32

256 4 0
                                    

Hari ini adalah jadwal Yara untuk kemoterapi dirinya sungguh lelah dengan rutinitas ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari ini adalah jadwal Yara untuk kemoterapi dirinya sungguh lelah dengan rutinitas ini. ia ingin benar benar selesai dengan semua ini. setelah selesai kemoterapi Yara kembali menuju kamarnya untuk istirahat setelah kemo yang membuat dirinya sangat lelah. "sebelum tidur, obat diminum dulu" ucap suster yang membantu Yara untuk menuju kamar. tak lama Aurel datang untuk berbicara dengan Yara.

"Yar,"

"kak, sini masuk"

Aurel duduk di sebelah bangkar rumah sakit dan memberikan beberapa berkas penyakitnya. "kamu tau, kamu semakin parah Yar. kakak gak bisa yakin berapa lama kamu bisa nahan sakit ini. tapi, jangan khawatir kakak akan cari rumah sakit terbaik di seluruh dunia buat kamu. kamu dunia untuk adik kakak Yar, tolong bertahan untuk keluarga,sahabat sahabat kamu, dan untuk Azreal"

Aurora memegang tangan Yara yang semakin kurus karena dimakan oleh penyakit itu. "kak rambutku semakin rontok" Aurora bisa melihat beberapa bagian yang sudah kehilangan rambut. namun gadis di hadapannya benar benar sangat cantik. Aurora mencoba untuk tersenyum walaupun ia sebenarnya ingin sekali menangis.

"kak boleh titip ini, seandainya aku pergi tolong ya kak" dengan tangan gemetar Aurora menerima benda ini. "aku yakin bahwa mereka gak akan pernah nerima ini Yar"

"kakak keluar ya, istirahat'

Yara terbangun karena suara berisik yang ada di luar biliknya, kamar ini kosong hanya ada dirinya dan suara gaduh dari depan biliknya. Yara memutuskan untuk melihat ada apa di depan sana.

"jangan masuk, Yara lagi istirahat" ucap Lea menghalangi anak anak Morrigan ingin masuk

"pelit lo" balas Mickhael pada Lea

"astaga, kenapa gak masuk" ucap Yara pada mereka semua yang berdiri di lorong rumah sakit.

Yara mencari sosok yang ia rindukan namun tak ada di hadapannya. "pak bos lagi ada urusan sama bokapnya" ucap Ares yang sepertinya menyadari gerak gerik Yara yang terus terusan memandang pintu kamar berhadap orang itu datang. Lion memberikan pesan pada Azreal bahwa Yara mencari dirinya.

Azreal yang mendapatkan pesan itu langsung bergegas berlari menuju rumah sakit. Daddy yang melihat anaknya langsung berlari cuma bisa menggelengkan kepala "jadi inget dulu sewaktu muda"

kantor tempat daddy nya tidak begitu jauh dari rumah sakit dimana Yara dirawat. ia berlari menuju kamar tempat Yara dan mencoba meredakan jantung yang terus berdetak kencang tidak karuan.

"keluar kasih mereka waktu" Ucap Lion yang melihat Azreal memasuki ruangan dengan langkah pelan. beberapa anggota mulai satu persatu keluar dari kamar. "semangat" ucap Nicolas pada Azreal. sekarang ruangan luas dan lebar itu hanya tersisa mereka berdua.

"Yar"

"El"

"ah kamu dulu El" ucap Yara pada Azreal agar dirinya yang lebih dahulu berbicara.

"no,kamu dulu" pinta Azreal

"duduk El, kenapa berdiri disana. kamu bukan satpam" ucap Yara yang melihat Azreal masih tidak pindah posisi dari depan pintu. Azreal perlahan mendekat dna duduk tepat di kursi sebelah bangkar.

"aku ma-" sebelum selesai berbicara Yara langsung memeluk Azreal secara tiba tiba. yang membuat Azreal sedikit tersungkur ke belakang. "aku minta maaf" ucap Yara yang posisinya masih memeluk Azreal dengan sangat erat. "maaf pasti sakit" yara mengelus pipi bekas tamparan yang ia berikan. Azreal yang terdiam mencerna semua membuat dirinya terdiam seperti patung.

Azreal kembali menarik Yara dan memeluk kekasihnya dengan sangat erat seolah sosok ini akan pergi dan ia berjanji tidak akan pernah membuat kekasihnya pergi untuk kedua kalinya. "tangan kamu" ucap Yara saat melihat tangan kanan Azreal di perban.

"bukan apa apa" Azreal terus memandang wajah kekasihnya walaupun terlihat pucat gadis nya akan selalu cantik.

"cantik" ucap Azreal yang membuat Yara menatap mata Azreal dengan senyum yang manis.

saat ini ruangan Yara hanya tersisa inti Morrigan dan kedua sahabat Yara. mata Yara terus memandang ke arah Lea yang sedang bermain uno balok bersama Mickhael dan Lion. dering ponsel Azreal membuat dirinya bergegas menuju lokasi yang sudah ditetapkan. "sayang, aku keluar sebentar mau ke kantor daddy ada urusan"

pesan yang diterima Azreal adalah dari seseorang yang memiliki bukti bukti tentang hari itu. mereka bertemu di rooftop rumah sakit namun tak ada satupun manusia di sana. sial, gue di kerjain

"El" panggilan seseorang di belakangnya membuat dirinya menghadap pintu masuk rooftop.

"Nic, gue kira lo udah pulang" ucap Azreal tanpa berpikir bahwa orang itu adalah Nicolas.

Nicolas tak menjawab namun ia menelpon Azreal yang menerima telpon dari nomer itu langsung mengangkat telfon dan betapa terkejutnya Nicolas lah orang yang meneror dirinya dengan segala alibi bahwa dia akan membantu Azreal.

"lo??" Azreal mematikan telfon itu dan berjalan mendekati Nicolas.

"gue punya semua bukti di hp ini El, dengan satu syarat seperti yang gue bilang di chat. gue akan kasih tau syarat itu secara langsung. tolong bantu keluarga gue El. cuma lo yang bisa buat keluarga gue lepas dari bajingan ini"

ting ting

suara notifikasi dari nicolas yang dimana itu adalah dokumen dokumen penting dan beberapa bukti penting tentang kejadian tempo dulu dan semalam. "lo?" ucap Azreal yang benar benar terkejut melihat bukti yang sangat mendadak ini.

"saham keluarga gue adalah hasil suntikan dari keluarga Damian, karena itu gue gak bisa apa apa. kalau sampai gue ngelangar atau gak ngikutin kemauan Aftan semua keluarga gue bakal dihabisi sama mereka. dan ini video video yang gue dapet" Nicolas memberikan flashdisk kepada Azreal dan menyuruhnya melihat isi video itu dan menyerahkan ke pihak berwajib.

"gue yang foto lo sama Aurora. gue yang lepas baju lo seolah kalian yang melakukan hubungan intim, tapi. setelah itu Aurora gak pernah nyentuh lo sedikit pun.. karena dia lesbian Aurora suka sama Yara sejak Aftan bawa Yara kerumah. gue tau semua El, karena gue suka Aurora, Aurora cerita sendiri ke gue. di dalam flashdisk itu ada semua bukti rekaman"

"tolong keluarga gue El" Nicolas sampai bersujud di hadapan Azreal.

"pergi sejauh mungkin, sampai gue beritahu bahwa seluruh keluarga lo aman. pegang kartu ini, untuk kehidupan lo selama pergi. jangan pernah terima sepeserpun uang dari keluarga Damian. yang masuk ke kantong pribadi lo. sekarang Nicolas!!" ucap Azreal yang langsung meneriaki Nicolas untuk pergi dari kota ini.

"Nic," panggil Azreal saat Nicolas membuka pintu rooftop.

"markas lama, lo aman disana. gue bakal suruh orang untuk tetap awasin kalian"

"thanks,El"

sebelum Nicolas pergi ia langsung berlari dan memeluk Azreal yang dianggap sebagai keluarganya sendiri.


𝙨𝙞𝙡𝙖𝙝𝙠𝙖𝙣 𝙗𝙚𝙧𝙞 𝙠𝙤𝙢𝙚𝙣𝙩𝙖𝙧,𝙡𝙞𝙠𝙚 𝙙𝙖𝙣 𝙨𝙝𝙖𝙧𝙚. 𝙟𝙖𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙡𝙪𝙥𝙖 𝙛𝙤𝙡𝙡𝙤𝙬 𝙖𝙠𝙪𝙣 𝙞𝙣𝙨𝙩𝙖𝙜𝙧𝙖𝙢 𝙖𝙠𝙪 @𝙠𝙖𝙙𝙚𝙠.𝙨𝙝𝙖𝙠𝙮𝙧𝙖

𝙨𝙞𝙡𝙖𝙝𝙠𝙖𝙣 𝙗𝙚𝙧𝙞 𝙢𝙖𝙨𝙪𝙠𝙖𝙣 𝙪𝙣𝙩𝙪𝙠 𝙘𝙚𝙧𝙞𝙩𝙖 MORRIGAN, 𝙖𝙠𝙪 𝙖𝙠𝙖𝙣 𝙗𝙚𝙧𝙨𝙚𝙙𝙞𝙖 𝙪𝙣𝙩𝙪𝙠 𝙢𝙚𝙣𝙙𝙚𝙣𝙜𝙖𝙧𝙠𝙖𝙣

MORRIGAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang