18

103 8 0
                                    


bugghh...

Bugh..

Bugghhh ..

Pukulan bertubi-tubi yang terus tertuju pada langa membuat sela bibirnya robek, darah segar nan hangat mengalir dari lubang hidungnya serta banyaknya luka memar di wajah porselennya.

Kaoru nanjo sang pelaku tindakan tersebut merasa geram karena sesuatu yang terjadi pada adiknya, pada anak reki.

Bahkan Joe yang berusaha memegangi sang istri pun bisa kalah menandingi kekuatan kaoru dan berakhir babak belur juga karena mencoba menghalanginya memberi pelajaran pada langa.

"Kau..., karenamu reki....."

"Aku sungguh minta maaf" langa menyela, darah di hidungnya di seka dengan lengan bajunya, sebelum kembali bicara.

"Kau benar ini salahku, bukan hanya membuat reki hampir sekarat tapi membuat kami kehilangan anak juga" sambung langa dengan terisak.

Langa berjalan mendekat kearah dua orang yang berjarak beberapa langkah darinya hingga berdiri menyisakan tiga langkah saja, tubuhnya sudah siap menerima pukulan lagi dari omega bersurai pink itu tapi pria di belakangnya menahan tangannya yang hampir mengenai langa.

"Cepat temui reki aku akan menahan nya" titah Joe mutlak.

Langa tersentak namun ia tidak punya pilihan lain selain berlari menjauh, dari kejauhan ia masih bisa mendengar bentakan suara kaoru yang menyuruhnya untuk kembali tapi langa tidak peduli dan tetap berlari.

-❄️-

Tangan berhias selang infus di genggam ringan agar tidak menyakiti sang empu, langa yang telah menunggu beberapa saat setelah operasi pengangkatan janin Reki duduk di samping brankar menunggu pria Crimson  itu bangun dari tidur panjangnya.

Langa menatap lekat wajah cantik reki, rambut ikal merahnya di usap pelan kemudian memainkannya dengan jarinya, sudut bibir langa terangkat rendah, tiba-tiba saja ia teringat saat pertama kali bertemu dengan reki di Naha.

"Ini seperti mimpi" gumamnya lirih, langa menyandarkan kepalanya di brankar memposisikan kepalanya di sebelah kepala reki.

Lama kelamaan dengan pikiran masa lalu hidung langa tergelitik oleh rambut merah yang mencuat, kepala reki bergerak gerak dengan kelopak mata yang mengerjap, hati langa langsung gembira ketika mengetahui jika istrinya akan sadar.

Langa memang sudah letih sudah dua hari bahkan ia tidak tidur karena menunggu jadwal operasi reki yang diundur tiba-tiba, rambutnya yang acak acakan serta bau badan beraroma tidak sedap membuktikan jika pria itu memang tidak pernah meninggalkan reki bahkan hanya untuk makan. Luka robek di sela bibirnya sudah di obati dengan salep yang di berikan kenta dan sudah membaik.

Tapi sayangnya wajah tampan itu berhias memar membiru yang tak kunjung hilang di tulang pipinya.

"Reki.." langa memberanikan diri memanggil namanya, rasa gembira sebelumnya pudar tergantikan perasaan bingung memikirkan bagaimana ia menjelaskan jika anak mereka....

"Ahjussi kau tampan sekali, apa kau mau menikahiku?" Suara reki tiba-tiba, memang agak serak tapi membuat langa terkekeh karena reki mengatakan hal yang aneh.

"Apa yang kamu katakan kita sudah menikah" balas langa sembari mengusap keatas rambut reki guna menyingkirkan helai rambut yang menganggu di wajahnya.

"Ibuku bilang berbohong itu tidak baik, kau pasti berbohong hanya untuk mengibuli bocah seperti ku" bibir pucat itu mengerucut lucu, iris ambernya memedar sayu.

Langa merasa aneh dengan bicara reki, ia menggenggam pergelangannya kemudian menarik wajah reki menghadapnya.

"Kau bercanda kan?"

"Ahjussi ini sakit!" Isaknya, iris sayu itu bergenangan air.

Langa melepasnya, ia mengacak rambutnya kasar kemudian berlari keluar, dengan pikiran penuh emosi ia mencari dokter siapapun yang lewat di koridor lalu menarik kerahnya kasar.

Lelaki berbaju putih yang kaget juga bingung menatap takut netra biru dengan nafas berat membakar wajahnya.
"Tu-tuan ada yang bisa ku bantu?"

"Apa yang kalian lakukan dengan Reki, padahal kepalanya tidak terluka, kenapa dia tidak mengingat ku"
L

anga menggeram, kerah yang semakin erat di genggam membuat lelaki berjubah putih itu hampir kehilangan nafas.

"Jika pasien baru selesai menjalankan oprasi mungkin itu efek anestesi, efeknya akan hilang dalam beberapa saat" jawabnya gugup, bohong jika pria itu tidak takut bahkan ia hampir saja mengompol.

"Jika ingatan reki tidak kembali maka kau yang akan kubunuh pertama kali" langa mengancam kemudian melepas cengkramanya lalu beranjak kembali ke ruangan reki.

Dokter yang sama sekali tidak ada kaitannya dengan pasien bernama reki berlari ketakutan masih dengan perasaan syok, bahkan lehernya bisa saja putus jika lelaki blue itu tidak berhenti.

-❄️-

Beberapa jam berlalu, reki mulai membaik meski ingatannya masih belum seluruhnya kembali, bahkan ia masih meracau lucu dengan pikirannya yang masih bingung, meski membuat semua bawahan langa terkekek tapi langa tidak menyukainya, ia tidak suka jika reki melupakan tentangnya.

Sang netra merah mengeluh lapar karena dua hari tertidur, langa berinisiatif mengambil makanan untuknya tapi kedua orang tuanya mengabari jika mereka akan tiba mengunjunginya setelah mendapat kabar jika menantu mereka keguguran. Jadi langa pergi menjemput nanako dan Oliver di bandara dan menyerahkan urusan reki pada miya dan takashi.

_

_

_

Tidak butuh waktu lama untuk kembali menuju rumah sakit karena letak bandara yang tidak terlalu jauh memudahkan langa, bersama kedua orang tuanya menyusuri setiap lorong dengan sabar menuju ruangan inap reki.

Pemandangan pertama yang mereka lihat hanyalah reki yang makan dengan lahap itu membuat mereka senang karena bocah itu terlihat baik-baik saja, tapi setelah reki dan langa berkontak mata entah mengapa dinding penghalang muncul.

"Kabar baik reki sudah mengingat kembali" ucap miya senang, yang di angguki setuju oleh takashi.

Tentu saja langa senang, ia langsung menghampiri reki yang sibuk dengan suapan bubur lembeknya kemudian mengecup pipi nya.
"Aku lega kau baik baik saja"

Reki menggulum senyum getir, gerak tanganya berhenti menyendok makanan.
"Lega?, kau bahkan tidak memikirkan anakku yang telah tiada. Dan kau merasa lega karena itu?"

Langa tertohok dengan ucapan reki, bagaimana bisa reki berpikir jika langa tidak memikirkan anak mereka, tentu saja langa juga merasa sedih telah kehilangannya.

"Reki aku minta maaf" kata langa, ia mencoba meraih reki lalu menariknya menuju pelukannya tapi sang netra merah menepis tangannya.

Reki membelakangi langa tidak ingin melihatnya, hal itu juga guna untuk menyembunyikan wajahnya yang basah dengan air mata, sang netra merah membuat dinding kokoh tanpa pintu masuk untuk langa sedikitpun.

"Pergilah!" Usirnya mengkal.

Siang itu pada pukul 12, saat matahari sedang bersinar terangnya entah mengapa gemawan menghalangi sinarnya.

"Langa ayo kita akhiri saja ini"

"Reki apa maksudmu..?"

"Ayo bercerai"





















______________________________________
18-agustus-2024.
Aceh Tengah Takengon.

Kobayashi riku.
小林りく

he's mine ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang