhatikan Arles yang berjalan menyusuri karpet merah sebelum berhenti di dekat tangga altar tahta. Pria itu kemudian membungkuk hormat seraya memberikan salam pada sang ayah. "salam kepada Baginda Raja, saya datang menghadap atas perintah anda." Kemudian Arles mengangkat kepala, menatap sang ayah yang duduk di kursi tahta dengan wajah menggelap, rahang mengeras dan kedua tangan yang mencengkram lengan kursi tahta dengan begitu kuat.

Semua orang terdiam menunggu reaksi Sang Alpha King. Lilian sendiri, yang ingin datang menghampiri Arles, memilih untuk tetap berada di tempatnya. Beberapa detik terasa bagaikan beberapa jam bagi semua orang. Baik Arles maupun Sang Raja, keduanya saling bertatapan tajam dan tidak ada satupun yang mengalihkan pandangan sebagai tanda kekalahan dan patuh. Aura Alpha keduanya begitu kental di udara membuat kaki semua orang yang berada di dalam ruangan gemetar, tidak terkecuali Selir Cinthya dan pangeran kedua, bahkan memaksa beberapa orang yang memiliki darah Omega langsung bertekuk lutut dan menundukkan kepala patuh. Kehadiran Alpha King serta sang penerus yang begitu superior dalam satu ruangan, dengan suasana hati yang sama-sama buruk, memperparah keadaan.

Tidak ada yang mau menjadi penengah, karena melakukan hal tersebut sama saja dengan bunuh diri. Siapapun yang akan menjadi penengah, hanya akan menjadi pelampiasan kedua pria dengan posisi tertinggi di kerajaan yang memiliki kekuatan lebih dari werewolf biasa. Sehingga semua orang memilih untuk cari aman dan menutup mulut rapat-rapat walaupun tidak nyaman akan suasana yang memenuhi throne room.

Aluna : The girl who mated to the RoyaltyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang