ILYBILG Bab 36

410 41 24
                                    


BAB 36

3500 kata. Jangan lupa berikan vote atau komen, tinggalkan jejak, jangan sider please, buat author  umkm ini semangat nulis.

Happy reading.

🍀🍀

"Selamat pagi, Om, Tante. Wow, nasi goreng." Segara meletakkan tas kerjanya di atas kitchen island dan bergegas mengambil piring. Samudra yang hampir saja meletakkan tangannya di bahu Niskala langsung bergeser beberapa langkah. Niskala mengipasi wajahnya dengan tangan, gelagapan.

"Om, lo pakai piring gue yang di sini, ya?" Segara mencari sesuatu di kabinet penyimpanan alat makan. "Atau lo yang pakai, Tan?"

"Pst ..." Sementara Segara membelakangi mereka, Samudra melempari Niskala dengan rematan tisu dapur yang bersih. "Cek HP lo."

Mata Niskala melebar, ia buru-buru membuka ponsel yang ada di saku apron. Pesan dari Samudra membuat senyumnya mengembang.

Aryosudjiwo 2: Mau makan malam di luar? Lo aja yang tentuin mau makan apa.

"Gue," Samudra berkata selirih mungkin sambil menunjuk dadanya. "Jemput di depan kantor lo." Ia memberi angka tujuh dengan jarinya. Niskala membalas dengan jempol, oke.

Aryosudjiwo 2: Besok mau nonton? Velvet gimana?

Velvet dengkulmu.

Niskala baru akan mengetikkan kata itu tapi Segara keburu berbalik sambil mengomel tentang piringnya yang hilang. Ia segera membagi nasi gorengnya yang baru matang ke tiga piring. Samudra menyibukkan diri dengan menyeduh kopi. Wanginya menyebar ke seluruh dapur.

Setelah  telur dadarnya matang, Niskala menempatkan diri di stool. Daripada meja makan, ia lebih memilih sarapan di kitchen island. Samudra menjejerinya. Ia menyikut pinggangnya, jaga sikap, ada Segara.

"Kopi." Samudra menggeser mug Niskala yang berisi kopi saset, menggantinya dengan cangkir bening berisi kopi buatannya.

"Thanks."

"Om, lo makan Ferrero gue yang di kulkas ya?" Segara menendang stool yang diduduki Samudra hingga Omnya itu hampir kejengkang, kemudian ia menyeruak di tengah. "Itu cuma dikasih Renata malah lo habisin. Kok cuma bikin kopi buat Tante Niskala? Pilih kasih lo, Om."

"Belum gue minum kok, minum aja kalau mau." Niskala mendorong cangkir kopinya ke hadapan Segara. "Tapi jangan banyak-banyak, nanti lo mules."

"Ngapain sih duduk di sini? Di sana masih bisa?" Samudra balas menendang kursi Segara.

"Orang gue pengennya duduk di sini."

"Mulai, mulai." Niskala mencegah sebelum baku hantam terjadi. "Perkara duduk doang diributin. Buruan makan, udah siang ini, nanti pada telat." Ia memulai sarapan lebih dulu. Samudra dan Segara mengikuti.

"Eh, Tan, tahu nggak ..." Segara bersuara di tengah denting piring dan sendok. "Tapi kayaknya gue udah cerita deh. Pas kalian nginep di hotel itu, waktu nyokap gue di sini."

Kata, 'hotel' membuat Niskala tersedak. Segara dan Samudra sama-sama mengulurkan gelas air putih mereka, ia mengambil milik Segara yang lebih dekat. Tidak ada yang terjadi selama mereka di hotel, hanya sampai berciuman. Setelah telepon dari Bapak dan Bunda, mereka tidur. Bunda mengabari ia dan Kafka jatuh dari motor. Bapaknya Samudra telepon karena tidak bisa tidur. Samudra tidur di sofa, ia di ranjang. Tetapi, saat ia bangun, Samudra sudah ada di sampingnya. Ia bergelung di pelukannya sampai jam enam pagi.

I Love You But I'm Letting Go Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang