08

646 17 0
                                    

hai semua apa kabar?
Selamat datang di MORRIGAN
dunia gelap yang akan berubah menjadi berwarna.

Di ruangan serba putih dan tercium wangi obat memasuki  indra penciuman, Yara yang sedang mendapatkan beberapa luka jahitan akibat ulah Aftan, dan El yang terus saja memegang lengan Yara agar gadis itu bisa menyalurkan rasa sakit melalui dirinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di ruangan serba putih dan tercium wangi obat memasuki indra penciuman, Yara yang sedang mendapatkan beberapa luka jahitan akibat ulah Aftan, dan El yang terus saja memegang lengan Yara agar gadis itu bisa menyalurkan rasa sakit melalui dirinya. "kenapa bisa kaya gini sih El?" tanya sang dokter yang memberikan suntikan pada Yara agar gadis itu tidak merasakan sakit saat mendapat jahitan. Yara yang bersiap untuk mendapatkan jahitan pada pipinya cuma bisa mendengar perbincangan dokter muda yang cantik dan El, seolah mereka sudah kenal sejak lama. "kakak sepupu aku kak Aurel" ujar El saat melihat mimik wajah Yara yang seakan bertanya siapa?kamu kenal? El yang tidak mau gadisnya terlalu banyak berpikir yang tidak tidak langsung menjelaskan tanpa gadisnya bertanya.

"hai Yara, salam kenal ya" ucap Aurel sambil membereskan pekerjaannya. "halo kak,salam kenal juga " balas Yara dengan sedikit senyuman ramah walaupun pipinya masih sedikit ngilu. "ini kamu kenapa bisa kegores gini" tanya Aurel sembari memberikan kain putih untuk menutupi luka jahitan pada wajah Yara. "ah itu ka-" perkataan Yara terputus akibat jawaban yang dilontarkan El "si brengsek itu, datang kesekolah" Aurel yang tau dari maksud El hanya bisa membuang nafas kasar, ia sangat kenal dan sudah menganggap sebagai adiknya sendiri. namun rasa kecewa yang diberikan pada dirinya dan El sudah tidak bisa dimaafkan.. ia masih bisa untuk memaafkan walaupun butuh waktu yang sangat lama, begitu juga El atau mungkin tidak sama sekali.

"YARAA YARAA" suara riuh terdengar dari depan ruang dokter teman teman Yara datang bersama dengan kedua teman El yang dipaksa oleh dua manusia ini. "mana sih ruangannya" tanya ina yang mencari ruangan Dokter Aurel "mata lu buta?depan sini" ucap lion yang memutarkan kepala Ina menghadap ruangan Dokter Aurel. Lea yang paling dekat dengan pintu segera mengetuk pintu dan disuruh masuk oleh El.

ribuat pertanyaan dilontarkan oleh Ina dan Lea, bagaimana bisa wajah imut dan cantik itu bisa terluka, harusnya mereka berdua menemani Yara saat ingin ke kamar mandi. "hei hei, bukan salah kalian, aku aja yang kepo heheh" ucap Yara yang sangat tidak suka kedua temannya ini menyalahkan diri sendiri,padahal itu bukan kesalahan mereka sama sekali.

"ini nanti tebus obatnya, jangan lupa salep nya dipakai secara teratur sebelum tidur, 5 hari lagi kesini untuk melihat perkembangan lukanya" ucap Aurel, memberikan kertas pada El agar lelaki itu segera ke tempat tebus obat. "kamu disini dulu aja, aku mau tebus ini" ucap El pada Yara tak lupa kecupan pada jidat gadis itu mungkin menjadi kebiasan baru untuk dirinya.

"alahhhhh" mereka yang di dalam ruangan itu muak sekali melihat kebucinan El pada Yara. "haha, kalian kalau masih mau disini gak papa, aku mau lanjut kerja ada operasi sebentar lagi" ucap Aurel yang melepas jas dokternya dan keluar dari ruangan. Untuk ruangan dokter ini termasuk luas karena ada area sofa untuk mereka duduk.

"sakit gak Yar?" tanya Lea yang melihat pipi Yara sangat ngilu. "enggak, cuma perih tapi tadi kan dikasih obat bius biar gak terlalu sakit, walaupun masih sedikit ngerasa ngilu" ucap Yara yang melihat dirinya lewat pantulan hpnya. "keluar yuk" Lion mengajak yang lain untuk keluar menemui El yang baru saja memberi kabar dia sudah selesai.

"langsung pulang kan?" tanya Lea "ah masa langsung pulang sih, timezone yuk!" seru Yara yang malas sekali datang kesekolah. sekali kali ia ingin merasakan cabut dan bermain bersama temannya. Lion menimpali dengan semangat jujur ini lah alasan dirinya mengiyakan paksaan Ina untuk mengantar mereka berdua ke rumah sakit. "LET'S GO" seru Lea tak apa, ia sungguh ingin mencoba hal baru.

sesampai di mall, Ina mengajak mereka berdua untuk ke toko baju agar tidak ketahuan berasal dari sekolah mana mereka. hal hasil mereka memberi 3 hoodie crop berwarna cream dengan motif kecil yang berbeda. "udah?" tanya El yang menunggu di depan toko. "sudah, nih kartu kamu nanti aku ganti sekalian punya Ina sama Lea" ucap Yara yang memberikan kartu black card "gak usah sayang" El yang merasa itu bukan suatu hal yang harus diganti. "tapikan..." Yara tidak enak, sungguh selama ia jalan dengan El apapun hal yang ia sentuh, yang ia anggap lucu bahkan parkir mobil saja dirinya tidak boleh mengeluarkan uang sepeserpun. "kali ini aku yang traktir pliss" Yara memohon pada El biarkan dirinya mentraktir teman temannya karena sudah mau menemani kerendoman dirinya. El yang tidak bisa menolak cuma bisa mengiyakan. padahal malam nanti mungkin ia akan mentransfer uang kepada Yara.

mulai dari nonton bioskop, gramedia, belanja,main di timezone ketiga lelaki itu tidak jauh jauh mengikuti mereka dari belakang membawa belanjaan milik ketiga perempuan di depan sana. melihat gadis itu memasuki toko kecantikkan membuat mereka bertiga saling pandang dan menghelakan nafas kasar "kenapa tadi gua iyain sih" ucap Lion yang merasa menyesal, El dan Mickhael menyetujui perkataan Lion sungguh kenapa perempuan kakinya sangat kuat ketika berbelanja? namun lemas ketika disuruh berlari hanya 1 putaran mereka sudah mengeluh lelah,capek? itu yang ada di otak Mickhael.

ketiga lelaki itu akhirnya menemukan tempat duduk di depan toko itu, ternyata banyak bernasib seperti mereka. "haha, tadi warnanya ungu banget Le" ucap Yara yang keluar dari toko tersebut dengan tawanya "hahahaha" mereka bertiga menertawakan Lea yang mencoba lipstik berwarna ungu di bibirnya. "udah?" tanya Lion yang senderan " udah, yuk kita cari makan" ucap Ina yang mencari tempat makan dekat sini. namun semua penuh, hal hasil mereka pindah mencari cafe terdekat dari mall.

sesampai mereka di salah satu cafe yang lumayan sepi namun berada dekat sekali dengan sekolah mereka "kamu pesan apa" tanya El pada Yara "hmm apa ya?terserah kamu deh tapi jangan ada udang ya, aku alergi" ucap Yara pada El. "yang lain?" tanya El "apa aja deh yang penting bisa masuk ke perut" ucap Mickhael yang sudah lemas.

mereka berenam asyik berbincang bincang mulai dari Lion yang menceritakan kejelekan Ina sewaktu kecil dan mendengarkan cerita tentang Yara yang membuat mereka terkejut bahwa Yara memiliki darah Indonesia karena neneknya yang pure asli indonesia.

"wahh, sering ke sana dong?" tanya Ina "hmm,enggak. aku jarang ada waktu atau sebaliknya nenek jarang ada di Indonesia. beliau lebih sering kesini" ucap Yara. satu persatu mereka terbuka namun Yara masih tidak bisa memberi tahu satu hal. biarkan mereka tahu jika memang sudah waktunya. biarkan ini berjalan dengan lancar. Yara tersenyum ia memiliki kekasih yang baik, teman teman yang sama baiknya dan penuh kasih sayang, ia berterima kasih pada Tuhan sudah membuat hidupnya kembali bersemangat dan cepat sembuh untuk orang orang di hadapannya ini.

★★

𝙨𝙞𝙡𝙖𝙝𝙠𝙖𝙣 𝙗𝙚𝙧𝙞 𝙠𝙤𝙢𝙚𝙣𝙩𝙖𝙧,𝙡𝙞𝙠𝙚 𝙙𝙖𝙣 𝙨𝙝𝙖𝙧𝙚. 𝙟𝙖𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙡𝙪𝙥𝙖 𝙛𝙤𝙡𝙡𝙤𝙬 𝙖𝙠𝙪𝙣 𝙞𝙣𝙨𝙩𝙖𝙜𝙧𝙖𝙢 𝙖𝙠𝙪 @𝙠𝙖𝙙𝙚𝙠.𝙨𝙝𝙖𝙠𝙮𝙧𝙖
𝙨𝙞𝙡𝙖𝙝𝙠𝙖𝙣 𝙗𝙚𝙧𝙞 𝙢𝙖𝙨𝙪𝙠𝙖𝙣 𝙪𝙣𝙩𝙪𝙠 𝙘𝙚𝙧𝙞𝙩𝙖 MORRIGAN , 𝙖𝙠𝙪 𝙖𝙠𝙖𝙣 𝙗𝙚𝙧𝙨𝙚𝙙𝙞𝙖 𝙪𝙣𝙩𝙪𝙠 𝙢𝙚𝙣𝙙𝙚𝙣𝙜𝙖𝙧𝙠𝙖𝙣. kalian juga boleh share cerita ini kemanapun. Terimakasihhhh

MORRIGAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang