24 - semesta dan lautan,

39 7 0
                                    

Selamat membaca
.
.
.
.
.
Jangan lupa vote and
Follow
.
.
.
.
.
Happy reading
.
.
.
.
.


- Abyan Pradipta Narendra -

*****

-

Mereka segera berlarian termasuk Abyan kecuali Jonathan yang sibuk memperbaiki tali sepatunya dibawah sana.

"Jonathan! Kamu gak dengerin
saya!!" Jonathan mendongak menatap pak Yayan dengan cengirannya.

"Benta- EHH IYA PAK AMPUN!! gak usah ditaliin sepatu saya, gakpapa!" Mereka tertawa serempak. Bagaimana Jonathan tak kelojotan melihat pak Yayan yang sudah siap melayangkan penggarisnya keudara. Bisa bisa, pantatnya kembali merah karna ulah guru sialan itu.


"Nanti pulang sekolah ikut gue yah?" Bisik Abyan pelan.

"Kemana?" Kanaya awalnya hanya acuh namun lama lama dia mulai tertarik dengan ajakan abyan.

"Kesuatu tempat," sahutnya singkat.

"Wih! MAU!!" Abyan refleks membekap mulut gadis itu, tanpa mereka sadari semua mata sudah terarah. Apalagi pak Yayan sipemilik telinga tajam.

"KANAYA! JAWAB SOAL DIPAPAN TULIS!" perintah pak Yayan memukul papan tulis menggunakan penggarisnya.

Kanaya saja belum paham dengan materi matematika yang diberikan pria itu. Bagaimana bisa ia menjawabnya? Yang ada, ia akan dijadikan patung didepan sana.

"Biar saya aja pak, tadi saya yang ngajak Kanaya ngomong," minta Abyan mengangkat tangannya.

"Cepat! " Desak guru itu.

Tanpa ragu, Abyan beranjak lalu berjalan kedepan papan tulis menggantikan Kanaya.

"Hufttt!... selamet gue."

*****


Tak mendung juga tak panas, cuaca saat itu Nampak sangat mendukung rencananya membawa Kanaya sesuatu tempat.

Tempat dimana ia akan memperkenalkan gadis kesayangannya kepada semesta.

Pakaian yang melekat ditubuhnya terlihat begitu pass untuknya. Kemeja putih bersih serta celana berwarna cream yang sangat serasi.

*****

*****

Ia sudah menyiapkan semuanya dari beberapa jam yang lalu.

"Oh, pantesan pesan gue centang satu mau pdkt ternyata," alvino muncul dari balik pintu rumah.

Cengiran lebar terbit. Ia lupa untuk memberitahu pada anak anak edelsteen. Lebih tepatnya memang tak ingin memberitahu saja.

"Lupa," balas Abyan seadanya.

Tak lama setelahnya, Kanaya keluar dari sana diikuti kara dibelakangnya.

Abyan dan alvino dibuat terpana dengan kecantikan gadis itu. Dress putih serta rambut yang terurai indah.

*****

*****

12.12Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang