Bagian 22⚠️

813 26 4
                                    


Happy Reading

Pemanasan dulu nih aku kasih yang manis manis diawal

.

.

.

"Ikan hiu nabrak tembok, i love u pake gembok buat my bubub 🔐" ucap Xio saat mengakhiri panggilan video call dengan Xia.

"Huek jijay bgt" ucap Valen dengan julid sambil membuat gerakan seakan sedang muntah

"Dih bilang aja kalo Lo gabisa pantun" Xio menatap Valen tajam

Al dan Xabiru hanya bisa saling menatap dengan lelah, sepertinya drama antara Valen dan Xio tidak akan pernah selesai.

"Ni guweh VC yayang Selena buktiin kalo gombalan gue lebih berkelazz" Valen berkata dengan penuh percaya diri

"Ni guweh VC yayang Selena buktiin kalo gombalan gue lebih berkelazz" Valen berkata dengan penuh percaya diri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

'halo kak Valen?'

'ekhem..' Valen berdehem sok cool

"Selena, hawaiyuu?------
aim pain tengkyu"

"Pffffff----Bwahabahhaha"

"Paan tuh hawaiyu katanya cogg--- Bwahahahahahah" Xio, Al dan Biru puas menertawakan keabstrudtan Valen.

"Gue gak habis pikir nying, kok bisa Selena gak ilfeel sama Lo" Ucap Xabiru disela-sela tawanya.

Selena hanya mengangkat alisnya sambil memandang wajah Valen dari layar handphone yang terlihat masih berusaha tampak cool.

'kak Valen tau nggak bedanya kakak sama hujan?'

"Apa tuh?" tanya Valen sambil tersenyum tipis

'Kalau hujan itu bikin banjir, kalau kak Valen bikin aku yang kebanjiran' jawab Selena dengan nada yang dibuat semanis mungkin.

Sementara telinga Xavalen sekarang sudah nampak memerah mendengar gombalan dari Selena.

===🐈🦋🦅===


Graze, Shelva, dan Xia duduk di atas kasur milik Graze, bersiap untuk strategi malam ini. Graze masih terlihat murung, memikirkan prasangkanya tentang Jiela dan Al.

Bukan tanpa sebab Graze bisa berpikir seperti itu, pasalnya beberapa kali setiap Al datang menjemput kerumahnya dia diam-diam selalu mendapati Jiela menempeli Al, dan tidak mendapatkan penolakan.

Sepertinya Dewi keberuntungan sedang berpihak pada ketiga gadis itu, pasalnya untuk sekarang dan beberapa hari kedepan Kaivaz Joan Xavier sang kepala keluarga ruma itu sedang keluar kota, lalu untuk Talia sendiri tidak akan rela membiarkan Kai pergi jauh tanpa dirinya.

"Oke, Graz, udah saatnya kita tunjukkin siapa ratu sebenarnya di sini," kata Shelva dengan tatapan penuh semangat.

Xia menyeringai, "Kita buat Jiela ngerasain apa yang lo rasain. Dia harus tau kalo kehadirannya enggak diterima di sini."

Grazella hanya bisa mengangguk pelan. Di balik wajah tegasnya, hatinya remuk redam. Kenangan tentang masa-masa bahagia bersama ibunya, Jennifer, terus menghantui pikirannya. Betapa hangatnya pelukan sang ibu dan betapa damainya rumah mereka sebelum kehadiran Talia dan Jiela. Namun, semua itu kini tinggal kenangan yang kian memudar.

Malam itu, mereka bertiga sedang menunggu Jiela diruang tamu. Saat melihat target melewati mereka untuk menuju dapur Xia dan Shelva mendekati Jiela dengan cepat, berpura-pura ramah sebelum melancarkan serangan.

"Jiela, lo bener-bener cocok di sini. Tapi sayang, lo gak akan pernah bisa ngeganti posisi seorang Grazella Agatha Xavier," kata Xia dengan nada sinis.

"Apa maksud kalian?"
Jiela tampak terkejut mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan itu secara tiba-tiba dirumahnya sendiri, ah ralat maksudnya rumah Graze yang sedang ia tempati

Shelva menyusul, "Kita semua tahu, lo cuma numpang di sini."

Kata-kata itu sedikit membuat Jiela tersinggung, namun tetap tenang.

Tiba-tiba, Shelva menyiramkan isi gelas jus ditangannya ke wajah Jiela! Jiela menjerit kaget, jus jeruk menetes di seluruh wajah dan pakaiannya.

Xia dan Graze tertawa melihat ekspresi terkejut dan marah Jiela. "Maaf ya Jiela, kami hanya ingin kamu merasakan sedikit kesegaran," kata Xia dengan nada mengejek.

Jiela kesal dan ingin membalas. Dia melemparkan gelas jus yang kosong ke arah Graze, tetapi Graze dengan mudah menghindarinya.

"Ternyata kelakuan Lo gak ada bedanya sama nyokap Lo ya, sama-sama suka ngerebut milik orang lain!" Graze mulai mengeluarkan kata-kata pedas dari mulutnya.

Jiela tertawa kecil dengan nada sinis. "Bagus kalo Lo udah tau gue ngincer cowok Lo yang super duper tajir itu. Era dimana Lo jadi anak manja dan punya keluarga Cemara udah end.

Dan juga Lo nggak usah ngerasa sok tersakiti. Sekarang udah waktunya gue dapetin apa yang selama ini belum pernah gue dapet. Lo nggak akan pernah tau gimana rasanya jadi gue! Dulu gue sama mommy cuma jadi second choice buat Daddy, semua itu gara-gara Lo dan nyokap sialan Lo itu!"

PLAK!

Tangan Graze mendarat di pipi Jiela dengan keras. "Jaga mulut sampah lo itu, dan satu lagi, lo gak berhak menghina mommy gue! Untuk rasa sakit yang dulu lo tanggung, itu semua salah nyokap lo yang murahan karena ngincar suami orang!"

Jiela ingin melawan, namun melihat situasi yang tidak menguntungkan, dia menahan emosinya dan berbalik menuju kamarnya. Sesaat sebelum menutup pintu, dia berbisik, "Lo akan nyesel, Graze."

Graze terdiam sejenak, tangannya masih gemetar. Ia tahu bahwa kata-katanya tadi bukan hanya untuk membela diri, tetapi juga ungkapan dari luka yang selama ini ia pendam. Masalah dengan Jiela dan Talia tidak hanya merusak hubungan keluarganya, tetapi juga membuatnya merasa kehilangan pegangan setelah kematian ibunya.

Di kamarnya, Jiela menendang pintu dengan marah. "Anak manja itu bakalan nyesel udah menghina gue dan mommy," gumamnya dengan penuh dendam. Ia bersumpah dalam hati bahwa ia akan membuat Graze merasakan sakit yang sama, atau bahkan lebih parah.


===🐈🦅🦋===





Leonardo/Lele/papanya Daegal

*Aku maw spoiler dikit yawee, di chapter-chaper selanjutnya Lele juga mulai dapet peran penting loh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*Aku maw spoiler dikit yawee, di chapter-chaper selanjutnya Lele juga mulai dapet peran penting loh


19-07-2024

Miss&Mr PERFECTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang