ILYBILG Bab 9

390 35 4
                                    

Bab 9

3k kata lebih, enjoy, jangan lupa voment-nya 🌸🌸

Semua tetek bengek pernikahan selesai diurus kurang dari dua minggu. Walaupun nyaris membuat bunda dan kedua adiknya terkena serangan jantung, Niskala akhirnya memakai kebaya putihnya yang simpel dan tertutup. Rambutnya digelung dan dihias dengan beberapa tusukan bunga. Samudra memberinya kebebasan memilih, mau pakai apapun dia tidak akan mempermasalahkannya. Kebaya itu juga dia yang kasih. Dia mengajaknya ke desainer langganan keluarganya, padahal Niskala sudah bilang tidak usah, beli jadi saja.

"Mbak Vanya udah tahu gue mau nikah, bapak yang telepon minta buatin baju." Samudra juga sebenarnya ingin pakai baju yang ada saja, tapi bapaknya mencuri start. Jadi ya terpaksa menurut saja daripada bapak curiga. Selain baju, dia juga mengirim MUA untuk membantu Niskala berdandan.

Total lima kali mereka berdua bertemu sebelum menikah, termasuk perkenalan pertama dengan kesan tidak menyenangkan itu. Yang kedua mereka mendaftar ke KUA, ketiga lamaran sederhana, keempat Penang, terakhir makan malam berdua beberapa hari lalu.

Bunda syok berat waktu itu, ketika Niskala minta izin untuk menikah, kedua adiknya bahkan menuduhnya hamil. Bunda yang terpengaruh sampai menyuruh Kafka membeli test pack untuk membuktikan bahwa ia tidak hamil. Dengan terpaksa, ia mempresentasikan hasil test pack itu di depan seluruh anggota keluarga.

"Lihat ini, garis satu, gue nggak hamil, puas kalian semua?" Test pack itu dioper-oper dari bunda sampai Naya. "Anak di luar nikah nggak boleh ngelahirin anak di luar nikah juga. Aku selalu ingat itu, Bun."

"Kenapa tiba-tiba menikah?" Nara belum bisa menerima, dia yang sibuk merencanakan pernikahan, kakaknya menyeruduk begitu saja.

"Ya karena ada orang yang ngajak gue nikah."

"Katanya Mbak belum pengen nikah?"

"Tiba-tiba aja gue pengen."

"Something fishy, Mbak." Kafka mengendus udara, membaui sesuatu yang mencurigakan. Selama ini kakak iparnya itu tidak terlalu antusias membahas pernikahan, tak ada angin, tak ada hujan tiba-tiba membawa orang asing dan bilang akan menikahinya. "Selama ini Mbak selingkuh dari Mas Gaska ya?"

Naya, Nara dan bunda serentak memandang Kafka.

"Mbak pasti selingkuh." Naya Nara berteriak berbarengan.

"Nggak, gue kenal Samudra udah lama. Pas dia tahu gue sama Gaska putus, dia nembak gue dan langsung ngajak nikah." Niskala memang tidak jujur alasannya putus dengan Gaska, hanya bilang sudah tidak cocok lagi. Di mata bunda, Gaska calon mantu idamannya, biarlah terus seperti itu. Menjelekkan Gaska juga tidak ada gunanya.

"Mbak ini diajak nikah Mas Gaska aja susah lho, gimana mungkin langsung mau diajak nikah sama yang baru jadian. Jujur aja, udah berapa lama Mbak selingkuh?" Naya menyerangnya.

"Gue nggak pernah selingkuh, justru Gas..." Niskala menggigit bibirnya, hampir keceplosan. "Gue menerima Samudra karena gue yakin sama dia."

"Aku juga nggak percaya. Samudra itu selingkuhan Mbak, kan?" Kali ini Nara, berapi-api. "Bisa-bisanya mbak selingkuhin spek pangeran kaya Mas Gaska."

"Spek pangeran?" Niskala melempar test pack ke arah tembok. "Spek pangeran mbahmu!"

"Zayn, Zayd, udah sampai ayo turun." Suara bunda mengembalikan Niskala ke kenyataan. Karena melamun, ia tidak sadar Kafka telah memarkir mobil rental mereka di depan KUA. Niskala bisa bernapas lega begitu yang lain keluar, setelah sepanjang perjalanan diempet-empet bertujuh. Mana salah satunya bumil. Samudra sebetulnya menawarkan akan meminjami mobil, tapi ia tolak. "Jangan kelihatan kaya di depan keluarga gue, ribet."

I Love You But I'm Letting Go Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang