8

86 10 4
                                    

"ta-takagi rasa sakitnya tidak bisa aku tahan ini tidak seperti biasanya" langa bernada lenguh, tubuhnya basah keringat, nafas yang tersengal-sengal serta udara panas memabukkan di setiap ruangan menyebar.

Rasa panik menyerang Takagi, pasalnya langa tidak pernah mengeluh bagaimana pun, kali ini kondisinya parah sekali.

"Apa kau ingin meminum lagi obat?"

"Tidak..!,sudah banyak yang aku telan" langa mencoba memejamkan matanya, tapi rasa panas yang tidak sanggup ia tangani membuatnya merintih kesakitan.

"Aku ingin tidur" lirihnya, Takagi mengangguk lalu izin undur diri keluar kamar.

Kepergian Takagi langa mencoba untuk tidur tapi tetap saja tidak bisa.
Ia sama sekali tidak bisa berpikir jernih, yang ada di kepalanya hanyalah hasrat seperti hewan buas.

Insting alphanya membuatnya gila
Bahkan bayangan Reki muncul di hadapannya ia sama sekali tidak tau apakah ini nyata atau hanya hayalan belaka.

Benar benar memuakan, sama sekali tidak bisa berpikir jernih, bahkan ia bisa merasakan pheromone Reki, apa yang salah denganya.

"Aku ingin Reki.."lirihnya, langa mencoba merangkak membuka jendela, suara Reki meracau dari luar seperti menarik insting alphanya untuk menerkam omega dengan netra merah.

Bukk!!.

_

_

_

"Aku kecewa bahkan permainan anak kecil seperti ini kau tidak bisa" omel Reki, tanganya melipat di depan dada berdiri tegak menyombongkan diri jika ia sangat pandai dalam permainan 'temari'

#temari permainan tradisional jepang yaitu melempar bola seperti bermain volly, bedanya adalah Temari dimainkan dengan kaki bukan tangan,
Kelompok yang membiarkan bolanya menyentuh tanah maka akan kalah.

Miya mendengus sebal nafasnya terengah-engah dengan dahi penuh keringat.  "Ayolah kau mendapatkan pemain terbaik sedangkan kelompok ku hanya para orang tua"

Seperti tidak adil pihak Reki seperti daging dengan kualitas tinggi, para pemainnya terdiri dari para pemuda bertubuh bugar, 'sasaki, Hyuga, dan kei', sementara pihak miya seperti orang tidak berguna, 'takagi, kenta, dan takashi' setidaknya Takashi sedikit berguna.

"Nak kau memanggilku orang tua" Takagi berucap dengan tangan memegang dada penuh dramatis.

"Ayah tidak sadar diri"  pekik miya.

"Baiklah istirahat...!" Teriak Reki, semua orang mencari tempat duduk masing masing, Takagi yang ngos ngosan langsung duduk di atas rumput tanpa beralaskan apapun.

Dirinya yang sudah termasuk berumur  membuatnya kesulitan untuk bermain, apalagi ia baru saja turun dari atas langsung di paksa oleh putra kesayangannya ikut bermain, kakinya terlalu letih untuk berjalan lagi.

"Ini pak.." juluran botol mineral dingin oleh reki, karena tenggorokannya memang terasa kering  jadi pria raven itu menerima air pemberian bocah Rebel.

Takagi meneguk minumannya melepas haus, sementara bocah bersurai Crimson duduk di sebelahnya mengikutinya, duduk tanpa beralaskan apapun.

"Pak Taka..."

"Kau ingin bertanya tentang langa?" Takagi menyela Kalimat Reki, anak dan ayah sama saja.

"Un.."angguknya.

"Keadaannya memburuk tidak seperti siklus sebelumnya, mungkin karena ia sudah pernah berhubungan badan jadinya seperti itu"

"Lalu sekarang?"

he's mine ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang