Chapter 6 _ The Journey Begins

66 7 14
                                    

Annyeong, mellon-nin! I want to apologize soalnya janji bakal up triple kemarin-kemarin malah kelupaan. Jujur bgt, perasaan min-llon baru kemarin up nya, kok ini hari udah senin aja😭
Mianhae yaa, karena itu untuk tonight bakalan spam update, maapin yaa.. Happy reading ^^

>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>

"Cepat bergegas, jangan malas!"

"Apa yakin kita tidak akan membangunkannya?"

"Apa kau tidak dengar kata Thorin, lupakan gadis itu!"

Perdebatan diantara para pria itu membuat gadis cantik berambut hitam menggeliat, meski terdengar samar-samar gadis itu segera bangun dari tidurnya. Betapa terkejutnya saat dia melihat para dwarf sedang mengemasi barang-barang mereka dan hendak pergi.

Meski baru saja bangun, gadis itu bisa membaca situasi. Tunggu, apakah dia tidur di tempat ini tadi malam? Tidak, gadis itu menggeleng. Itu bukan hal yang harus dikhawatirkan sekarang.

"Kalian mau kemana pagi-pagi buta begini?" tanya nya yang sudah berdiri, sontak para dwarf menghentikan aktivitas nya, terkejut karena gadis itu sudah bangun.

"Sudah kubilang jangan berisik, dasar bodoh!" seru Dwalin.

Bilbo menghampiri gadis itu, merasa kasihan padanya. "Thorin meminta kita untuk segera berangkat Lady."

Luna menaikkan sebelah alisnya, "Bahkan ini belum pagi?" tanyanya heran.

Tiba-tiba Thorin datang, menatap gadis itu dengan kesal. Entahlah apa lagi yang membuat dwarf itu kesal kepadanya. "Kau bisa tetap disini bersama peri-peri cantikmu itu."

Oh yang benar saja, bahkan matahari belum muncul dan dia sudah memulai pertengkaran. "Move!" perintah Thorin membuat Luna memejamkan matanya, menahan rasa kesal.

"Bukankah kita harus menunggu Gandalf?" Tanya Luna.

"Dengan atau tanpa Gandalf kita tetap akan pergi." putus Thorin.

Luna memutar matanya, dia benar-benar bossy. "Wait.. Biarkan aku mengambil barangku di kamar sebentar. Bisakah kalian menunggu?" pinta Luna, dia tidak mungkin meninggalkan barang-barang berguna nya itu di Rivendell.

"Thorin.." panggil Bilbo, nampaknya hobbit itu benar-benar kasihan dengan dirinya. Thorin terdiam sesaat, "Bergegas atau kami benar-benar meninggalkan mu." serunya kemudian.

Tentu saja Luna segera mengangguk dan berlari. Gadis itu segera berganti pakaiannya juga, dia menanggalkan gaun yang melekat pada tubuhnya dan berganti pada pakaian kebesarannya.

Dia menggenakan kaos turtleneck hitam berlengan panjang dan melapisinya dengan jaket kulitnya dengan warna senada. Tidak lupa dia menggunakan celana legging hitamnya dan sarung tangan kulit serta sepatu booth dengan warna yang sama. Bisa dikatakan hitam merupakan pakaian dinasnya untuk bekerja. Tak lupa, gadis itu memakai cloak hitamnya.

Luna segera bergegas kembali, namun sayangnya saat dia tiba, rombongan Thorin sudah tidak ada di tempat itu. "Ugh..yang benar saja!" pekiknya, menghentakkan kakinya ke tanah karena kesal.

Seperti tidak habis ide, gadis itu langsung merapalkan mantra dan ber-apparition di lokasi rombongan Thorin berada.

Disisi lain, Lindir nampak bergegas masuk ke paviliun, tanpa sempat mengatur nafasnya. Disana, ada beberapa sosok yang tidak asing, ada Lord Elrond, Gandalf, Elleth cantik, Lady of Lórien, Galadriel dan juga penyihir putih yang tidak lain adalah Saruman berbalik untuk melihatnya.

The Enchantress, Guardian of The Nature [Legolas Fanfic]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang