ILYBILG Bab 26

355 36 26
                                    

Bab 26

3300 kata, enjoy. Jangan lupa vote dan komen biar aku makin semangat nulis dan cerita ini makin menyala 🔥🔥

🍀🍀

Niskala percaya kalau memang masa-masa nakal Segara itu sudah habis. Dia sudah tumbuh menjadi pria dengan pemikiran yang dewasa.

Abaikan saat dia baku hantam dengan Omnya.

Terbukti dari caranya memperlakukan Zayn dan Zayd. Mereka yang notabene baru bertemu dua kali langsung akrab. Itu artinya Zayn dan Zayd nyaman bersamanya. Dia sepertinya sudah siap menjadi seorang ayah.

Mungkin sejak bertahun-tahun yang lalu.

Jika bayi itu sempat terlahir ke dunia, dia pasti akan sangat beruntung. Segara pasti akan sangat menyayanginya dan mereka akan jadi partner in crime.

Walaupun menurut pengakuan Segara, dia tidak tahu bagaimana harus memperlakukan anak-anak. Dia suka anak kecil, tapi tidak pernah punya kesempatan untuk bergaul dengan mereka. Dia anak tunggal, papanya hanya dua bersaudara, omnya juga belum punya anak, jadi tidak punya keponakan. Ada sih, cucu dan buyut dari saudara Eyang Tenang,  Eyang Tirto, Eyang Trisno dan Eyang Tini, tapi tidak terlalu akrab juga karena jarang bertemu.  Kalau dipikir-pikir keluarga mereka itu kecil sekali, wajar Samudra diburu-buru untuk menikah. Anak-anak yang cukup akrab dengannya hanya anak panti di bawah yayasan Maraja dan beberapa anak temannya.

Niskala mengalah dan akhirnya mereka pergi makan ayam goreng. Inginnya yang dekat saja tapi Segara malah membawa mereka ke gerai ayam goreng cepat saji yang ada di sebuah pusat berbelanjaan.

Makan di mall, iya, tapi memang manusia itu semakin dituruti semakin ngelunjak. Segara mengajak keliling dulu sebelum makan. Dia membelikan Zayn Zayd mainan dan es krim.

"Mampir bentar ya, Tan, gue dititipin Eyang cari kado." Segara berbelok ke gerai yang menjual aneka perlengkapan anak.

"Kalau buat bayi itu ngasih apa sih? gue nggak ngerti." Mereka berjalan di lorong baju. Ia menggandeng Zayd, Niskala memegangi Zayn.

"Bayinya cowok apa cewek?"

Segara berpikir keras karena lupa. "Cewek kayaknya."

"Baju sih biasanya. Tapi di sini mahal-mahal, beli di online aja." Niskala membalik price tag  yang tergantung di sebuah one sie berwarna biru muda. "Buset, gini doang tiga ratus ribu."

"Ini lucu nih." Segara menyentuh dress bayi berwarna ungu.

"Tapi harganya nggak lucu." Tentu saja yang pertama Niskala cek adalah harganya.

"Gue ambil deh." Segara langsung comot.

"Buat bayi kan? Ini buat delapan belas bulan, kegedean Segara." Niskala tidak bisa menahan tawa. "Ini dipakainya kalau udah bisa jalan. Bentar, gue tanyain Mbaknya ada yang ukuran bayi nggak."

Ternyata tidak ada size untuk bayi jadi mereka berpindah ke lorong lain. Perintilan anak-anak yang super lucu, mulai dari baju, kaos kaki, hingga empeng tidak henti-hentinya membuat Niskala menggumamkan, "Ih, gemes banget."

"Lihat deh kaos kakinya lucu banget." Niskala menujuk kaos kaki pink bergambar mata dan gigi hiu.

"Ini bener kaos kaki bayi segini harganya?" Gantian Segara yang syok. Seratus lima puluh ribu untuk sepasang kaos kaki bayi.

I Love You But I'm Letting Go Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang