Usai melepaskan rasa lapar sang bocah manis bersurai Crimson kembali pada kamarnya, tidak ingin merepotkan pria paruh baya yang nantinya akan menceramahinya jika dia tidak menurut.Pemandangan dari teras luar sangat menarik perhatiannya, karena di kamar itu tidak ada hiburan apapun bahkan ia sama sekali tidak memiliki ponsel, jadi lebih baik jika bermain diluar.
Baju tipis yang di pakai belum di ganti, masa bodoh dengan udara dingin diluar, dengan menghirup udara sudah membuatnya seperti tidak bisa merasakan sakit atau dingin.
Pemandangan begitu tenang akhir- akhir ini, jika ini mimpi semoga dia tidak pernah bangun lagi, hidup bersama orang asing ini sudah membuatnya seperti terlepas dari beban.
"Kira kira kaoru akan mencari ku tidak ya?" Gumamnya sendiri, benar juga bagaimana keadaan kakaknya di sana, Reki pergi tanpa berpamitan juga, pasti satu rumah akan mengkuatirkannya.
Iris ambernya beralih pada ruangan dalam, Reki baru menyadari kalau ada sebuket bunga di samping ranjang, bunga melati berikat pita merah dan terbungkus rapi, detik kemudian ia memutuskan untuk masuk kedalam mengambil buket bunga lalu kembali lagi ke teras.
Aroma semerbak Dari bunga putih ini sangat harum, seulas senyum terpatri saat menghirup serbuk bunga,banyak pertanyaan terlintas di benaknya.
Siapa yang meletakkan bunga di kamar?,
Dari siapa bunga ini?,
Siapa yang memberinya?,
Dari mana ini berasal?.Dan pertanyaan terakhir yang muncul.
Apa ini dari langa?.Semburat merah timbul di wajah kuningnya, baru saja ia memikirkan jika bunga ditangannya adalah pemberian langa, jika benar bagaimana alpha nya tau dia menyukai bunga melati?.
Ohh tidak...,apa baru saja ia bilang alpha nya?, rasa panas menjalar di wajahnya mengalahkan rasa dingin dari udara sekitar, jantungnya berpacu bak pacuan kuda, sampai debaranya saja bisa didengar jika ada seseorang bersamanya.
Hanyut dalam pikirannya sendiri, suara bariton dari arah bawah mengejutkannya sekaligus menyapu hayalanya barusan.
"Oi...bocah pakai bajumu sudah aku katakan kan jaga dirimu jika kau ingin aku masih hidup" teriakan dari pria paruh baya yang ia temui pagi ini dari halaman bawah.
"Astaga aku bisa gila jika mengurusmu terus terusan, sekali lagi aku peringatkan kau harus menjaga dirimu jika terjadi sesuatu yang di salahkan bisa saja aku, aku siap mati tapi tidak ditangan bocah"
Cengiran khasnya ia suguhkan untuk takagi.
"Maafkan aku, kalau begitu aku kembali saja ke kamar"Pria paruh baya mengacungkan jempol pertanda setuju.
"Itu bagus jika kau ingin keluar pakai baju lebih tebal agar tidak terkena flu""Baiklah, tapi pak Takagi apa bisa membantuku?"
Alis Surai gelap terangkat sebelah.
"Bantuan apa?" Tanyanya kemudian"Bisakah aku pinjam telepon, aku ingin menghubungi langa "
Pria Surai gelap selalu di buat bingung oleh bocah Rebel di teras atas tempat dia berdiri.
"Aku tidak tau dan tidak peduli apa yang ingin kau lakukan, jika kau ingin menelepon aku akan menyuruh kenta untuk naik keatas, tunggu saja dan jangan keluar dari kamar"
"Baiklah pak..!" Angguk Reki menurut, setelahnya dengan gembira ia kembali ke dalam kamar agar tidak membuat masalah bagi Takagi dan kenta lagi.
__
_
Mobil terparkir pada basement dengan apik, sang supir mengangguk pada dua orang dibelakangnya, bermaksud mengisyaratkan untuk segera turun.Detik setelahnya dua orang segera turun dari mobil, melangkah dengan kaki jenjangnya menuju bangunan menjulang tinggi yang akan jadi tempat bermusyawarah keduanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
he's mine ✔️
RandomOmegaverse Reki x langa. Fanfic renga SK infinity. _________________________________________ Book 1