Trapped in One Room

213 24 0
                                    

"Nih, kek kalo lagi punya uang lebih, misal buat A. Tapi, kek ada kebutuhan mendesak gitu. Jadi ya udah gak jadi buat nabung," ujar Bebby.

"Gak ada niat!" sambar Enzy.

"Ya gimana ya, gue juga orangnya gampang lapar. Di depan komplek gue suka ada ajah tukang dagang yang lewat, jadi sayang banget kalo gak jajan," curah Bebby.

"Beb, Beb, Jean tuh," ucap Dinda. Dagunya mengarah ke arah di mana anak-anak mantan boyband berkumpul di lapangan.

Terlihat wajah gembira yang tergambar pada raut mereka masing-masing. Tawa mereka, senyum yang memperhatikan deretan gigi putih bersih itu selalu jadi hal manis buat semua orang yang kagum dengannya.

"Gila, Jean, Jean manis banget," puji Bebby.

"Cih, alay!" celetuk Enzy.

"Alea!" Alexa melambaikan tangan pada Alea yang tengah berjalan seorang diri.

Gadis itu melambaikan tangan kembali. "Alea datang guys," ucap Alexa.

"Lea, sini dulu bentar. Jangan ke kelas. Ada pemandangan indah yang wajib ditonton," ucap Bebby.

Mata Alea pun ikut mengarah pada apa yang jadi pandangan sahabat bawelnya itu. Apa harus Alea bertahan di sana? Ketika kalimat-kalimat yang ia dengar di toilet waktu itu masih sangat membekas. Bahwa, tentang Evan dan mantan kekasihnya memang selalu jadi hal yang tak terlupakan.

"Aku ada tugas susulan, maaf, ya."

"Kalian nonton ajah. Aku harus ke kelas," pamit Alea.

"Beneran, Lea?"

"Jangan gitu dong, Le. Tugas apa sih? Udah sini dulu, santai ajah," ujar Bebby. "Maaf, Bebby. Kali ini nggak dulu. Kamu nikmatin ajah nonton Jeannya," ucap Alea.

"Lea...," ucap Dinda. Yang lain hanya menatap dalam diam. Alea tersenyum, lalu pergi.

Tanpa disadari gadis itu, seseorang yang jauh di sana ikut menyaksikan kejadian itu meski sebentar.

'Lo pergi, Alea?' ucapnya.

"Gila, Evan-Evan, itu dia ngeliatin ke sini!" ucap Bebby salah tingkah. "Beb, itu Jean juga noh," ujar Enzy. "Udah ah, gue mau susul Alea juga," lanjut Enzy.

***

Sebagai pengagum, memang Alea tidak harus berlebihan. Terlebih jangan sampai melibatkan hati. Kalau Evan baik, ya, memang itu sikapnya. Toh, semua orang wajar saja kan berbuat baik kepada sesama?

Alea menaruh tasnya di atas kursi. Duduk, dia termangu. Bohong. Bohong kalau dia ada tugas susulan. Itu hanya alibi. Alea hanya ingin tidak terus-menerus melihat wajah Evan. Meskipun, di kamar juga sudah setiap saat melihat terpajangnya foto dengan confetti cowok itu.

Tidak lama, masuk sahabatnya satu persatu. Alea lantas berpura-pura menyibukkan diri.

***

"Lea, kenapa belum tidur?"

"Bunda?"

Alea datang, memeluk wanita yang sudah ia anggap sebagai ibu kandungnya sendiri.

Wanita paruh baya itu lantas mengusap-usap rambut Alea, lembut, penuh kasih sayang. "Tidur, ya. Besok sekolah."

"Iya, Bun. Sebentar lagi, Alea lagi belajar kunci gitar."

"Bagaimana dengan Evan? Kamu berteman baik?"

"E-Evan?"

"Hm," deham Bu Kinar.

"Alea nggak ngerti sama perasaan Alea sendiri. Alea takut rasa kagum Alea sama Evan jadi hal yang berlebih," ucap Alea.

I'll be Better with You (Lee Heeseung) || TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang