15 - pelukan abyan

55 11 1
                                    

Selamat membaca
.
.
.
.
.
jangan lupa vote and
Follow
.
.
.
.
.

Happy reading
.
.
.
.
.

Cape boleh, menyerah jangan
Terus lah bersyukur dan biar kan
Tuhan yang mengatur

-Abyan Pradipta narendra-

-

-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-

"Beneran, gue gak bohong."

Abyan yang melihat binar mata gadis didepannya seketika membeku, tak tau harus bereaksi seperti apa. Ia tak ingin menghancurkan kebahagian Kanaya.

"Dia nembak kanaya?" Thalia menyenggol pundak kara bertanya.

"Omaygat, enggak lagi ngamen! Pake nanya lagi." Sewot kara menatap jengah gadis yang mencengir itu.

Perlahan tangan mungil kanaya menerima bunga cantik dari Fathan. Tanpa mengatakan apapun. Fathan yang melihat itu segera berdiri sesekali ia melirik Abyan sekilas.

"Lo terimakan?" Fathan bertanya dengan sungguh sungguh. Kanaya mengeluarkan senyum yang sangat sulit untuk diartikan.

Tiba tiba saja, entah sengaja atau tidak. Bunga itu terjatuh dari genggaman Kanaya. Fathan mengerutkan keningnya bingung.lalu menatap netra gadis itu yang ternyata sudah menampilkan senyum smriknya.

"Lo pikir gue cewek apaan?" Fathan dibuat semakin bingung dengan tingkah Kanaya. Lantas, ia sekarang diterima atau sebaliknya?

"Gue gak mau jadi pacar Lo," tolak Kanaya yang membuat tawa anak anak edelsteen pecah kecuali abyanndan Albi yang hanya diam.

"Apa gue bilang," celetuk Gerry yang sedari tadi mengamati aksi sahabatnya.

"Maksud Lo apa? Lo nolak gue?!" Sarkas Fathan terdengar bentakan yang tertahan disana.

"Maybe yess, dulu gue emang suka sama Lo, tapi setelah tau sifat asli Lo gue nyesel." Ucap Kanaya memberanikan diri.

Malu? Itulah yang Fathan rasakan saat ini. Orang orang yang ada dikantin tentu tak sebaik itu untuk tak tertawa dengan moment sialan ini.

"Gue udah minta maaf kan kemarin? Apalagi masalahnya! Bukannya Lo sendiri udah maafin gue," mata gadis itu memerah menahan bendungan air. Ada secerca rasa sesal direlungnya

"Iya, gue udah maafin Lo Tapi, untuk Nerima Lo, maaf gue gak bisa."

"Kenapa? Bilang sama gue alasannya! Karna dia?! Iya? Karna cowok sialan ini!" Bentak Fathan menunjuk kearah Abyan yang sedari tadi hanya diam memerhatikan.

12.12Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang