Selamat membaca
.
.
.
.
.
Jangan lupa vote
And follow
.
.
.
.
.Happy reading
.
.
.
.
.Jika kamu ingin melihat tulusnya perasaan laki laki maka lihatlah bagaimana dia bertahan bersama rasa sakit yang terpendam.
-Abyan Pradipta narendra-
-
"Ck, bukannya ngasih solosi, malah
Nambah pusing!" Cibir Fathan dengan sorot frustasinya. Jika lelaki itu sudah seperti ini, mereka memang lebih baik diam. Bernapas pun pasti akan tetap salah.Hari yang sudah hampir malam membuat suasana semakin dikelilingi keheningan. Gerry yang bersandar ditembok dan Dion yang lebih memilih scroll tik tok ditepi kasur. Sedangkan Fathan, alih alih tenang, ia malah semakin bergerak gelisah dikursi gamingnya.
Pergerakkan Fathan yang tiba tiba saja bangkit membuat kedua remaja itu menoleh.
"Kemana Lo?" Tanya gerryy mengintrogasi.
"Nitip gorengan satu," Fathan menatap sinis sahabatnya ditepi kasur itu.
"Siapa Lo, nyuruh gue," menolognya tajam lalu keluar dari kamar miliknya meninggalkan sahabatnya disana. Namun sedetik kemudian pintu kembali dibuka, Dion yang tadinya ingin membuka mulut segera menutupnya.
"Ikut gue!" Titahnya tak dapat dibantah. Dengan langkah gontai Dion mengikuti Gerry untuk keluar.
Malas sekali.
*****
*****
Remaja dengan tinggi 183 itu berdiri tegak berkutat dengan kompor serta peralatan dapur disana. Sesekali ia mengibaskan tangan. Untuk menghindari asap yang mengudara.
KAMU SEDANG MEMBACA
12.12
Novela JuvenilFOLLOW SEBELUM BACA!! _____ "Setelah hujan akan terbit pelangi, aku bakalan jadi pelangi itu buat kamu," Ucapannya dikala itu terdengar begitu meyakinkan. Suaranya yang lembut membuat abyan tenggelam hanyut sangat dalam. Namun, kenyatanya apa? Pel...