ILYBILG Bab 16

325 34 12
                                    


Bab 16

3100 an kata, enjoy.
🚨 Part ini bakal agak sedih. Bolehlah siapin tisu dulu.

Jangan lupa vote komen biar aku semangat nulis.

🍀🍀

"Tante Niskala ke mana, Om?" Jam enam pagi Segara pulang dari menginap di kost Refal dan tidak menemukan Niskala di manapun, motornya juga tidak ada di garasi. Laptopnya tertancap di colokan kitchen island dan ada berbagai macam lauk yang sepertinya dia masak sejak subuh. Ada sambal goreng ati, telur dadar hingga ayam goreng.

"Emang dia pergi?" Samudra yang baru selesai olahraga balik bertanya. Begitu turun ia langsung ke ruang olahraga, malah tidak sadar Niskala tidak ada di rumah.

"Gimana sih lo, nggak pamit? Tante Niskala itu kalau pergi selalu pamit. Coba cek."

Samudra menyampirkan handuk kecil yang dipakainya mengelap keringat di kursi makan lalu berjalan mendekati dispenser. Ingin minum tapi ternyata isi galonnya habis. Galon baru berjejer di foyer, daripada harus repot-repot mengangkatnya, ia mengambil air dingin di kulkas.

"Udah dicek belum?"

"Iphone gue di mana sih?" Samudra mengangkat beberapa bantal sofa. Mungkin Niskala pamit lewat WA.

"Di atas kali."

"Tadi udah gue bawa turun."

Sebelum ponsel Samudra ketemu, terdengar bunyi kode pintu ditekan. Niskala masuk dengan helm yang masih di kepala, memeluk termos nasi berwarna biru.

"Dari mana, Tan?"

"Ngambil nasi di ruko bunda." Hari ini Dika ulang tahun, jadi Jihan order nasi kuning untuk dibagikan ke anak-anak dan orang-orang sekitar kantor di Sekar Harum. Berhubung bunda banyak orderan, jadi hanya sanggup memasak nasinya, lauknya diserahkan ke Niskala. Itu sebabnya ia sudah sibuk sejak semalam.

"Naik apa, kok nggak denger suara motor?"

"Motor gue habis bensin di depan, gue tuntun tadi." Ia pikir bensinnya cukup sampai rumah, ternyata kurang dua ratus meter sudah mati.

"Ambil aja kalau mau sarapan, ini nanti nyisa kok." Niskala berbicara hanya pada Segara karena melihat Samudra memasukkan mangkuk berisi rolled oat ke microwave.

"Helmnya, Tan." Segara tidak bisa menahan tawa melihat Niskala ke sana ke mari masih memakai helm.

"Astaga, lupa. Di motor masih ada barang, bentar, gue ambil dulu."

Pagi itu cukup hectic karena Niskala dikejar deadline memasak dan Jihan meminta laporan keuangan untuk meeting siang nanti. Sudah selesai ia kerjakan, tapi memang belum sempat dikirim karena semalam laptopnya kehabisan daya dan ia terlalu mengantuk untuk mencolokannya dengan charger.

"Ayam gue." Niskala menuruni tangga dengan setengah berlari. Agar waktunya efisien, sementara menggoreng ayam yang butuh waktu agak lama, ia tinggal mandi kilat.

"Sejak kapan gasnya habis?" Tidak ada gejolak minyak di wajan, ayamnya baru setengah kering. "Sam, gue tanya sama lo, woy!"

Samudra yang sedang menikmati sarapannya dengan santai menjawab tanpa mengalihkan pandangan dari koran online yang sedang dibaca, "Ya, mana gue tahu. Gue di sini dari tadi."

I Love You But I'm Letting Go Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang