16

129 10 6
                                    

"Apa kau akan pergi?" Reki berucap dengan nada sedih, ia duduk diatas kasur dengan memeluk lututnya sembari menggerutu.

Seolah tak mendengarkan langa terus sibuk membenahi dasinya, ia sudah rapi dan bersiap untuk pergi bekerja, kali ini langa akan pergi jauh untuk perjalanan bisnis mungkin berhari-hari baru ia akan kembali

"Maafkan aku sayang tapi aku harus pergi, jika bukan aku yang menghandle siapa lagi?"

Bibir reki semakin mengerucut ia menupang dagunya dan membuang pandangannya ke luar balkon.
"Kau melupakan sesuatu" lirihnya pelan tapi masih bisa di dengar oleh langa.

Pria blue mendengus geli, ia naik kekasur dan mengukung tubuh reki di bawahnya, bibir yang mengerucut itu di raupnya mesra lalu mengecupnya bekali kali.

"Aku akan cepat kembali, besok adalah hari pemeriksaan mu bukan?, bawa Takagi bersamamu saat ke rumah sakit okay"

"Baik" ucapnya dengan nada kurang menyenangkan masih tidak mau menatap langa.

"Apa apaan nada itu, tatap lawan bicaramu saat aku sedang mengajakmu bicara" langa menarik dagu reki hingga menghadapnya, wajah bersemu merah seperti maple namun dengan raut wajah kesal.
"Aku tau kau marah padaku tapi aku harus pergi"

"Yayaya, pergi saja kalau begitu" mendorong tubuh langa menjauh, reki masih malu malu dengan tatapan langa, wajah bersemu tak kunjung kembali seperti semula.

"Jaga dirimu baik-baik, setelah aku kembali apapun yang kau inginkan aku akan mengabulkannya"

"Apapun..?"

"Ya apapun, tapi jangan marah seperti ini lagi"

Reki mendengus panjang, kemudian mengangguk pelan.
"Baiklah selamat jalan"

"Ya" setelahnya langa mengecup dahi reki, detik kemudian punggung langa menghilang di balik pintu.

Reki menatap pintu yang baru tertutup itu, kemudian merebahkan tubuhnya dengan posisi terlentang, menatap langit-langit dengan tatapan penuh arti, bibirnya bergerak mengucapkan sesuatu namun tidak bersuara, yang ia coba katakan adalah.

'hari ini aku ulang tahun langa'

_

_

_

Mobil mewah berderu membelah jalanan, langa yang menjadi orang terpenting terus melirik jamnya berkali kali, takut jika terlambat untuk penerbangannya.

"Tuan anda yakin hanya membawa satu bodyguard saja?" Kenta berucap, sama halnya dengan langa ia juga sudah berpakaian rapi, tuxedo hitam dengan dasi abu-abu bergaris menambah kesan maskulin dan juga tampan?.

Selain menjadi pengawal langa dirinya juga yang menjadi sopir kemana-mana.

"Ya, yang terpenting adalah penjagaan dirumah aku takut jika reki dalam bahaya karena itu aku meninggalkan takagi bersamanya, aku sendiri bisa membela diri, senjata yang kubawa juga lebih dari cukup"

"Baik tuan, tapi apa kau yakin menghandle sendiri urusan ini?
Apa kau tidak menyuruh pegawai lain saja yang mengurusnya?"

"Tentu saja, ini sangat penting bagi kemajuan perusahaan kita karena itu hanya aku saja yang bisa hadir kesana kenapa kau bertanya seperti itu?"

"Ti-tidak intinya aku hanya ingin bertanya, apa kau melupakan sesuatu tuan?"

"Aku rasa tidak" langa beralih keluar jendela menikmati sepanjang jalan yang tenang dan tentram, bahkan cuaca begitu mendukung. Penerbangannya akan berjalan lancar kali ini.

Alis kenta terangkat sebelah, sebelah sudut bibirnya tersungging dalam hatinya ia berucap.
'aku yakin kau melupakannya tuan'

"Kenta..!" Langa memanggil membuat fokus kenta kembali lagi padanya.

he's mine ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang