part 27

1.2K 180 50
                                    

Happy Reading Para Pembaca Gelap  . . . . . .

.

.

.

.

.

.

Sepeninggal ketiga sahabat terbaik nya, Karina menjadi murung. Ia tampak tak bersemangat menjalankan aktivitas. Terlebih lagi ketiga sahabatnya berjanji jika akan selalu ada bila Karina membutuhkan mereka. Namun itu semua hanyalah janji, pesan Karina sejak tiga hari yang lalu tak ada satu pun yang membalasnya. Baik Indah, Ashel maupun Marsha sepertinya tidak sempat untuk sekedar membalas pesan Karina.

Untung saja ada Chiara yang selalu menghibur hari-hari Karina yang terasa hampa, sehampa kolam yang tak ada airnya . Chiara benar-benar membuat Karina sedikit mengurangi rasa sedihnya. Apalagi tingkah Chiara yang makin hari makin menggemaskan.

Seperti hari ini, Karina tengah menemani Chiara bermain diruang keluarga. Chiara sibuk dengan mainan yang dibeli Karina tempo hari, Chiara asik memukul mainan tersebut ke lantai seraya tersenyum girang dengan gigi dua atas bawah di bagian depan yang terlihat jelas. Ditambah lagi, Karina mendandani Chiara dengan memakaikannya ikat rambut yang dikuncir dua.

"Gemes banget sih anak ibun" Karina mengambil paksa Chiara dan mencium pipi gembulnya

Bukannya memberontak, Chiara malah tertawa bahagia saat dicium Karina.

"Anak siapa sih cantik bangett" Ucap Karina geram

"Anak ibun dong, anak siapa lagi ya sayang" Ucap Karina

"Permisi nyonya, ini makan siang non Chiara" Ucap bibi

"Waahh, makasih ya bik"

Bibik pun mengangguk dan kembali ke dapur. Sedangkan Karina akan menyuapi Chiara makan siang.

"Bentar ya, ibun ambil celemek dulu. Bayi ga boleh kemana-mana yaa" Ucap Karina pada anaknya

Chiara yang mendengar itu hanya tersenyum dan mulai mengambil mainannya yang lain. Setelah mengambil celemek milik Chiara, Karina segera menemui bayi mungilnya itu.

"Astagaa..... Yaa ampuun anak akuu" Ucap Karina terkejut

Karina mendapati Chiara yang tengah menyendok sendiri makanannya. Belum lagi air minum yang berada di dalam cangkir juga tumpah diatas karpet.

Melihat itu semua, Karina hanya menarik nafas panjang. Ada sedikit kesal dalam hati pada dirinya sendiri. Mengapa ia tak menaruh makanan dan minuman Chiara di atas meja yang susah di jangkau bayi nya.

"Assalamu'alaikum"

"Waalaikumsalam" Jawab Karina

Gito pulang mengajar dan langsung menghampiri mereka berdua yang tengah duduk di atas karpet.

"Loh, kok celemotan gini?" Tanya Gito heran

"Salah aku. Eh saya" Ucap Karina

"Tadi saya ambil celemek dulu sebelum nyuapin Chiara makan. Tapi makanannya saya taroh dibawah bukannya di atas meja. Terus datang-datang udah begini" Jelas Karina

"Ngga papa, biar dia belajar nyuap sendiri" Ucap Gito tersenyum

Kedua nya memandangi sang anak yang tengah lahap makan walaupun dimukanya penuh dengan makanan. Chiara benar-benar tak bisa mengontrol tangannya untuk memasukkan sendok kedalam mulutnya. Terkadang ia menyuap ke arah hidung, mata, bahkan sendok itu terarah ke telinganya.

Terpaksa Lalu TerbiasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang