24

296 8 0
                                    

 ★★

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

★★

Siang ini El sudah dibuat pusing oleh Yara karena sejak tadi pagi kekasihnya hanya diam tidak ingin bergerak sama sekali dari kasur. mau tidak mau ia yang harus menyiapkan perlengkapan untuk 3 hari kedepan. "babe, ayo dong mandi kan kamu sendiri yang suruh jam segini berangkat" El masih berusaha membujuk Yara untuk bangkit dari kasur dan bersiap siap. "kamu salahin aku?" Yara akhirnya keluar dari persembunyian nya di dalam selimut. "perut aku sakit, kamu mana paham sih sama rasa sakitnyaaaa, kamu tuh gak ngerasain tau gak!"

Oke El sangat paham kenapa kekasihnya sejak pagi terus ada di kasur dan seolah melupakan bahwa hari ini mereka akan berangat ke Kota sebelah. "batalin aja ya? besok kita berangkat berdua aja mau? biar anak anak yang duluan" El mencoba mengelus perut bagian bawah berharap rasa sakit itu menghilang. Yara menggelengkan kepala tanda bahwa ia tidak setuju dengan perkataan El. "aku gak bisa bangun, gak usah mandi yaa" ucap Yara sambil memeluk badan kekar El. "serius?muka kamu pucet loh" Yara tetap dengan pendirian teguhnya ia akan berangkat hari ini. ia sudah ingin pesta piayama malam ini dengan Lea dan Ina "babe, bisa tolong ambilin kantong penghangat di kamar aku? sama pouch warna putih jaring di meja rias"

"ada lagi?" "ah, baju yang mau dibawa udah aku siapin di meja rias. kamu tinggal ambil aja"

"oke,tunggu disini" El memberikan kecupan pada Yara dan segera beranjak dari kamar menuju apartemen kekasihnya. Yara yang melihat El sudah keluar langsung menuju dapur dan meminum obat miliknya, harusnya hari ini adalah jadwal Yara untuk kemoterapi namun ia sudah meminta izin dan berjanji akan minum obat secara rutin pada Aurel. tak butuh waktu lama El sudah kembali dengan barang bawaan yang diminta kekasihnya itu. "loh udah bisa bangun?" El menuju dapur dan mengangkat Yara menuju ruang tengah saat melihat kekasihnya bersender di sebelah kulkas.

Yara otomatis melingkarkan kaki pada pinggang El. "sekarang ganti baju, aku mau masukin air hangat kebantal hangat kamu" El menurunkan Yara di ranjang putih yang sudah rapih, ia yakin kekasihnya ini merapihkan kasur. Yara tidak mau lepas dari El "kenapa hmm?" El tidak paham kenapa kekasihnya sangat manja ketika sedang datang bulan seperti ini. "aaaa gak boleh pergiiii" El yang melihat kekasihnya ini seperti anak kecil memberikan kecupan pada seluruh wajah Yara "kamu harus ganti baju loh" ucap El pada Yara. "ya emng kenapa sih? udah liat juga dari atas sampe bawah! udah lah sana" El langsung di dorong untuk keluar dari kamar dan mengunci pintu kamar agar El tidak bisa masuk kedalam.

yang di usir menggaruk tukuk kepalanya bingung kenapa mood kekasihnya seperkiat detik langsung berubah. ia memberi tahu di grub bahwa sebentar lagi dirinya akan segera kesana, tak lama ia sudah melihat Yara keluar dari kemar dengan pakaian panjang, kopi tupluk, kacamata hitam dan mebawa jaket hangat tak lupa dengan tatapan sinis namun bibir kekasihnya seperti bebek yang maju.

"apa ini minta dicium kah?" El berusaha meledek Yara yang duduk dengan mulut yang masih manyun. Yara tak meperdulikan kekasihnya ini yang terus meledeknya. El yang di diamin memberi kecupan kecil. yang diberi kecupan langsung tersenyum seperti orang bodoh. El yang sungguh gemas menggigit pipi chubby milik kekasihnya.

"ihh sakittt"

"hahah, yuk, udah di tunggu anak anak" El mengambil tas bawaan milik mereka berdua. perjalanan menuju markas tidak lah jauh jika berkendara bersama El, namun karena jalanan licin mereka harus lebih pelan dari biasanya. menempuh hampir 45 menit akhirnya El sampai. "babe yuk turun" El memakirkan mobilnya dan berniat untuk turun memberikan rute titik mereka berhenti dan satu mobil akan diberikan satu ht untuk mereka berhubungan. ia melihat kekasihnya tertidur dengan pulas, pantas sejak tadi hanya ada suara lagu yang terdengar menemani mereka selama perjalanan.

El lantas turun dari mobil tak lupa penghangat yang mobil yang tetap aktif. "udah ready semua? pembagain mobil aman?Vin, ambil ht di penyimpanan, masing masing mobil bawa satu da-" sebelum melanjutkan perkataanyan El menyuruh Ina,Lea untuk masuk kemobil dan memberitahu Yara sedang tertidur. yang disuruh langsung memberikan hormat dan bergegas menuju mobil milik El.

"senjata jangan lupa dibawa,cctv aktif?" semua anggota menjawab dengan tugas mereka bahwa semua sudah aman dan si manis sudah dibawa oleh orang suruhan dari daddynya bahwa si manis akan dibawa untuk pemereksaan.

"EL CEPET AH LAMAAA" itu suara teriakan Yara dari dalam mobil yang mengeluarkan kepalanya dari jendela mobil. 'nah, singa ngamuk ayo jalan. jangan ada kebut kebutan" El bergegas menuju mobil, Lion dan Mickhael berpisah. mobil paling depan adalah El yang di ikuti oleh anggota lainnya dengan paling belakang adalah mobil Lion.

mobil yang di kendari oleh El benar benar seperti tempat karoke, ketiga perempuan itu bernyanyi tanpa henti, bercerita dan sekarang mereka ingin mampir ke supermarket karena sudah sangat lapar. El memberitahu melalui Ht bahwa mereka semua akan makan di rest area depan.

Yara dan kedua temannya langsung bergegas keluar mencari toilet sedangkan para lelaki menunggu di parkiran, dan ada yang membeli beberapa kopi untuk di perjalanan. Yara dan kedua temannya yang baru dari toilet di kejutkan dan mobil yang hampir menabrak mereka jika Lea tidak melihat ke arah kanan. suara dejitan mobil membuat seluruh anggota Morrigan melirik ke arah mereka bertiga. El langsung bergegas berlari menuju kekasihnya berada di ikuti beberapa anak lainnya.

"kamu gak papa? mana yang luka" El membantu Yara untuk berdiri. Yara masih amat sangat shock jika Lea dan Ina tidak menarik dirinya mungkin sekarang ia sudah terkapar tak berdaya.

"eell" Yara menatap El dengan tatapan takut, tubuhnya tidak bohong bahwa kali ini ia benar benar takut.

"woy! keluar lu" Lion menggedor jendela mobil itu, mereka tidak berhasil melihat siapa yang membawa kendaraan itu, sebab mereka memakai kaca film. tak butuh lama yang membawa mobil itu kabur, dengan cepat Mickhael memfoto kendaraan itu dan mencatat plat mobil itu.

"yang lain ada luka?" tanya Mickhael pada Ina dan Lea.

"El, gua rasa lu mending di tengah biar gua yang di depan. gua yakin itu dari salah satu geng yang emang mantau pergerakan kita" ucap Lion pada El. akhirnya mereka melanjutkan perjalanan, sesuai dengan perkiraan mereka sampai di penginapan tepat waktu.

★★

𝙨𝙞𝙡𝙖𝙝𝙠𝙖𝙣 𝙗𝙚𝙧𝙞 𝙠𝙤𝙢𝙚𝙣𝙩𝙖𝙧,𝙡𝙞𝙠𝙚 𝙙𝙖𝙣 𝙨𝙝𝙖𝙧𝙚. 𝙟𝙖𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙡𝙪𝙥𝙖 𝙛𝙤𝙡𝙡𝙤𝙬 𝙖𝙠𝙪𝙣 𝙞𝙣𝙨𝙩𝙖𝙜𝙧𝙖𝙢 𝙖𝙠𝙪 @𝙠𝙖𝙙𝙚𝙠.𝙨𝙝𝙖𝙠𝙮𝙧𝙖
𝙨𝙞𝙡𝙖𝙝𝙠𝙖𝙣 𝙗𝙚𝙧𝙞 𝙢𝙖𝙨𝙪𝙠𝙖𝙣 𝙪𝙣𝙩𝙪𝙠 𝙘𝙚𝙧𝙞𝙩𝙖 MORRIGAN , 𝙖𝙠𝙪 𝙖𝙠𝙖𝙣 𝙗𝙚𝙧𝙨𝙚𝙙𝙞𝙖 𝙪𝙣𝙩𝙪𝙠 𝙢𝙚𝙣𝙙𝙚𝙣𝙜𝙖𝙧𝙠𝙖𝙣

MORRIGAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang