Prolog

1.3K 65 4
                                    


Prolog

Niskala memejamkan mata lalu menjatuhkan tubuhnya ke air.

Tidak berniat berenang dan tidak memiliki energi sama sekali, ia membiarkan saja dirinya melesak ke bawah. Makin dalam, makin dalam, hingga kepalanya telah sepenuhnya terendam, tenggelam.

Selama ini, sesulit apapun hidupnya, ia tidak pernah berpikir untuk bunuh diri. Bagaimana jika ia sekarang mencobanya?

Ketika akhirnya kakinya menyentuh dasar kolam, dia membuka mata. Sakit langsung menghunjam mata dan pernapasannya. Ia pikir sakit yang diakibatkan tekanan besar air bisa perlahan menggerus sakit hatinya pada Samudra dan Segara, namun setelah beberapa lama berada dalam posisi tenggelam seperti itu, sakit hatinya tetaplah yang menang.

Ia kira semua sudah berakhir, tapi ternyata baru dimulai. Samudra dan Segara serupa gunung es yang entah dasarnya ada di kedalaman mana. Ia merasa sangat tolol karena berpikir telah mengenal mereka sepenuhnya. Selama ini yang ia lihat hanyalah puncak gunung esnya. Hanya seujung kuku.

Niskala memejamkan mata dan membukanya lagi. Kolam itu tertutup dan ia sendirian di rumah, tapi ia melihat sebuah siluet berenang mendekat dengan anggun. Rambut panjangnya mengembang dalam air, dan sosok itu tersenyum saat berhenti semeter di depannya. Wajahnya cantik. Hanya ia satu-satunya perempuan di rumah itu, apakah ada penyusup?

Ia bergerak kelabakan ketika menyadari itu siapa. Orang yang belum pernah ia temui, hanya ia kenal lewat foto dan cerita cerita yang keluar dari mulut Bude Nur.

Lila, Aquila.

Tapi Lila sudah meninggal delapan tahun lalu, hantunya, atau ia yang berhalusinasi karena gila? Opsi kedua lebih mungkin. Tapi hantunya bisa juga karena bukankah ia berkontribusi dalam kematiannya?

Bukan sekedar kontribusi, bagaimana jika sebenarnya dialah penyebab kematian Lila?

Niskala hampir kehabisan napas, semenit lagi tidak naik mungkin ia bisa mati. Lila mengulurkan tangan dan entah tenaga dari mana, ia menyambutnya. Jemari mereka sudah bertaut jika tidak ada tangan lain yang menepisnya. Tubuhnya dipeluk dari belakang dan dibawa ke atas. Ia memberontak, Lila masih terdiam di tempatnya.

Dia menepuk nepuk lengan yang memeluknya. Sedetik dia sempat berharap itu Samudra, tapi Samudra tidak punya tato rasi bintang di pergelangan tangan.

Isyaratnya tidak didengar, kakinya menendang-nendang. Bukan dia, tapi Lila. Lila yang harus ditolong lebih dulu, bukan dia.

I Love You But I'm Letting Go Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang