Chapter 35

619 70 39
                                    

UPDATE!!!

Ayo semua merapat! Siapa yang udah nunggu chapter ini? mana suaranya?

Oke langsung aja ke cerita, semoga kalian suka dan happy reading 😁😁

Vote comment share

Follow recommend

Love,

DyahUtamixx

Jangan lupa berikan tip sebagai bentuk apresiasi kalian dan supaya aku dapat terus bersemangat. Kalian bisa berikan tip lewat trakteer (@ dyah-utami2) atau lewat Karyakarsaku (@ DyahUtami25)😄😄

 Kalian bisa berikan tip lewat trakteer (@ dyah-utami2) atau lewat Karyakarsaku (@ DyahUtami25)😄😄

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tidak butuh usaha yang sulit bagi Aluna untuk keluar dari aula pesta. Semua orang sedang begitu sibuk bersenang-senang hingga tidak memperdulikan satu atau dua orang pergi keluar aula pesta. Dia berjalan menyusuri lorong istana bersama kedua kakaknya menuju ruang duduk dimana ayah mereka tengah menunggu, dan hanya butuh beberapa menit bagi mereka untuk tiba di depan sebuah pintu berukuran besar dengan cat warna putih yang dihiasi ukiran unik nan elegan.

Aluna menarik napas, menoleh kea rah kedua kakaknya singkat sebelum membuka pintu perlahan. "Apa papa sudah menungguku lama?" Itu adalah pertanyaan yang Aluna ajukan pada Kenneth Seisz ketika wanita itu masuk ke dalam ruang duduk yang diperuntukkan untuk tamu undangan jika ingin beristirahat dimana Kenneth berada. "Maaf telah membuat papa menunggu."

Seketika Kenneth bangkit berdiri dari sofa mendengar suara sang putri, dia mengancingkan kancing jas yang terbuka dan menggelengkan kepala singkat sambil melangkah menghampiri Aluna yang berdiri di dekat pintu. "Tidak apa sayang. Kau sudah siap untuk bertemu dengan Yang Mulia Raja?" sekilas dia melihat ekspresi keraguan sekaligus keengganan di wajah Aluna. Pertemuan singkat di aula sudah pasti membuat sang putri tidak merasa tenang. Kenneth melirik kedua putranya yang menyusul masuk seraya memiringkan kepala, memberikan tatapan tanya mengapa keduanya menampilkan raut wajah masam.

"Dia terlalu sibuk bermesraan dengan Yang Mulia putra mahkota," gerutu Chase dengan wajah merajuk, menjawab pertanyaan Kenneth yang tersirat melalui pancaran mata. Pria itu mendengus seraya melipat kedua tangan diatas dada dan menambahkan dengan getir, "terlihat jelas seperti dunia hanya milik mereka berdua."

"Bilang saja kalau kau iri," Aluna membalas Chase dengan gumaman sinis, kemudian dia melirik ke arah meja dimana gelas berkaki tinggi bersama botol mewah berisi cairan berwarna keemasan yang berbeda dari botol wine biasa berada. "Apa papa minum minuman alkohol?"

"Hanya sedikit."

"Papa ..."

"Jangan khawatir. Papa tidak akan minum dengan berlebihan." Mata Aluna menyipit tajam, tidak percaya dengan ucapan yang Kenneth berikan. "Chase, Marcus. Aku ingin kalian berdua persiapkan kepulangan kita. Setelah pembicaraan ini selesai, kita harus segera kembali ke teritori."

Aluna : The girl who mated to the RoyaltyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang