ILYBILG Bab 29

323 37 20
                                    

Bab 29


3400 kata, happy reading.

Jangan lupa dukung dengan pencet vote dan komen karena itu adalah mood booster-ku dalam menulis.

🍀🍀

"Mbak, mau balikin HP." Nara meletakkan ponsel Niskala di antara serakan make up di meja. Ponselnya tadi dibawa Zayd.

"Zayn Zayd udah pada tidur?"

"Barusan, dikelonin Kafka. Mbak, tadi Zayd buka-buka galeri, ada beberapa yang kehapus kayaknya." Nara menggulir folder foto. Niskala memeriksanya, hanya beberapa foto random yang hilang, tidak masalah.

"Oh iya, Mbak, aku tadi tuh nggak sengaja lihat foto yang ..." Nara menggeser layar dengan cepat. "Yang mana ya? Oh ini."

Niskala menyipitkan mata, itu foto saat ia diajak Samudra ke Penang. Mereka sempat berfoto bersama Pak Tenang, Rocky dan Om Paul.

"Ini siapa Mbak? Kok aku kaya pernah lihat di mana gitu ya orang ini." Nara menunjuk orang yang berada di pinggir, Om Paul. "Kaya nggak asing gitu."

"Oh ini, ini pengacara keluarganya Samudra." Niskala menoleh ke pintu kamar mandi yang tertutup. Samudra masih di dalamnya. "Mirip kali sama orang yang lo kenal."

"Iya kali ya, mirip aja, mungkin cuma perasaanku aja pernah lihat." Nara menggaruk rambutnya yang  tidak gatal. "Ya udah deh aku balik ke kamar dulu. Mbak nginep juga, kan?"

"Nggak, pulang gue."

"Daaa Mbak." Nara mencium pipi Niskala. "Doain lancar malam pertamaku," bisiknya dan langsung ambil langkah seribu sebelum kakaknya bertindak anarkis dan melemparinya sesuatu.

Niskala memijit kening, adiknya sudah sampai pada tahap malam pertama. Sebagai kakak ia sangat jauh tertinggal.

"Mas Samudra, makan dulu." Bunda Sekar meletakkan piring berisi nasi dan lauk di atas meja walaupun menantunya sudah bilang masih kenyang.

"Mbak Lala masih agak lama kayaknya, ditungguin sambil makan aja." Ia memperhatikan Niskala yang tengah di touch up oleh MUA.

"Mbak Lala cerita, kamu sempat masuk rumah sakit karena asam lambung, jangan sampai telat makan. Maaf ya, Bunda sambil gendong Zoey." Bunda menepuk-nepuk Zoey yang tertidur dalam gendongannya. Zoey masih saja rewel dan hanya mau tidur sambil digendong, kalau diletakkan langsung bangun. "Besok Bunda bikinin sari kunyit, itu bagus buat asam lambung."

Asam lambung, Niskala tidak jujur ke bundanya.

Saat meninggalkan lorong tadi, Samudra berpapasan dengan Bunda, itulah sebabnya mengapa ia masih di sini. Emosinya yang tidak stabil membuatnya menjawab asal saat bunda bertanya, kok belum pergi?

"Nggak jadi, sudah ketinggalan pesawat. Besok pagi saja."

Bunda menyuruhnya memanggil Niskala untuk ikut berfoto di pelaminan. Pada akhirnya ia ikut juga. Niskala beberapa kali mencubitnya, mengingatkannya agar tersenyum.

Resepsi sudah selesai, sekarang mereka kembali ke kamar hotel untuk sesi foto yang kedua. Lebih privat, hanya untuk keluarga inti. Niskala menolak halus ketika Bunda mengusulkan agar mereka membuat foto berdua, dia memelototinya, menyuruhnya menolak juga tapi ia tidak kunjung menemukan alasan yang pas.

"Kalian berdua foto ya, mumpung pakai baju serasi. Mas, nanti tolong difoto ya ini berdua." Bunda memanggil fotografer. "Mereka kemarin nikah di KUA, jadi memang tidak foto-foto."

I Love You But I'm Letting Go Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang