ILYBILG Bab 25

286 32 14
                                    

Bab 25

2800 kata. Enjoy. Jangan lupa dukung cerita ini dengan vote dan komentar kalian.


🍀🍀

Aryosudjiwo 1: Tante, beliin sekalian, nanti uangnya gue ganti.

Niskala menoleh ke kanan kiri setelah membaca pesan itu. Di seberang jalan, Segara melambaikan tangan dari kaca mobil yang terbuka. "Satu lagi, Bang."

"Mama Lala, punyaku mana?" Zayn tidak sabaran.

"Mama Lala, aku udah lapar." Zayd ikut ribut.

"Sabar, lagi dibuatin sama abangnya. Zayn sini aja, jangan lari-lari ke situ." Hari ini Niskala membawa keponakannya jalan-jalan. Naya sibuk mengurus si bayi, Zoey, Kafka ada perkerjaan di Bandung, Bunda ada orderan katering, si kembar terabaikan, tidak ada yang momong. Mereka minta berenang, jadi ya sudah  dituruti. Makanya mereka mampir beli jajan dulu di minimarket. Kebetulan abang siomay mangkal di depannya, ya udah sekalian beli.

"Bang, Bang, nggak usah dikasih sambel." Hampir saja ia lupa Segara tidak makan pedas.

"Zayd, pegang tangan Mama Lala, jangan nyeberang sendiri." Niskala menghardik Zayd yang berjalan di depah. Ia menggandeng tangan kedua keponakannya erat saat melewati zebra cross.

"Halo anak ganteng, Zayn?" Segara menyapa begitu turun dari mobil. "Eh, yang ini Zayd bukan sih? Itu Zayn?"

"Ini Zayn." Niskala mengacak rambut Zayn yang agak keriting seperti Kafka. "Ini Zayd. Salim dulu sama Om Segara. Salim nggak? Nggak boleh makan jajannya kalau nggak salim." Ia mengambil plastik jajanan yang sejak tadi digenggam Zayd. Kedua keponakannya menurut walaupun dengan malu-malu.

"Mau ke mana, Tan? Tadi gue lewat, terus ngelihat kalian lagi beli siomay, ya udah berhenti." Sejak kemarin sore Niskala menginap di rumah bundanya.

"Nih, dua bocil ini minta berenang. Lo dari mana?" Tampilan Segara agak rapi, bukan style nongkrong di hari minggu.

"Nganterin Om Samudra main tenis. Naik yuk, gue anterin aja."

"Nggak udah, Ga. Kita naik ojek online aja." Niskala menolak halus, cerita Samudra cukup mempengaruhinya. Ia merasa tidak nyaman dekat-dekat dengan Segara. Dia pulang dari Penang beberapa hari lalu dan ia berusaha agar tidak kentara jika menghindarinya.

"Gue juga nggak ada kegiatan habis ini, gue anter aja ya?" Segara menatap Zayn dan Zayd bergantian.

"Boleh naik mobilnya, Om?" Zayd melongok,  penasaran dengan isi mobil.

"Boleh. Om boleh ikut jalan-jalan?" Segara membungkuk agar wajahnya sejajar dengan Zayn dan Zayd.

"Boleh, Om." Zayn bersorak gembira. "Asiiik, naik mobil, nggak panas." Tadi mereka naik ojek online, satu motor untuk berempat, empet-empetan, panas-panasan.

"Siapa yang mau naik duluan?" Segara menggendong Zayn lalu mendudukkannya di jok belakang.

"Ga, nggak usah. Zayn, Zayd." Niskala menggapai tangan Zayd tapi kalah dengan Segara yang lebih dulu mengangkat bocah itu. "Ga, nggak usah dianterin, mereka ini bandel, nanti ngerepotin."

I Love You But I'm Letting Go Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang