"Graz, mau coba ng*we dalem kolam ga?"
"Hah?!"
Gada waktu buat Graze nolak tawaran gila itu, karena 3 detik setelahnya Al benar-benar menjatuhkan tubuh mereka ke dalam kolam renang.
BYURRR...
⚠ cerita ini berisikan kata-kata toxic dan kasar
Buat yg bingung kenapa judul cerita ini Miss& Mr perfect, tapi isi cerita didalamnya enggak seperfect itu atau terkesan enggak nyambung sama judulnya,
karena judul ini hasil rekomendasi dari temen aku, dan sebenarnya cerita ini juga sempat aku un-punblishditahun 2022 karena kehilangan inpirasi untuk lanjut nulis, tapi ditahun 2024 aku putusin untuk lanjut nulis lagi dengan menggunakan jayning sebagai MC.
.
.
.
Al menatap Jiela dengan perasaan campur aduk. Dia mencoba mengalihkan pikirannya dan langsung menuju kamar Graze. Ketika mengetuk pintu, dia mendengar isakan halus dari dalam.
Pintu itu terbuka dengan perlahan, Graze berdiri di sana dengan mata sembab, bekas air mata masih jelas terlihat.
"Al...," suaranya parau, "Aku benar-benar butuh kamu sekarang."
Al memeluknya erat, mencoba menenangkan sebisanya. Namun, bayangan Jiela terus menghantuinya, membuat hatinya semakin tertarik pada Jiela.
"Al, aku nggak tahu harus gimana lagi... semuanya terasa begitu kacau."
Al mengelus punggung Graze dengan lembut. "Ada aku di sini Graze. Kita akan melewati ini bersama-sama." Manis banget ini mulutnya si Al-adin
===🐈🦅🦋===
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Graze, kok gue ngerasa Lo gendutan deh sekarang..." ucap Shelva disela kunyahan baksonya.
"Eh bener juga lu met, sekarang ni anak makin tobrut" Xia ikut menimpali ucapan Shelva
"Ngaco! Masa iya gua gemukan sih, orang pola makan gue lagi gk teratur banget akhir-akhir ini. Bahkan ada kali yaa 1-2 hari gua gak napsu makan" Bantah Graze.
Shelva dan Xia mengangkat bahunya acuh, merasa tidak ada yang salah jika Graze hanya bertambah berat badan. Hanya saja perut gadis itu nampak sedikit membuncit.
"Wih boljug, gimana Graze? Katanya belum betie tau kalo belum nginep bareng" Xia menimpali ucapan Shelva
Graze terdiam sejenak kemudian menghela napas pelan.
"Guys.. sebelumnya gua mau cerita sama kalian---"
"Yaelah Graze cerita mah cerita aja, justru kita senang kalo Lo mau berbagi tentang masalah yang Lo hadapin sama kita. Itu artinya Lo udah percaya sama kita" ucap Xia bijak, dan mendapatkan anggukan dari Shelva.
"Gue nggak tau harus mulai dari mana. Kalian tau kan setelah Mommy meninggal, hubungan gue sama Daddy semakin jauh. Nah, puncaknya seminggu yang lalu pas Daddy bawa dua orang perempuan ke rumah. Talia dan Jiela namanya."
Shelva dan Xia saling pandang dengan kening berkerut, menunjukkan ketidakpercayaan mereka.
"Talia itu... ya, dia kelihatan banget obsess mau gantiin posisi Mommy di rumah. Sementara Jiela, dia seumuran sama gue, tapi udah mulai berlaku seakan dia yang punya rumah. Parahnya lagi, Daddy selalu belain dua parasit itu."
Shelva menyandarkan tubuhnya lebih dekat ke Graze,
"Dan Jiela... dia udah membuat hidup gue berantakan. Daddy lebih memanjakan dia daripada gue, dan Al...," suara Graze semakin parau, "Gue curiga dia sama Jiela ada sesuatu."
Xia merengut marah, "Apa? Jadi ini masalahnya, Graze? Makanya mata lo sering bengkak karena nangisin ini?"
Graze mengangguk pelan, "Gue nggak tahu harus gimana lagi. Gue benar-benar nggak tahan tinggal di rumah itu, tapi gue juga nggak punya tempat lain untuk pergi."
Shelva tersenyum penuh arti, matanya bersinar penuh semangat. "Kalau gitu, kita nginep di rumah lo malam ini. Gimana Xia?"
Xia tersenyum nakal, "Oh, jelas! Kita harus kasih pelajaran ke si Jijiq itu. Biar dia tahu siapa ratu aslinya di rumah itu."
Graze tertawa kecil meski hatinya masih terasa berat. "Makasih, guys. Gue seneng punya kalian."
Shelva menepuk bahu Graze, "Kita bakal bikin Jiela nyesel udah main-main di rumah lo."
Xia mengangguk setuju, "Kita bakal bikin malam ini seru. Siap-siap aja, Jiela."
