part 17

1.2K 155 20
                                    

Happy Reading Para Pembaca Gelap......

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Setelah drama panjang yang menyelimuti. Karina dengan diiringi oleh ketiga sahabatnya masuk ke area tempat pernikahan yang di dekor sangat mewah.

Karina tak percaya hari ini akan tiba padanya. Ntah rencana Tuhan mana lagi, yang akan ia hadapi kedepannya.

Karina sudah terpikir ia akan menikah dengan orang om-om yang jarak umurnya cukup jauh dengan Karina, ditambah lagi ia memikirkan ciri fisik calon suaminya yang berbadan besar, dan perut buncit.

Saking tak ingin mengenal calon suaminya, Karina tak berani menatap ke depan, ia hanya menunduk sambil berjalan menuju tempat akad nikah.

Ia didudukan di samping kiri calon suaminya itu. Getaran tubuh Karina sedikit terlihat kala ia menangis dalam diam.

Orang tua gila mana yang benar-benar menjodohkan anaknya dengan seseorang yang tak dicintai anaknya. Bahkan anaknya sendiri pun tidak pernah bertemu dengan lelaki yang akan menjadi suaminya.

"Bagaimana bapak ibu, sudah bisa kita mulai?" Tanya penghulu

"Mulaaaaiii" Ucap para hadirin

"Baik, silahkan pak" Penghulu memberi arahan ke papinya Karina

"Saya nikahkan engkau ananda Gito Alkhalifi Putra Agesha bin Genesha Saputra dengan anak kandung saya Karina Irene Putri Pangestu binti Sendy Pangestu dengan maskawin satu set berlian berupa cincin, gelang, kalung, dan anting dibayar tunai" Ucap papi

Deg

Sejenak jantung Karina berdetak mendengar nama yang tak asing ditelinganya.

"Bentar-bentar, ini gue ga salah denger? Apa namanya sama" Batin Karina namun ia masih tak berani untuk menatap kedepan

"Saya terima nikahnya Karina Irene Putri Pangestu binti Sendy Pangestu dengan maskawin yang disebutkan dibayar tunai" Ucap Gito melihat catatan yang ada di meja

Kenapa melihat catatan?? Karena Gito tidak tau menahu siapa orang yang bakal menjadi istrinya.

"Bagaimana para saksi?" Tanya penghulu

"SAAAAAHHH" Teriak para hadirin termasuk saksi nikah

Melanjutkan dengan doa bersama yang dipimpin bapak penghulu.

"Kalian sudah sah menjadi suami istri. Silahkan mencium tangan suaminya" Ucap penghulu

Karina yang awalnya ragu untuk membuka matanya, tetapi juga penasaran dengan suaminya ini.

Perlahan ia tegakkan kepalanya, mencoba menetralisir keadaanya sekarang dan mencoba untuk tidak menangis agar keluarganya tidak malu.

"Pak Gito" Ucap Karina kaget saat tau yang menikahinya ternyata dosennya sendiri

"Karina" Ucap Gito tak kalah terkejud

Melihat itu, semua para tamu undangan juga ikut kaget.

"Loh, kok kaget gitu. Ayo salaman" Ucap penghulu

Terpaksa Lalu TerbiasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang