11 - sang pangeran

58 14 2
                                    

Selamat membaca
.
.
.
.
.

Jangan lupa vote and follow
.
.
.
.
.

Happy reading
.
.
.
.
.

Sesakit apapun luka yang kamu beri, jika hatinya benar benar mencintaimu maka musthailnya untuknya pergi.

-Abyan Pradipta narendra-

-Abyan Pradipta narendra-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-

Mata remaja itu terpejam kuat, berupaya membendung rasa sakitnya agar tak semakin menjadi jadi. Kanaya tak boleh mengetahuinya.

"Byan, Lo gak marah kan sama gue?" Tanya Kanaya dengan raut yang sangat menggemaskan. Ia melepaskan pelukan mereka.

"gue gak bakalan bisa marah sama
Lo," balas Abyan tersenyum hangat tanpa ia sadari wajahnya sudah memucat tanpa bercak merah. Sudah cukup menandakan, betapa sakitnya sekujur tubuhnya saat ini.

Abyan tak Setega itu untuk melihat gadis kesayangannya menangis didepannya. Rasa bersalah karna ia membentak Kanaya disekolah tadi mulai bermunculan. Seharusnya ia tak boleh meninggikan suaranya.

Ia menarik Kanaya untuk kembali masuk kedalam dekapannya.

"Sakit," rintih gadis itu mendongak untuk bertemu dengan netra lelaki itu tanpa melepaskan pelukan mereka.

"Dimana sakitnya? Bilang sama gue, kita kerumah sakit yah?" Jawab Abyan panik. Gadis itu membalasnya dengan gelengan.

"Dia pasti ngebentak Lo yah? Cup cup cup," ia menepuk lembut punggung Kanaya guna menenangkan.

Kanaya diam anteng dipelulan laki laki dihadapannya.

Ini adalah kali pertamanya Fathan membentaknya, bahkan sampai memperlakukannya sekasar itu.

"Jauhin Fathan yah, gue gak mau Lo terluka lagi." Bisik Abyan pelan.

Bagaimanapun, Abyan tak mau melihat Kanaya kembali terluka. Ia ingin egois untuk kebaikan Kanaya.
Abyan taakan membiarkan gadis itu menjadi bahan permainan oleh Fathan.

Kanaya tak menyahut apapun, ia hanya diam membisu tak tau harus menjawab seperti apa. Ia mendongak dengan sesenggukan.

"Lo sakit?" Kanaya menatap cemas wajah Abyan, secerca rasa bersalah terpancar dari mimik wajahnya. Perkataannya tadi pasti sangat melukai hati Abyan.

Ia sudah melukai hati lelaki itu, tapi Abyan masih berusaha untuk selalu ada untuknya.

"Gua gakpapa, beli es cream stroberi mau?" Tawar Abyan mengalihkan topik pembicaraan mereka. Seketika senyuman gadis itu mengembang. Ia mengangguk cepat dengan tawaran remaja itu.

12.12Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang